logo seputarnusantara.com

Mahfudz Siddiq : Konsep Pertahanan Terpadu Tri Matra Harus Dikembangkan

Mahfudz Siddiq : Konsep Pertahanan Terpadu Tri Matra Harus Dikembangkan

Drs. H. Mahfudz Siddiq, M. Si., Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera)

30 - Okt - 2014 | 21:02 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Indonesia memang negara maritim dan juga negara kepulauan. Tetapi dalam perspektif pertahanan, bukan berarti kita hanya memperkuat matra laut saja. Karena, dalam konsep pertahanan, untuk menjaga seluruh wilayah NKRI maka dibutuhkan sebuah paradigma pertahanan terpadu tri matra yaitu darat, laut dan udara.

Hal tersebut disampaikan oleh Drs. H. Mahfudz Siddiq, M. Si., Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahetra) kepada seputarnusantara.com di ruang Pimpinan Komisi I DPR, pada Kamis 30 Oktober 2014. Menurutnya, mengapa harus tri matra? Karena wilayah Indonesia terdiri dari wilayah darat, laut dan udara.

” Saya ambil contoh, walaupun 70% wilayah Indonesia adalah laut, tetapi kedaulatan wilayah Indonesia itu ya darat, laut dan udara. Kita tidak bisa hanya mengamankan wilayah laut saja, kemudian wilayah udara kita dengan bebas dilintasi pesawat- pesawat asing. Dalam seminggu terakhir ini saja, sudah 2 kali wilayah udara kita disusupi pesawat asing,” ungkap Mahfudz Siddiq.

Selanjutnya, dia menjelaskan, dalam konteks Indonesia sebagai negara maritim memang potensi kerugian negara terbesar dari wilayah laut. Akibat belum maksimalnya kontrol pertahanan wilayah laut kita, ini karena akibat berbatasan dengan 10 negara. Apakah itu penyelundupan BBM, perompakan di laut, pencurian ikan, bahkan penyelundupan kayu juga melalui jalur laut.

” Memang ada skala prioritas bagi negara dan TNI untuk mempercepat peningkatan kekuatan matra laut. Seperti penambahan alutsista, penambahan kapal patroli dan pesawatnya, itu sangat diperlukan. Termasuk juga penambahan jumlah personil. Jadi psotur kekuatan angkatan laut kita perlu segera ditambah,” tegas Mahfudz Siddiq, Politisi dari PKS ini.

Untuk mengamankan wilayah udara, lanjutnya, sebenarnya angkatan udara tidak terlalu butuh banyak personil. Karena AU lebih didominasi oleh aspek teknologi, misalnya untuk kontrol wilayah udara, kita tidak membutuhkan banyak pilot pesawat tempur, tetapi butuh radar yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia termasuk satelit. Sehingga yang dibutuhkan adalah sebuah basis operasi untuk memonitor wilayah udara Indonesia melalui citra satelit dan radar itu. Baru kalau ada serangan untuk mencegah, maka kita kerahkan pilot dan pesawat tempurnya.

Lebih jauh, Ketua Komisi I DPR ini menjelaskan, untuk wilayah laut kita membutuhkan personil dan alutsista yang cukup banyak, karena luasnya wilayah lautan kita. Oleh karena kita berbatasan dengan 10 negara. Di wilayah perbatasan dengan 10 negara tersebut, kita harus punya kemampuan patroli laut yang efektif, karena lalu lintas orang dan barang ini lebih banyak di perbatasan.

” Kemudian, kita punya 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Tiga ALKI ini menjadi jalur pelayaran internasional, ini juga sangat rawan. Selanjutnya, kita punya celah- celah antar pulau yang sebagian besar pulau itu belum dihuni, ini menjadi kawasan rawan dari berbagai bentuk kejahatan. Jadi ada 3 kondisi wilayah kita secara kelautan, sehingga butuh postur angkatan laut yang kuat. Kita butuh kapal selam minimal 6 buah, kapal patroli yang cukup hingga ratusan kapal patroli, kita butuh kapal cepat untuk menjangkau wilayah yang jauh dan juga butuh pesawat untuk mengamankan wilayah laut kita,” pungkas Mahfudz Siddiq di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline