logo seputarnusantara.com

Willem Wandik : Alarm Rapuhnya Kondisi Fiskal Indonesia Pada Saat Ini

Willem Wandik : Alarm Rapuhnya Kondisi Fiskal Indonesia Pada Saat Ini

Willem Wandik, S. Sos., Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat

17 - Mei - 2018 | 20:43 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Nilai Tukar Kurs Rupiah Dolar USD pertanggal 9 Mei 2018 telah kokoh di angka Rp 14.026 per USD dilansir oleh Forex.

Sejak Pelantikan Presiden Jokowi pada tanggal 20 Oktober 2014 silam, nilai Kurs Rupiah terhadap USD sebesar Rp 12.101 per USD, sehingga nilai kumulatif pelemahan Rupiah terhadap USD sepanjang 3 Tahun 8 Bulan mencapai 15,9%.

Hal tersebut disampaikan oleh Willem Wandik, S. Sos., Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, kepada seputarnusantara.com melalui pesan singkatnya.

Makna pelemahan Rupiah mencapai 15,9% selama periodisasi 3 Tahun 8 bulan, menurutnya adalah, kapitalisasi modal orang- orang kaya Indonesia maupun lembaga donor asing bertambah sebesar 15,9% (semakin kaya, karena investasi mata uang).

” Namun, berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat dengan penghasilan yang rentan, akan mengalami pengurangan kekayaan sebesar 15,9%, karena depresiasi mata uang Rupiah,” terang Willem Wandik.

Jika ingin fair, lanjutnya, seharusnya upah (salary) karyawan/ buruh di sentra- sentra bisnis yang di kelola oleh korporasi/ unit usaha Pemerintah, PNS/ TNI/ Polri di institusi Pemerintah, ditingkatkan sebesar 15,9%, untuk mengimbangi depresiasi nilai mata uang Rupiah.

” Sehingga Pemerintah diharapkan tidak hanya mengkoreksi secara berkala penerapan tarif energi komersial (listrik, bahan bakar), penerapan infra berbayar, dll yang mengikuti hukum alam inflasi. Namun, sedikit berbeda dengan masyarakat petani/ nelayan yang tidak memiliki pilihan lain selain harus survive terhadap implikasi pelemahan Rupiah yang membebani kehidupan mereka,” tegasnya.

” Siapapun anda, yang diberi mandat kekuasaan oleh rakyat, menjadi penjaga kedaulatan ekonomi negara, segera bertindak rasional, untuk memperbaiki “skema pengelolaan fiskal Indonesia” yang terbukti salah secara sistemik,” tambah Willem Wandik.

” Pelemahan mata uang Rupiah yang mencapai 15,9% disepanjang periode Pemerintahan di hari ini, merupakan alarm fiskal bagi Indonesia, untuk segera kembali ke dunia nyata, bukan hidup dalam fiksi survei- survei persepsi tentang kinerja baik pemerintah (mengkuantifikasi persepsi dan asumsi),” pungkasnya. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline