logo seputarnusantara.com

Sulaeman Hamzah : Kita Harus Mulai Menggarap Kawasan Timur Indonesia

Sulaeman Hamzah : Kita Harus Mulai Menggarap Kawasan Timur Indonesia

H. Sulaeman Hamzah, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem

27 - Agu - 2015 | 22:23 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Sekitar Rp 255 Triliun dana transfer pusat ke daerah, sekarang ini mangkrak di Bank Daerah.

Hal tersebut sudah barang tentu menghambat laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Sebab, dana sebesar itu seharusnya sudah digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut H. Sulaeman Hamzah, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, mengapa dana Rp 255 Triliun tersebut terlambat dicairkan dan sampai sekarang masih berada di Bank? Penyebanya pertama, soal aturan pelaksanaan di daerah masing- masing, karena harus melalui Perda.

” Soal aturan pelaksanaan ini, menyebabkan ada daerah yang sudah siap mencairkan dan ada pula daerah yang belum bisa mencairkan karena terbentur pada aturan,” ungkap Sulaeman Hamzah kepada seputarnusantara.com di gedung Nusantara 1 DPR- Senayan, pada Kamis 27 Agustus 2015.

Kemudian kedua, ada ketakutan pejabat- pejabat di daerah karena aturan belum jelas, mereka takut dipidanakan. Karena ketakutan inilah, menyebabkan banyak uang transfer dari pusat yang belum dicairkan di daerah.

” Mangkraknya dana Rp 255 Triliun di daerah merupakan salah satu penyebab penyerapan anggaran 2015 sangat minim. Penyerapan anggaran baik itu di pusat maupun daerah, hanya sekitar 35% saja hingga pertengahan tahun ini,” terang Politisi Partai NasDem ini.

Oleh karena itu, lanjut Sulaeman, aturan pelaksanaannya harus segera disosialisasikan ke daerah. Serapan anggaran tahun 2015 yang sangat minim dan kalau tidak mencapai target hingga akhir tahun ini, maka pada tahun 2016 akan dipotong anggarannya.

” Seluruh mata rantai pembangunan sangat terpengaruh dengan adanya keterlambatan pencairan dana tersebut. Ini sangat disayangkan, karena sangat berdampak pada pembangunan infrastruktur pertanian, irigasi dan sendi- sendi ekonomi lainnya,” imbuhnya.

Menurut Politisi asal Papua ini, jika kondisi ini berlarut- larut, maka target swasembada 3 komoditas yakni beras, kedelai dan jagung akan sulit tercapai. Oleh karena itu, semua pihak dari pusat hingga daerah harus bersungguh- sungguh mengatasi persoalan ini. Antar kementerian dan lembaga harus selalu sinergi.

” Kita optimis bahwa target swasembada pangan dan ketahanan pangan akan tercapai. Kalau semua pihak bersinergi dalam mencapai target tersebut, saya yakin bisa kita capai,” tegasnya.

Masalah Stok Sapi Nasional

Contoh masalah yang terkait dengan sinergitas, pemberian izin impor sapi melalui kementerian perdagangan, namun harus sinergi dengan kementerian pertanian. Harus ada klarifikasi antara Menteri Pertanian dengan kementerian perindustrian.

” Sinergitas akan menghasilkan data di lapangan yang valid. Untuk bulan Juli 2015 ini, stok sapi lokal mencapai 9.249 ekor. Sedangkan stok sapi impor mencapai 140.789 ekor, sehingga total stok sapi sebesar 150.038 ekor. Stok sapi nasional bisa memenuhi kebutuhan sapi hingga bulan Maret 2016,” terangnya.

Sulaeman memaparkan, BULOG juga diberi tugas oleh pemerintah untuk mengimpor 50.000 ekor sapi siap potong. Kementerian Pertanian dan Bulog harus sinergi untuk melakukan pengecekan di lapangan mengenai jumlah stok sapi nasional tersebut.

” Saya berharap agar pemerintah mulai melirik Kawasan Timur Indonesia. Karena sangat menjanjikan untuk sawah, sebab Kawasan Timur curah hujannya cukup, dan sumber- sumber airnya memadai. Luas lahan yang sangat besar di Kawasan Timur, seperti di Papua, sangat potensial untuk peternakan sapi juga,” ungkap Sulaeman.

Jangan sampai, lanjutnya, tahun ini kita bicara kekeringan, tahun depan bicara lagi kekeringan, mulailah berdayakan Kawasan Timur Indonesia. Sebab sangat potensial untuk persawahan dan peternakan.

” Ada 1,2 Juta hektar untuk areal persawahan di daerah Merauke, datarannya sangat luas, rawa- rawa besar dan air melimpah. Kalau kita mulai menggarap Kawasan Timur Indonesia, maka Insya Allah semua itu akan terjawab,” tegasnya.

” Menurut saya, untuk jangka panjang, perlu ada penyebaran budidaya peternakan sapi di wilayah- wilayah yang sangat potensial, seperti Papua, Maluku dan Sulawesi,” pungkas H. Sulaeman Hamzah di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline