logo seputarnusantara.com

Donny Imam Priambodo : Pemasukan Negara Minim, BUMN Perlu Direformasi

Donny Imam Priambodo : Pemasukan Negara Minim, BUMN Perlu Direformasi

Donny Imam Priambodo, Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI

24 - Agu - 2015 | 15:58 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Fraksi Partai NasDem mendorong Pemerintah untuk segera melakukan reformasi terhadap sejumlah BUMN. Hal ini didasarkan pada fakta, dari 119 BUMN yang ada, hanya sepuluh yang memberikan keuntungan cukup berarti bagi negara.

Menurut data penerimaan negara TA 2014 atas laba BUMN, 80,3 persen berasal dari PT Pertamina, PT Telkom, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Mandiri, PT PGN, PT Pupuk Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Inalum, PT Semen Indonesia, dan PT Pegadaian. Ini artinya seratus lebih BUMN hanya menyumbang 19,7 persen keuntungan bagi negara. Di dalamnya termasuk mereka yang terus merugi.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Donny Imam Priambodo, Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI saat membawakan pandangan umum Fraksi Partai NasDem DPR RI atas RUU tentang APBN tahun anggaran 2016, Kamis (20/8) di Sidang Paripurna DPR RI, Jakarta.

“ Fraksi Partai NasDem menekankan dan mendorong agar Pemerintah dapat meningkatkan jumlah BUMN yang mampu memberikan sumbangan keuntungan kepada pemerintah dengan mereformasi sejumlah BUMN sehingga mampu meningkatkan penerimaan negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Menurut Donny, jika seratus lebih BUMN hanya menyumbang 10 persen lebih, reformasi menjadi keharusan yang segera. Bentuk reformasi tersebut bisa berupa merger atau likuidasi terhadap BUMN yang defisit atau merugi.

“ Asetnya bisa digabung di tempat perusahaan lain, lalu untuk menyuntik perusahaan BUMN yang bisa digenjot lebih tinggi lagi pendapatannya,” tambah Donny, saat ditemui usai sidang paripurna.

Dia menambahkan, di negara lain, pendapatan negara paling besar sebelum pajak bersumber dari BUMN. Namun tidak demikian di Indonesia, pajak dari rakyatlah yang terus dikejar. Donny mencontohkan Singapura di mana Temasek, BUMN yang dimilikinya, menjadi penyumbang terbesar pendatapan negara.

“ Yang namanya Temasek itu ada dimana-mana. Kenapa kita nggak bisa seperti itu? Itu kan aneh,” katanya retoris.

Donny menilai, beberapa BUMN yang kurang memberikan keuntungan bagi negara di antaranya adalah PTPN dan pabrik gula. Menurut penelusurannya, kinerja dua sektor ini sudah tidak bagus lagi. “Etos kerjanya dibanding sekitar tahun 80-90 an dibanding sekarang sudah jauh,” katanya.

Beberapa faktor yang membebani BUMN selama ini di antaranya adalah banyaknya jumlah karyawan namun kurang produktifitas. Oleh karena itu, langkah mereformasi BUMN menjadi mendesak dilakukan oleh pemerintah.

“ Ini seratusan BUMN lho! Seratus lebih BUMN harus direformasi, ditingkatkan kinerjanya, lalu dicek lagi pegawai-pegawai intinya bagaimana,” tegasnya mengakhiri. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline