logo seputarnusantara.com

Dialog Kenegaraan DPD RI : “Premium (Akan) Dihapus, Apa Dampaknya?”

Dialog Kenegaraan DPD RI : “Premium (Akan) Dihapus, Apa Dampaknya?”

24 - Apr - 2015 | 11:15 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. DPR RI khususnya Fraksi Gerindra menolak apabila bulan Mei 2015 nanti, pemerintah jadi mengganti premium dengan Pertalite, BBM baru beroktan 90. Apabila Pertalite hanya sebatas sebagai alternatif maka tidak masalah. Demikian disampaikan Ramson Siagian (Anggota Komisi VII DPD RI, Fraksi Gerakan Indonesai Raya, Gerindra) dalam Dialog Kenegaraan di Coffee Corner DPD RI, Rabu (22/04/2015).

Dialog kenegaraan dengan tema “Premium (akan) dihapus, Apa Dampaknya?” Hadir sebagai pembicara Ramson Siagian (Anggota Komisi VII DPD RI, Fraksi Gerakan Indonesia Raya, Gerindra) dan Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika (Direktur Eksekutif INDEF, Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya).

PT Pertamina (Persero) berencana menghapus bensin jenis RON (Research Octane Number) 88 atau premium mulai Mei mendatang. Pertamina akan meluncurkan bensin baru pengganti Premium, kabarnya nama bensin baru ini adalah Pertalite dengan RON 90.

Ramson Siagian mengatakan kebijakan tentang penggantian premium. Pertamina menjelaskan Pertalite sebagai produk alternatif, dan bensin reguler adalah premium. Apabila rencana penggantian dari premium ke Pertalite dengan Ron 90, maka kebijakan itu sangat menyulitkan rakyat. “Kami (DPR) menuntut kepada Pertamina untuk tetap menjual premium ron 88, dan kalau menjual Pertalite Ron 90 hanya sebagai alternatif, bukan diganti sepenuhnya,” tegas Ramson.

Prof.Dr. Ahmad Erani Yustika (Direktur Eksekutif INDEF, Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya menuturkan bila ingin mereformasi migas maka akar problem mafia migas ada dihulu migas. Tidak jelasnya data-data produksi, belum pada cost recorvery yang besar, seharusnya Tim Reformasi Tata Kelola Migas mampu menyentuh hal itu. “Kita harus memulainya dengan cara pengkajian yang lebih sistematis, kita buka cara dan praktek yang terjadi,” ujar Ahmad Erani.

Menanggapi akan adanya penggantian premium dengan pertalite, Ahmad Erani Yustika mengatakan apabila tidak hati-hati, kenaikan harga minyak yang dinilai merugikan golongan menengah keatas malah golongan bawah yang akan terkena imbas besar karena akibat kenaikan harga minyak maka harga pangan semakin tinggi.

“ Pada saat ini yang perlu diwaspadai adalah proses pembuatan kebijakan, kerap kali kita kehilangan momentum. Kita harus fokus pada prioritas masalah yang dihadapi, dengan terus konsisten dan kolega yang kuat maka masalah akan selesai dituntaskan. (dpd.go.id/Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline