logo seputarnusantara.com

Kadispenda Boven Digul Yang Raih Penghargaan Ini, Pernah Narik Becak

Kadispenda Boven Digul Yang Raih Penghargaan Ini, Pernah Narik Becak

Drs. Marlinus (kiri), Penerima Penghargaan

15 - Sep - 2014 | 14:28 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Siapa sangka, Kadispenda (Kepala Dinas Pendapatan Daerah) penerima penghargaan ini pernah mengalami hidup pahit. Ia terpaksa jadi kuli bangunan dan narik becak semasa SMA (Sekolah Menengah Atas). Padahal umumnya, masa-masa SMA adalah masa-masa remaja yang paling indah dan penuh hura-hura.

Tapi bagi Drs. Marlinus, Kadispenda Boven Digul, Papua ini, semuanya itu tidak sempat dialaminya. Kehidupan keluarganya yang serba sangat amat sederhana menuntutnya untuk mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga saat sekolah di Palopo, Sulawesi Selatan.

Marlinus terpaksa menjadi kuli bangunan sepulang sekolah pada siang hari, dan menjadi tukang becak pada malam hari. Hampir 3 tahun ia jalani hidup demikian, sebelum ia kuliah. Sebab itu pula, mentalnya terlatih pada kondisi tersebut.

Bahkan ketika kuliahpun, ia menjadi pekerja meubel (tempat tidur, lemari, meja-kursi, dan lain sejenisnya) dan menumpang di rumah saudara jauh di Makassar, Sulawesi Selatan. Hal itu ia lakukan, untuk menutupi kebutuhan uang kuliah dan biaya makannya.

Setelah lulus kuliah, putera Toraja inipun akhirnya merantau ke Merauke, Papua. Ia testing dalam penerimaan PNS (Pegawai Negeri Sipil) di instansi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), dan ditempatkan di kecamatan Jair, Merauke, Papua.

Jadi pegawai BKKBN-pun, Marlinus tak lantas enak. Iapun harus berjuang keras untuk menjalankan tugasnya. Karena slogan BKKBN dengan ‘Dua Anak Cukup’, itu sangat ditentang masyarakat Jair. Iapun akhirnya menemukan cara komunikasi yang pas.

Dengan memberi pencerahan, mengatur jarak kelahiran anak, dari 3 hingga 5 tahun, maka itu akan menghindari laju tingkat kematian ibu melahirkan. Selain itu, memberi peluang bayi sehat, karena ibu bisa menyusui dengan cukup waktu. Setelah siap, baru kemudian memprogram punya anak lagi. Demikian cara pencerahan yang dilakukan, dan sangat berhasil.

Sepuluh tahun Marlinus di Jair, Merauke dengan memanfaatkan momen yang tergolong aneh namun efektif. Karena ia masuk ke berbagai acara kerohanian, acara-acara kemasyarakatan diluar jam kantor, untuk menjelaskan hal tersebut. Sehingga kaum ibu, bahkan kaum bapakpun, dapat sama-sama memahami dan punya anak-anak secara terencana.

Karirnyapun melaju tanpa ia ketahui sebelumnya. Karena sebelum diberi kepercayaan oleh Bupati Boven Digul menjadi Kadispenda, Marlinus sempat jadi Kabag Humas Setwan (Sekretariat Dewan) DPRD, yang berlanjut menjadi Kabag Umum Setda (Sekretariat Daerah) Kabupaten Boven Digul.

Ketika Marlinus diberi kepercayaan sebagai Kadispenda (Kepala Dinas Pendapatan Daerah), juga tidak serta-merta enak. Karena waktu itu, angka PAD (Penerimaan Asli Daerah masih berkisar Rp. 600 jutaan. Namun sejak tahun 2011 ditanganinya, PAD melonjak hingga Rp. 7 miliar per- tahun 2013. Wah…Hebat!

Tapi ada 22 Perda (Peraturan Daerah), yang ditetapkan berkaitan dengan pengelolaan retribusi dan pajak. Dan sudah pasti, Perda-perda tersebut langsung diefektifkan. Namun diakuinya, sosialisasi Perda-perda tersebut awal-awalnya, penuh tantangan. Karena sebelumnya, beberapa pengelolaan itu ditangani masyarakat sendiri. Sebab Kabupaten Boven Digul merupakan pemekaran dari kabupaten Merauke, sejak tahun 2002.

“ Ya, waktu saya pertama menjabat, PAD kita masih Rp. 600 jutaan tahun 2011. Tapi sekarang memang sudah mencapai Rp. 7 miliar lebih tahun 2013 lalu. Memang hasil tersebut didukung munculnya 22 Perda yang berkaitan dengan PAD,” ungkapnya tanpa ekspresi.

Sosok low profile ini memang nyaris tak seperti pejabat yang suka jaga image alias ‘jaim.’ Dia terlihat biasa-biasa saja, bahkan ketika mengungkapkan hal yang mungkin spektakuler bagi yang lain. Padahal, apa yang diwujudkannya sangat langka. Karena dalam 3 tahun sebagai Kadispenda, terhitung 11,6 kali lipat atau 1.166 persen dari pertama.

Kaget Ketika Dinominasikan
Sebab itu, Lembaga Anugerah Prestasi Insani, Jakarta (Yayasan Anugerah Prestasi Insani) tak ragu menetapkan Marlinus sebagai penerima penghargaan ‘The Best Executive Achievement Awards 2014.

Dengan segala perjuangannya, ia pantas meraih penghargaan itu. Penghargaan tersebut diraih atas prestasinya sebagai insan yang mengabdikan dirinya bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

Acara penyerahan penghargaan dilangsungkan pada hari Jum’at, 29 Agustus 2014 malam, di Grand Ballroom, Hotel Lumire, Jakarta. Ada 38 tokoh dari berbagai daerah, yang menerima penghargaan, termasuk Wakil Bupati Bengkulu, Wakil Ketua DPRD Pelalawan, Riau, dan salah seorang Ketua DPRD.

Usai menerima penghargaan, Marlinus yang ditanya wartawan mengaku kaget sebelumnya, ketika namanya masuk dalam nominasi. Ia tak pernah menyangka akan menerima penghargaan malam itu.

“ Terus terang. Saya merasa kaget sebelumnya, nama saya masuk nominasi penerima penghargaan dari Lembaga Anugerah Prestasi ini,” ujarnya kepada wartawan, usai menerima penghargaan di Jakarta.

Marlinus merasa belum pantas menerima penghargaan atas kinerjanya. Sebab selama 3 tahun lebih jadi Kadisenda Boven Digul, ia bekerja hanya kerja keras dan ikhlas.

“ Selama 3 tahun terakhir jadi Kadispenda, saya merasa bekerja sesuai tupoksi saya. Saya tidak pernah tahu sebelumnya, akan ada lembaga independen yang menilai di kemudian hari. Ya, tentu saya sudah biasa bekerja keras dan ikhlas,” terangnya.

Ditanya, apakah merasa terbebani dengan diraihnya penghargaan, Marlinus yang merupakan ayah 2 anak ini mengatakan, merasa tambah beban secara positif.

“ Memang, ada semacam tambahan beban secara positif, bahwa saya harus bisa bertanggung-jawab atas predikat penghargaan ini. Tentu, saya harus lebih baik lagi dari sekarang,” imbuhnya.

Sementara itu, penghargaan yang diberikan Lembaga Anugerah Prestasi Insani, Jakarta malam itu berupa Piala, Sertifikat, Pigura Besar dan Medali. Diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Lembaga Anugerah Prestasi Insani, Prof. DR. H.B Katili, MM, dan Chairman, Danny PH Siagian, SE, MBA, MM, didampingi Ketua Pelaksana, Moody J. Prang, SE.

Selain penghargaan dari Lembaga Anugerah Prestasi Insani, juga diberikan penghargaan dari Yayasan Penghargaan Indonesia, kepada beberapa tokoh. Tak ketinggalan, para penerima penghargaan dihibur artis lawas 80-an, Ratih Purwasih didukung Maya Angela. (Aziz/Dans)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline