logo seputarnusantara.com

Ketua MA : Setiap Tahun Indonesia Rugi Rp 9 Triliun Akibat Kejahatan Lingkungan

Ketua MA : Setiap Tahun Indonesia Rugi Rp 9 Triliun Akibat Kejahatan Lingkungan

12 - Jan - 2015 | 15:25 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, tak heran apabila banyak pihak yang tertarik dengan Indonesia. Namun sayang, dampak negatif yang terjadi di lingkungan hidup lebih banyak terjadi, dibandingkan pelestarian sumber daya alamnya.

Ketua MA, M Hatta Ali mengakui, akibat kejahatan dalam tindak pidana lingkungan hidup, Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar setiap tahunnya. Tak hanya dalam kasus illegal logging, illegal fishing, namun juga pencurian satwa langka yang tak pernah berhenti dilakukan oleh para oknum tak bertanggung jawab.

“Setiap tahun kita mengalami kerugian Rp 9 triliun atau USD 729 miliar per- tahun. Meskipun data yang akurat susah didapat karena pelaku kejahatan berusaha menutupi kejahatannya,” ujarnya dalam pidato pembukaan Lokakarya terpadu bagi sektor pengadilan dan penanganan perkara untuk perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia, di Hotel Shangri-la, Jalan Sudirman, Jakpus, Senin (12/1/2015).

Menurutnya, saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang cepat, dengan tuntutan pemberdayaan energi, infrastruktur, SDA serta SDM yang dihasilkan. Kasus kejahatan lingkungan hidup yang marak terjadi, menjadi salah satu penghambat pembangunan negara.
?
“Saat ini kita memikirkan bagaimana negara mengembangkan keanekaragaman hayati dan masyarakat untuk memajukan kemakmuran di bidang ekonomi. Sehingga kejahatan seperti ini harus dihentikan,” jelasnya. ??Sementara Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake dalam pidatonya mengatakan, untuk memberantas kejahatan lingkungan hidup, memerlukan kerjasama antara semua pihak, khususnya para penegak hukum.

“Memberantas kejahatan kehutanan dan satwa liar memerlukan tindakan kolaboratif dan kerjasama antara lembaga pemerintah, serta organisasi non-pemerintah, masyarakat sipil, masyarakat setempat, pengacara, dan sektor swasta,” jelasnya.

“Penyelidik, penuntut, dan hakim masing-masing memiliki peran yang sangat penting sebagai penegak keadilan, untuk menjaga sektor peradilan yang adil, transparan dan akuntabel, serta kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia,” sambungnya.

?Lokakarya ini berfokus pada penegakan hukum Indonesia dan peraturan yang efektif dalam pengelolaan SDA dan peranan peradilan dalam melindungi keanekaragaman hayati, termasuk laut. Sampai saat ini, pemerintah AS melalui USAID telah menginvestasikan USD 232 juta di lebih dari 40 negara, termasuk USD 32 juta untuk pelestarian dan pengelolaan hutan di Indonesia. (dtc/Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline