logo seputarnusantara.com

Presiden Seharusnya Mendengar Rakyat

28 - Jul - 2010 | 00:52 | kategori:Pemerintahan

sby-tandatanganJakarta. Seputar Nusantara. Pernyataan Presiden SBY bahwa ada gerakan politik yang berkampanye menjelek-jelekkan pemerintahan, mulai menuai kritik. Presiden seharusnya lebih sering mendengar rakyat, bukan malah curhat dan berkeluh kesah kepada rakyatnya. “Kalau mengunjungi daerah-daerah, presiden lebih baik mendengar, bukannya curhat,” kata pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, Rabu (28/7/2010). Sebelumnya, di sela-sela pencanangan Gerakan Indonesia Bebas Pemadaman Listrik Bergilir di Mataram kemarin, Presiden SBY menyebut ada gerakan politik yang saat ini berkampanye keliling Indonesia menjelek-jelekkan pemerintahan. Gerakan itu, kata SBY, mengatakan seolah-olah Indonesia akan hancur.

Menurutnya, sikap curhat SBY itu justru membawa kesan buruk bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, sikap mendengar akan membawa kesan yang baik.

“Mendegar lebih bagus secara komunikasi politik, ada sense of crisis dari SBY. Kalau kadar curhatnya dikurangi, akan ada kesan taft (tangguh), kuat dan tahan banting,” kata Burhanuddin.

Tidak hanya itu, Burhanuddin menambahkan, pernyataan SBY itu juga membawa implikasi buruk lain seperti bertambahnya lawan politik.

“Kalau tidak mengeluarkan peryataan itu, tidak akan menambah lawan politik. Kalau seperti ini, SBY sendiri yang membuka front,” kata dia.

Burhanuddin menilai, penggunaan istilah ‘kampanye untuk menjelek-jelekkan’ oleh SBY terlalu keras dalam komunikasi politik. Hal itu seharusnya dihindari presiden untuk menimbulkan perdebatan yang tak perlu.

“Presiden seharusnya berhati-hati mengeluarkan pernyataan. Itu secara politik kurang tepat,” kata dia. (dtc/Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Pemerintahan | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.