logo seputarnusantara.com

Dewan Pimpinan Pusat KOWANI Santuni Anak Penyandang Dissabilitas

Dewan Pimpinan Pusat KOWANI Santuni Anak Penyandang Dissabilitas

15 - Jul - 2015 | 14:58 | kategori:Headline

Depok. Seputar Nusantara. Dewan Pimpinan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) memberikan santunan kepada anak cacat ganda di Wisma Palsigunung Cimanggis Depok, Kamis, 9 Juli 2015.

Acara santunan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan : Bulan Solidaritas Sosial KOWANI tahun 2015 dan juga dalam rangka memperingkati Hari Anak Nasional. Pilihan kunjungan ke anak dissabilitas merupakan wujud kepedulian KOWANI kepada anak-anak yang mendapat kendalam fisik dan mental dalam menjalani hidupnya sehari-hari.

“Mereka adalah anak Indonesia yang harusnya tetap mendapatkan hak-haknya sebagaimana diamanahkan UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU No 35 tahun 2014 tentang amandemen UU Perlindungan Anak. Seharusnya tidak boleh ada istilah cacat karena mereka sehat secara jasmani. Istilah yang kita pakai adalah anak penyandang dissabilitas” ujar Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum KOWANI.

Giwo yang juga mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku prihatin dengan masyarakat yang menempatkan anak penyandang dissabilitas sebagai aib sehingga anak tersebut diikat kebebasannya, tak boleh keluar rumah agar tidak diketahui public bahwa dalam keluarga tersebut terdapat anak penyandang dissabilitas. Masalah lainnya menurut Giwo adalah masalah kesehatan dan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan secara layak.

“Dari kunjungan ke Wisma Tuna Ganda ini kita memiliki pemahaman yang lebih konfrehensif bahwa masalah utama mereka adalah kesehatan. Anak-anak di sini memiliki ke cacatan yang ganda, maksudnya lebih dari satu jenis kecacatan. Misalnya ada anak yang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara sehingga ia hanya bisa berjalan. Itupun jalannya dengan ujung kakinya” tutur Giwo

Dalam kunjungan KOWANI ke Wisma Tuna Ganda, Giwo beserta rombongan pengurus diterima oleh Pengurus Yayasan. Kristin, pengasuh Wisma menjelaskan bahwa semua penghuni wisma ada 28 orang. Dari awal berdiri tahun 1975 sampai saat ini, menurut Kristin penyebab anak-anak tidak lagi mendiami wisma karena mereka meninggal dunia.

“Dengan kondisi kecacatan ganda tersebut, anak-anak harus mendapatkan perhatian 24 jam. Kita tidak bisa membuat target berapa tahun mereka bisa berhasil dalam proses belajarnya. Karena keberhasilan mereka ada di sini adalah ketika mereka bisa mandiri, menyiapkan peralatannya sendiri, bisa makan sendiri, mandi sendiri” Ujar Kristin

Bagaimana anak-anak penyandang dissabilitas ini ada di dalam Panti atau Wisma? Kristin menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan anak-anak tersebut dari Dinas Sosial yang sebelumnya diasuh di panti lain. Selain itu Kristin menambahkan ada diantara anak-anak yang tinggal di panti karena memang dititipkan orang tuanya.

“Ada juga dititipkan orang tuanya lalu mereka menghilang, pindah rumah dan tak tahu di mana. Ada yang karena ditemukan Satpam rumah sakit dan dibawa kemari” tutur Kristin. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline