logo seputarnusantara.com

Ir. Muhammad Najib : Sistem Pertahanan Indonesia Harus Terintegrasi

Ir. Muhammad Najib : Sistem Pertahanan Indonesia Harus Terintegrasi

Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

16 - Jul - 2012 | 12:48 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Beberapa waktu yang lalu Komisi I DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Luar Negeri di 2 negara yakni Spanyol dan Brasil. Komisi I DPR RI berkunjung ke Spanyol dan Brasil pada tanggal 1 hingga 7 Juli 2012. Kunjungan kerja tersebut untuk membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Industri Pertahanan.

Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional) yang tergabung dalam rombongan kunjungan kerja ke negara Brasil mengatakan, kunjungan kerja ini bertujuan untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri seoptimal mungkin. Dengan kunjungan kerja ke Brasil ini, dia berharap Indonesia tidak lagi harus membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari luar negeri, melainkan dapat memproduksinya secara mandiri.

Najib memaparkan, pemilihan negara Brasil, karena negara tersebut memiliki keunggulan dalam memajukan industri strategis berupa teknologi pengembangan alutsista. Industri senjata di Brasil sudah menggeliat mulai tahun 1989 karena tercatat sebagai eksportir ke-11 terbesar di dunia. Tahun 1995 bahkan Brasil mampu membuat pesawat tempur, ini yang akan dipelajari.

” Tujuan lainnya adalah Komisi I DPR RI juga ingin memastikan bahwa pemerintah sudah memilih partner yang benar dan optimal didalam pengembangan industri pertahanan dalam negeri kita. Terhadap negara Brasil, kita juga ingin menyampaikan pesan bahwa inisiatif dan kebijakan Kementerian Pertahanan RI mendapatkan dukungan dari Parlemen dalam melakukan kerjasama industri pertahanan,” ungkap Najib kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara I DPR RI, pada Kamis 12 Juli 2012.

” Jujur kami katakan bahwa sebetulnya potensi Indonesia tidak kalah dengan negara Brasil terkait dengan industri pertahanan. Tapi kita mengalami turbulensi politik sejak tahun 1997- 1998, dan praktis kemudian pengembangan industri pertahanan kita bukan hanya mandeg tetapi justru mundur. Tetapi negara Brasil tetap konsisten terus maju dan jauh meninggalkan kita,” tegas Politisi PAN ini.

Najib menjelaskan upaya- upaya untuk mengejar ketertinggalan tersebut, maka Indonesia harus melakukan pilihan- pilihan yang kreatif dan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, sehingga kita bisa mengalokasikan APBN untuk pembelian alutsista dan pengembangan industri pertahanan. Oleh karena itu kita memilih partner untuk membeli alutsista dan juga kita ingin adanya percepatan perkembangan industri pertahanan. Maka kita melakukan kerjasama, bertukar pengalaman dan Transfer of Teknology (ToT) dengan negara Brasil.

Industri pertahanan Indonesia sebenarnya sudah sesuai dengan kondisi wilayah Indonesia. Kapal laut dan kapal perang sudah barang tentu untuk menjaga kedaulatan lautan Indonesia dan sudah dibangun PT. PAL. Kemudian tank, panser dan alat angkut perang darat juga sangat penting untuk mobilisasi dan pertempuran darat dan sudah dibangun PT. Pindad. Sedangkan untuk menjaga teritorial udara, sangat dibutuhkan pesawat angkut dan tempur dan Indonesia sudah mempunyai PT. DI.

” Tiga industri tersebut yang menjadi prioritas pertahanan Indonesia. Itu yang harus terus dikembangkan, tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk membangun industri pertahanan lain selain 3 industri pertahanan tersebut,” ungkap Najib.

Najib menjelaskan, bahwa ketiga- tiganya harus dilakukan secara paralel dan berkesinambungan, karena tiga- tiganya adalah prioritas. Sebab darat, laut dan udara sama- sama penting bagi pertahanan Indonesia yang terdiri dari beribu- ribu pulau ini. Oleh karena itu kita dorong secara proporsional, mungkin dilapangan ada porsi yang lebih besar, tapi bukan berarti yang lain tidak diutamakan.

” Kalau kita bicara sistem pertahanan Indonesia, maka harus saling berkaitan dan terintegrasi serta melangkapi. Dan kita harus selalu siap untuk mengantisipasi serangan darat, laut maupun udara. Walaupun perbatasan darat kita hanya ada di beberapa pulau yakni Papua, Kalimantan dan Pulau Timor di NTT, sementara perbatasan laut kita menyangkut banyak negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, Brunei, dan Philipina, maka sangat penting untuk pertahanan darat dan laut. Apalagi kalau bicara udara, ini tidak terbatas, musuh bisa menyerang dari mana saja, maka pertahanan udara sangat urgen bagi Indonesia,” pungkas Najib dipenghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline