logo seputarnusantara.com

Totok Daryanto Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di Kampus

Totok Daryanto Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di Kampus

Kegiatan Sosialisasi 4 pilar berbangsa dan bernegara oleh anggota MPR RI, H. Totok Daryanto, SE.

25 - Agu - 2015 | 15:28 | kategori:Headline

Malang. Seputar Nusantara. ” Keberadaan 4 Pilar berbangsa dan bernegara kini terkikis oleh lajunya semangat modernisasi yang dihembuskan reformasi. Bahkan, ada banyak orang yang tidak hafal butir- butir pancasila, apalagi menjelaskan dan mengamalkan 4 pilar berbangsa dan bernegara,” ungkap Totok Daryanto dalam sambutan kegiatan sosialiasi empat pilar yang dilaksanakan di Ruang Sidang Rektorat, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, JalanTelaga Warna, Tlogomas, Kota Malang (24/08/2015).

Kegiatan ini dihadiri oleh 150 mahasiswa dari Kota Malang. Dody Setyawan, S.Sos., M.AP yang menjadi pembicara dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa Pada rezim Orde Baru, 4 pilar berbangsa dan bernegara merupakan suatu hal yang wajib dihafal oleh semua orang khususnya di bangku sekolah, sehingga hal tersebut menjadi suatu yang sakral.

Namun, seiring berjalannya reformasi, fondasi berbangsa dan bernegara ini pelan-pelan mulai dilupakan karena kesalahpahaman banyak orang yang menganggap 4 pilar adalah produk Orde Baru. Nyatanya tidak, 4 pilar yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI merupakan dasar yang sudah disepakati oleh The Founding Fathers bangsa ini sebagai landasan negara Indonesia dalam berbagai lini kehidupan.

“Kita sangat perlu melakukan upaya untuk menyadarkan dan menumbuhkan kembali kesadaran kita terhadap fondasi berbangsa dan bernegara ini. Oleh karenanya kegiatan yang diselenggarakan saat ini tidak hanya menjadi formalitas, melainkan upaya bersama dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia dengan mengukuhkan dan kembali pada 4 pilar berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” tambah Dody.

Dalam sessi dialog, Dewi (Mahasiswa IKIP BUDI UTOMO) Malang mempertanyakan mengenai ; dimana letak keadilan jika kita melihat pembangunan antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur yang jauh berbeda dan sangat timpang, apabila dipandang dari perspektif 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara? Kemudian, bagaimana dengan sikap kita pada saat penampilan tidak mengikuti busana kebarat-baratan banyak orang menganggap jadul atau ketinggalan zaman?

Kemudian narasumber menjawab bahwa : kita perlu mempertegas makna keadilan dalam konteks berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam hal ini adalah pembangunan yang proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang ada serta pengelolaannya. Jadi bukan tidak adil, akan tetapi pemerintah lebih melihat kesiapan SDM dan pengelolaan dana pembangunan pada setiap wilayah.

Kemudian, banyak literatur yang sudah menjelaskan bahwa kehancuran dunia barat bukan karena senjata, melainkan karena runtuhnya moral. Pertanyaannya, kita ini mau meniru orang barat atau bersaing dengan mereka? Kalau sudah tahu mereka sedang krisis moral dan lambat laun akan hancur, lebih baik kita bersaing memperbaiki kualitas khususnya dalam hal moral yang berlandaskan 4 pilar berbangsa dan bernegara.

Selain itu, Novel (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah) Malang mempertanyakan ; kita lihat dalam kancah pendidikan, mulai dari SD, SMP dan SMA selalu digalakkan tentang 4 Pilar berbangsa dan bernegara, setelah di Perguruan Tinggi kenapa hal tersebut tidak lagi ada? Kemudian bagaimana sikap kita menanggapi kultur mahasiswa saat ini, diakui atau tidak banyak sekali perilaku mahasiswa yang menyimpang dari fondasi berbangsa dan bernegara dimaksud?

Jawaban narasumber ; di Perguruan Tinggi tetap ada dan termasuk dalam mata kuliah wajib, sekalipun tidak melaksanakan rutinitas upacara setiap hari Senin. Kemudian, Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi, jadi sudah bukan lagi saatnya menghafal 4 pilar berbangsa dan bernegara, melainkan sudah seharusnya menghayati dan mencerminkan perilaku 4 pilar berbangsa dan bernegara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline