logo seputarnusantara.com

Fahira Idris : Masalah Jakarta Kompleks, Kami Fokus Pada Perempuan dan Anak

Fahira Idris : Masalah Jakarta Kompleks, Kami Fokus Pada Perempuan dan Anak

Fahira Idris, SE., MH., Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Republik Indonesia dari Provinsi DKI Jakarta

13 - Nov - 2014 | 11:58 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Melihat kompleksitas persoalan di Jakarta seperti banjir, macet, transportasi, pemukiman kumuh, kriminalitas, pelecehan seksual, kekerasan terhadap anak dan perempuan serta tata ruang wilayah yang tidak baik, sehingga memungkinkan interaksi sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan pendidikan tidak bisa berjalan secara maksimal.

Menurut Fahira Idris, SE., MH., Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI dari Provinsi DKI Jakarta, bahwa permasalahan yang ada di Jakarta, sebenarnya juga merupakan permasalahan di tingkat nasional. Memang permasalahan di ibukota Jakarta itu tidak hanya masalah kemacetan dan banjir saja, tetapi masih banyak lagi permasalahan yang menyelimuti Ibukota Jakarta, seperti permasalahan anak dan perempuan.

” Sebenarnya semua daerah mempunyai permasalahan yang hampir sama, cuma berbeda dalam bentuk dan intensitasnya. Ini merupakan tugas bersama untuk menyelesaikan antara Pemprov (pemerintah provinsi, red.), DPRD DKI Jakarta, Anggota DPR Dapil DKI Jakarta dan Senator di DPD yang mewakili Jakarta seperti saya ini,” ungkap Fahira Idris kepada seputarnusantara.com di Hotel Sultan- Senayan, pada Rabu 12 November 2014.

Fahira Idris memaparkan, tanggung- jawab anggota DPD sebenarnya sangat besar untuk mengatasi permasalahan yang ada di Jakarta. Walaupun anggota DPD juga mempunyai keterbatasan, namun, Fahira Idris tidak melihat keterbatasan sebagai sebuah alasan dan halangan. Justru menurutnya, ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh anggota DPD.

” Apalagi konstituen kita itu tidak mau tahu dan tidak peduli apakah kita itu ada atau nggak. Mereka mikirnya bahwa sudah memilih saya, maka apa yang bisa saya berikan ke mereka. Cuma, permasalahan kewenangan di DPD ini terkadang menjadi kendala tersendiri. Namun saya justru sebaliknya, tetap berusaha untuk memenuhi dan memperjuangkan kepentingan mereka (rakyat, red). Yang penting kita bisa mensiasati hal tersebut dan bisa menyelesaikan suatu permasalahan. Saya sudah mencoba untuk memecahkan permasalahan di DKI ini tidak sendirian, apalagi dengan kewenangan DPD yang sedikit. Ke depan disamping berjuang melalui Komite di DPD, saya juga akan melakukan pendekatan dengan DPR,” tegas Fahira Idris dengan penuh semangat.

Lebih jauh Fahira Idris menjelaskan bahwa penyelesaian permasalahan di DKI Jakarta merupakan tugas dari para stakeholders. Instansi terkait sangat menunjang percepatan penyelesaian permasalahan. Sebab, kalau tidak saling mendukung, dan masing- masing instansi melempar tanggung- jawab, maka permasalahan yang kompleks di DKI Jakarta tak akan pernah kunjung padam.

” Kalau para stakeholders saling mendukung, maka permasalahan itu akan cepat selesai. DPD bersinergi dengan DPR dalam mengatasi permasalahan juga sangat bagus. Sebab kita kan punya konstituen masing- masing. Apabila antara DPD dan DPR bersama- sama, tentu akan mempercepat penyelesaian persoalan di Jakarta,” terang Putri dari Fahmi Idris ini.

Selanjutnya dia memaparkan, kalau kita saling back-up tentu akan lebih bagus. Supprort itu sangat penting dalam menjalankan tugas. Memang gaya blusukan seperti Presiden Jokowi itu bagus dan kita akui bisa melihat langsung kondisi masyarakat. Kita juga turun ke lapangan ke beberapa kecamatan di Jakarta untuk melihat langsung kondisi real masyarakat. Walaupun sekarang era teknologi, twitter, facebook dan media sosial sudah marak, tetapi tidak semua masyarakat sudah menggunakan teknologi seperti itu. Oleh karena itu, turun ke bawah merupakan salah satu cara untuk menyerap aspirasi masyarakat dan melihat langsung kondisi real rakyat.

” Walaupun pengguna media sosial di Jakarta sudah cukup banyak, tetapi tidak semua masyarakat sudah melek teknologi. Saya membuktikan pada saat kampanye pemilu Legislatif kemarin, pemilih- pemilih saya itu mayoritas justru yang sering saya datangi langsung, bukan pengguna sosial media. Jadi saya komunikasi langsung dengan konstituen, sehingga sering turun ke bawah menemui rakyat. Dan alhamdulillah saya memperoleh suara terbanyak untuk Anggota DPD DKI Jakarta,” ucap Fahira Idris, Ketua GENAM (Gerakan Nasional Anti Miras) ini.

Fahira Idris menegaskan, disamping turun ke bawah langsung menemui konstituen, dirinya juga aktif di media sosial, seperti facebook dan twitter. Followers Fahira Idris kini sudah mencapai angka 150 ribu orang. Sehingga dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada pengguna media sosial yang telah mendukung dan memilihnya pada pemilu Legislatif kemarin. Jadi, kita sangat merasakan sekali manfaat media sosial baik saat kampanye maupun setelah menjadi anggota DPD RI. Ini menurutnya berkah tersendiri, karena tidak semua caleg aktif menggunakan media sosial.

” Pemilih sekarang ini pintar, mereka terkadang tidak mau memilih kalau belum ketemu dan bertatap muka secara langsung. Maka disamping aktif di media sosial, saya juga aktif menemui rakyat. Dalam waktu dekat ini kan Reses, saya akan turun menemui masyarakat dan akan memenuhi janji saya memberikan pelatihan- pelatihan khususnya kepada masyarakat yang kurang mampu,” tandasnya.

Menurutnya, banyak remaja di DKI Jakarta yang mengeluh karena sulit mencari pekerjaan dan susah mencari makan. Kita bicara Jakarta, jangankan di pulau seribu yang jauh, di sekitar Monas yang sangat dekat dengan istana saja, masih banyak rakyat yang susah mencari makan. Ini merupakan fenomena aneh tapi nyata. Di tengah gemerlapnya ibukota, tetapi masih banyak rakyat yang sulit mencari makan, ini membuatnya miris.

” Saya di DPD ada di Komite III, dan saya merupakan satu- satunya perempuan di Komite III. Komite III ini salah satu tugasnya adalah pemberdayaan masalah perempuan. Persis banget dengan fokus saya di bidang pemberdayaan perempuan dan ekonomi kreatif serta UKM (Usaha Kecil Menengah). Target saya adalah Jakarta menjadi kota layak anak dan aman bagi perempuan. Karena di Jakarta ini tingkat kriminalitasnya masih tergolong tinggi. Masih banyak terjadi pelecehan seksual, KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), kekerasan terhadap anak dan perdagangan manusia,” tegas Fahira Idris dengan berapi- api.

Lebih lanjut Fahira Idris menandaskan bahwa, dirinya sebagai wanita sudah barang tentu akan fokus terhadap masalah perempuan. Karena tidak semua laki- laki fokus terhadap masalah ini. Kita fokus juga untuk menurunkan tingkat kriminalitas di Jakarta. Kerjasama ini dengan Puska krim (pusat kajian kriminologi) Universitas Indonesia, agar angka kriminalitas di Jakarta bisa menurun. Tata ruang dan tata kota Jakarta, juga sangat mempengaruhi tingkat kriminalitas yang ada.

” Saya keget, ternyata hasil kajian dari Puska krim UI bahwa 80% narapidana itu berawal dari miras (minuman keras). Pelaku kriminal seperti pencuri, pembunuh, perampok, pemerkosa dan lain- lain…itu justru awalnya dari minum miras. Sedangkan di Jakarta ini belum ada Perda (peraturan daerah) tentang miras. Jadi belum ada regulasi mengenai kontrol yang ketat terhadap peredaran miras ini dari pemerintah. Belum ada pengendalian yang ketat mengenai miras ini, sehingga masih banyak dijual di minimarket dan toko- toko lainnya. Kami akan menghadap Plt. Gubernur DKI Jakarta untuk membicarakan masalah peredaran miras ini, Insya Allah tanggal 19 November ini saya akan ketemu beliau,” ungkapnya.

Fahira Idris berharap, Jakarta menjadi kota panutan bagi kota lain di Indonesia. Jangan sampai Jakarta justru menjadi kota yang terbelakang. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan dan stakeholders harus terus melakukan edukasi. Sekarang kita punya Presiden yang menggelorakan Revolusi Mental. Revolusi Mental inilah yang akan digenjot oleh Fahira Idris agar Jakarta menjadi kota yang lebih baik dan beradab, terutama terhadap perlindungan perempuan dan anak.

” Jangan lupa juga mengenai pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sebab kita akan menghadapi AFTA (ASEAN Free Trade Area, red). Maka ekonomi kreatif harus terus digalakkan dan dikembangkan. Saya sedang merancang Undang- Undangnya, supaya kita tidak tergilas dengan masyarakat ekonomi ASEAN. Jangan sampai mereka yang untung sedangkan kita hanya menjadi penonton saja,” pungkas Fahira Idris di penghujung wawancara dengan wartawan seputarnusantara.com. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline