logo seputarnusantara.com

Muhammad Najib : Kudeta Mesir, Pemerintah Jangan Keluarkan Statement

Muhammad Najib : Kudeta Mesir, Pemerintah Jangan Keluarkan Statement

Ir. H. Muhammad Najib, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

12 - Jul - 2013 | 19:55 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Setelah demonstrasi besar- besaran menentang Presiden Mesir Mohamed Morsi, Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Fatah al- Sisi pada 3 Juli 2013 mengumumkan pelengseran Presiden, dan penangguhan konstitusi. Al-Sisi mengangkat Adly Mansour sebagai pemegang jabatan sementara Presiden Mesir. Morsi berada dalam status tahanan rumah dan para pimpinan Ikhwanul Muslimin ditangkap.

Pengumuman tersebut diikuti dengan demonstrasi dan bentrok di penjuru Mesir antara pendukung dan penentang junta. Pengumuman tersebut juga diikuti dengan pernyataan oleh Imam Besar Al-Azhar Ahmed el-Thayeb, Paus Theodoros II dari Aleksandria, dan pemimpin partai oposisi Mohamed ElBaradei.

Pada 30 Juni 2013, pada peringatan tahun pertama terpilihnya Morsi, ribuan protestan dari penjuru Mesir berdemonstrasi di jalan menuntut pengunduran diri Presiden. Alasan dari tuntutan tersebut termasuk tuduhan bahwa sang Presiden semakin otoriter dan menjalankan agama Islam tanpa mempertimpangkan kepentingan pihak oposisi sekuler.

Demonstrasi yang sebelumnya damai menjadi penuh kekerasan saat lima penentang Morsi terbunuh dalam bentrokan terpisah dan penembakan. Di saat yang sama, pendukung Morsi melangsungkan demonstrasi di kota Nasr, salah satu distrik di Kairo- Mesir.

Menurut Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional), bahwa ternyata Kudeta tersebut mendapatkan dukungan dari sejumlah negara Arab dan negara- negara Barat. Sehingga kita tidak bisa melihatnya secara hitam- putih, demokrasi dan anti demokrasi.

” Walaupun secara sederhana, apapun alasannya, Kudeta itu tidak bisa dibenarkan. Tetapi ketika kita melihat kepentingan Indonesia dan hubungan dengan negara- negara Arab, kita harus bisa menahan diri untuk mengeluarkan statemen- statement yang justru dapat memperkeruh suasana politik,” ungkap Muhammad Najib kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR- Senayan, pada Kamis 11 Juli 2013.

Najib memaparkan bahwa, sementara ini tidak ada dampak yang serius bagi warga negara Indonesia yang berada di Mesir. Karena beberapa hari yang lalu, Muhammad Najib ke Mesir dan mendapatkan situasi dan kondisi disana bahwa kegiatan belajar- mengajar tidak terganggu, hanya ada beberapa tempat ada konsentrasi massa. Konsentrasi massa tersebut berada di lapangan Tahrir dan Rabiah al Adawiyah.

” Nah, kalau di Tahrir itu ada konsentrasi massa dari kelompok- kelompok kontra Morsi. Sedangkan di Rabiah al Adawiyah itu para pendukung Morsi. Memang seringkali ada konvoi- konvoi sporadis yang menyebabkan bentrokan- bentrokan fisik antara kedua belah pihak. Ketika saya di Mesir,  sempat terdengar rumor bahwa kelompok Morsi akan melakukan long march ke Tahrir, namun dapat dicegah oleh aparat militer karena dikhawatirkan akan terjadi bentrokan yang tidak terkendali. Alhamduilillah, WNI yang berada di Mesir yang sebagian besar merupakan mahasiswa, yang tinggal di Al- Azhar dan Nasr City relatif jauh dari konsentrasi massa, sehingga relatif aman,” tegas Najib.

Selain itu, lanjutnya, kebutuhan- kebutuhan pangan masih terpenuhi karena pasar masih normal, hanya saja toko- toko yang berada di sekitar Tahrir dan Rabiah al Adawiyah tutup. Tempat- tempat pariwisata juga sangat sepi, karena hampir tidak ada turis yang datang, padahal pariwisata adalah satu dari tiga pendapatan terbesar dari negara Mesir.

” Menurut saya, kita tidak bisa menyimpulkan ada intervensi langsung dari Amerika Serikat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Amerika dan Israel merupakan dua negara yang sangat berpengaruh terhadap Mesir. Bantuan Amerika lebih dari Rp 11 Triliun/ tahunnya. Tentu dalam batas tertentu, sebelum para Jenderal melakukan Kudeta, pasti melakukan komunikasi dengan Amerika, karena mereka kalau misalnya diblokir oleh Amerika, akan kewalahan. Buktinya juga, negara- negara di Timur Tengah juga memberikan bantuan cukup besar ke Mesir seminggu setelah Kudeta dilakukan. Amerika juga memberikan komitmennya tetap memberikan bantuan, bahkan dalam waktu dekat akan memberikan pesawat tempur F-16. Nah artinya, Amerika merestui rezim militer yang baru ini,” ungkap Politisi PAN ini.

” Menurut saya, sikap pemerintah Indonesia dengan adanya Kudeta di Mesir, sebaiknya Pemerintah Indonesia tidak memberikan statement apapun terkait peristiwa Kudeta Mesir tersebut,” pungkas Muhammad Najib di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline