logo seputarnusantara.com

Johnny G. Plate : Siapa Bilang Ekonomi Indonesia Sama Dengan Tahun 1998?

Johnny G. Plate : Siapa Bilang Ekonomi Indonesia Sama Dengan Tahun 1998?

Johnny G. Plate, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi NasDem

1 - Jul - 2015 | 12:42 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. “ Kondisi krisis yang terjadi pada saat ini sangat jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada Tahun 1998.” Pernyataan ini disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi NasDem Johnny G. Plate usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Penyusunan RUU Tentang Bank Indonesia Komisi XI dengan Mantan Gubernur BI, di Senayan, Senin (29/6/15).

Menurutnya, kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 1998 lebih dipengaruhi oleh kondisi politik pada saat itu jelang berakhirnya masa rezim pemerintahan orde baru. “Sementara pada saat era reformasi kita mengisinya dengan pembangunan,” ujarnya.

Plate mengapresiasi rencana kebijakan keuangan pemerintah yang lebih berdimensi jangka panjang. Menurutnya, dalam politik APBN, pemerintah sekarang sudah mencanangkan untuk mengurangi belanja-belanja yang bersifat konsumtif secara bertahap. Setelah itu dialihkan dengan meningkatkan belanja–belanja modal yang produktif.

Wakil Ketua Fraksi NasDem ini menjelaskan, neraca perdagangan kita saat ini dalam situasi posisi positif. Penurunan impor yang terjadi saat ini lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor, walalupun transaksi berjalan negatif.

Ia berpendapat, untuk saat ini devisa kita cukup kuat karena BI secara selektif melakukan intervensi dalam menjaga stabilitas penarikan (uang). Yang terpenting adalah jangan terfokus dengan melemahnya nilai rupiah yang dianggap membahayakan negara, sebab menguatnya rupiah juga akan tetap membahayakan ekspor. “Jadi dengan kondisi seperti ini kita ambil saja manfaat baiknya,” terangnya.

Plate menambahkan, “Hal yang paling dibutuhkan pada saat ini adalah bagaimana pemerintah, khususnya BI, dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang dunia sehingga para pengusaha dapat menghitung hak-hak pokoknya, serta terkendalinya harga jual komoditas impor.”

Lebih jauh dia berpendapat, secara keseluruhan perekonomian Indonesia sebetulnya masih terkendali dengan baik walaupun ada pelemahan. Yang dibutuhkan sekarang untuk mengatasi perekonomian domestik adalah mendorong secepatnya realisasi penyerapan belanja modal. Hal ini penting karena nantinya akan melibatkan tenaga kerja yang tidak sedikit sehingga bisa mendorong stimulus perekonomian, khususnya perekonomian daerah.

Diakui, memang banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), namun hal ini banyak terjadi pada sektor dengan komoditas ekspor, akibat terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi regional dan dunia. “ Nah yang paling penting sekarang ini bahwa desain industri kita itu tidak saja berorientasi ekspor, tapi harus juga ia berorientasi untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Walaupun suatu saat terjadi pelemahan kebutuhan ekspor tapi konsumsi domestik kita tetap kuat,” terang Plate.

Ia menyebut contoh kebijakan Industri di Tiongkok yang tidak hanya berorientasi kepada ekspor tetapi juga untuk pemenuhan konsumsi domestiknya, bahkan substitusi import. “Nah sekarang manfaatnya adalah pada saat pelemahan ekonomi dunia, walaupun pertumbuhan Cina menurun tetapi konsumsi domestiknya kuat,” tegasnya.

Plate menganjurkan semestinya Indonesia dapat melihat ke arah yang sama, yaitu membangun industri yang berbasis bagi kepentingan domestik kita. “Kedua untuk basis ekspor,” anjurnya.

Anggota badan anggaran DPR dari Fraksi NasDem ini juga membandingkan Indonesia dengan Malaysia yang mempunyai visi 2020. Visi negara tetangga ini menyebutkan bahwa Malaysia akan menjadi negara maju yang berpenghasilan USD 15 ribu ke atas.

Menurutnya, Indonesia bisa mengambil kesempatan yang sama dari hal tersebut. Pada saat pertumbuhan negara tetangganya meningkat maka daya beli pasti meningkat, “Kita punya produksi di samping untuk industri domestik juga bisa mengisi kebutuhan negara tetangga,” ujarnya mengakhiri. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline