logo seputarnusantara.com

Ada Holding, Komisaris dan Direksi Antam Cs Tetap Dipilih Kementerian BUMN

Ada Holding, Komisaris dan Direksi Antam Cs Tetap Dipilih Kementerian BUMN

24 - Nov - 2017 | 14:10 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah merampungkan pembentukan holding BUMN tambang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) akan menjadi induk holding membawahi PT Timah (Persero) Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA).

Meski demikian, pengawasan pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN tidak serta merta lepas. Pemerintah masih memiliki saham seri A dwiwarna yang masih memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota komisaris dan direksi.

“Seri A mengendalikan 4 hal, satu adalah penunjukan komisaris, direksi tetap dari pemerintah Kementerian BUMN. Kedua permodalan, ketiga anggaran dasar, keempat divestasi,” kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017).

Dengan dibentuknya holding, potensi penerimaan negara juga tidak akan berkurang. Penerimaan pajak hingga dividen akan tetap sama porsinya yang diakumulasikan di Inalum sebagai induk BUMN tambang.

“Tidak akan ada gangguan pajak, dividen oke, PNBP biasa, dividen dikonsolidasikan,” kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.

Harry menambahkann bergabungnya 4 BUMN di dalam holding tambang dapat meningkatkan jumlah ekuitas BUMN tambang menjadi lebih besar lagi. Selain itu, produktivitas perusahaan tambang juga bisa ditingkatkan dengan menjalin kerja sama antar perusahaan holding.

“Hilirisasi ada hubungannya konsolidasi butuh dana sangat besar,” tutur Harry.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun peran negara melalui BUMN dalam pengelolaannya masih sangat kecil. Khususnya untuk komoditas bauksit, emas, nikel, batubara, dan timah, peran BUMN saat ini hanya berkisar 7-20% sehingga potensi untuk meningkatkan penguasaan sumber daya mineral dan batubara masih sangat besar.

“Produksi batu bara 4%, jadi boro-boro bicara itu. Emas very small, nikel 11%, bauksit kecil juga 15%,” kata Harry.

Dalam jangka pendek, holding baru ini akan segera melakukan serangkaian aksi korporasi di antaranya, pembangunan pabrik smelter grade Alumina di Mempawah Kalimantan Barat dengan kapasitas sampai dengan 2 juta ton per tahun, pabrik feronikel di Buli, Halmahera Timur berkapasitas 13.500 ton per tahun, dan pembangunan PLTU di lokasi pabrik hilirisasi bahan tambang sampai dengan 1.000 MW.

Dalam jangka menengah holding tambang akan terus melakukan akuisisi maupun eksplorasi wilayah penambangan, integrasi, dan hilirisasi hingga akhirnya memiliki kapasitas sebagai salah satu perusahaan yang tercatat dalam 500 Fortune Global Company. (dtc/Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline