logo seputarnusantara.com

Fran Suharmaji : Ketahanan Pangan itu Bagus, Tapi Harus Dipikirkan Juga Kesejahteraan Para Petani

12 - Sep - 2022 | 19:00 | kategori:Headline

Keterangan foto : H. Fran Suharmaji, SE., MM., Ketua DPC PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Kabupaten Purworejo- Jawa Tengah

Purworejo. Seputar Nusantara. Purworejo merupakan wilayah pertanian. Purworejo juga menjadi salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah. Ketahanan Pangan di Purworejo sudah terwujud, bahkan Purworejo sudah surplus padi.

Sedangkan menurut H. Fran Suharmaji, SE., MM., Ketua DPC PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Kabupaten Purworejo- Jawa Tengah, memang Purworejo mendapat julukan ‘Lumbung Padinya Jawa Tengah’ dan sudah bisa mempertahankan Ketahanan Pangan.

” Walaupun sudah ada Ketahanan Pangan di Purworejo, namun fasilitas apa yang sudah diberikan oleh pemerintah kepada petani?” tanya Fran Suharmaji.

Seharusnya, Fran Suharmaji memberikan solusi, dengan adanya Ketahanan Pangan di Purworejo, pertama, pemerintah seharusnya memberikan fasilitas- fasilitas untuk mendukung suksesnya pertanian. Kemudian kedua, pemerintah membantu para petani supaya biaya produksinya terjangkau.

Keterangan foto : Logo PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)

” Biaya produksi petani kan tergolong besar. Mulai dari penyiapan lahan untuk ditanam, pembelian bibit tanaman, perawatan setelah ditanam, biaya pupuk, tenaga kerja pertanian juga mahal, hingga panen dan pasca panen yang semuanya membutuhkan dana. Maka biaya produksi petani yang besar ini harus diimbangi dengan perhatian dan bantuan pemerintah,” ungkap Fran Suharmaji kepada seputarnusantara.com di kantor DPC PKB Purworejo, pada Senin 12 September 2022.

Solusi ketiga, pemerintah harus memberikan perhatian kepada petani saat panen. Pemerintah harus memikirkan bagaimana agar hasil panen pertanian harganya bagus. Sehingga para petani memperoleh keuntungan yang besar, karena biaya produksi dengan hasil panen sesuai, artinya menguntungkan.

” Apalagi harga pupuk kan luar biasa mahal. Kalau pupuk tidak disubsisi oleh pemerintah, maka petani akan sangat berat untuk membeli pupuk. Selain itu, untuk mendapatkan air, para petani harus mengeluarkan biaya karena menggunakan mesin pompa,” ucapnya.

Lebih lanjut Fran Suharmaji menyampaikan bahwa sekarang ini lahan sawah di pinggir jalan tidak boleh dialihkan menjadi lahan kering. Padahal, banyak petani yang hanya memiliki lahan sawah yang sempit dan posisinya di pinggir jalan. Lahan sawah yang sempit dan di pinggir jalan tersebut tidak boleh dikeringkan, padahal sudah tidak produktif.

” Coba misalkan lahan yang sempit dan di pinggir jalan tersebut boleh dikeringkan kemudian dibuat ruko atau toko untuk berjualan, kan lebih memiliki nilai ekonomis. Daripada sawah sudah tidak produktif kan lebih baik dialihkan ke hal yang produktif dan memberikan keuntungan besar,” tegas Fran Suharmaji yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purworejo periode 2019- 2024 ini.

Fran Suharmaji memaparkan bahwa aturan pemerintah sekarang ini ada yang namanya LSD (Lahan Sawah Dilindungi). Padahal lahan sawah tersebut sudah tidak produktif dan tidak memberikan nilai ekonomis sedikitpun. Namun karena ada aturan LSD, maka lahan sawah tersebut jadi tidak bermanfaat.

” LSD itu dengan alasan untuk Ketahanan Pangan Nasional. Padahal, kalau bicara Ketahanan Pangan Nasional, di Jawa ini sebenarnya sudah tidak ekonomis. Karena di Jawa ini sudah padat penduduk dan padat infrastruktur,” tegasnya.

Kalau mau bicara Ketahanan Pangan Nasional, lanjutnya, buka lahan sawah di luar Jawa, karena luar Jawa itu masih sangat luas lahan kosongnya dan itu bisa dialihfungsikan menjadi areal persawahan. Seharusnya Pemerintah Pusat membuka lahan persawahan di luar Jawa yang masih sangat luas dan potensial untuk pertanian.

” Ketahanan Pangan Nasional itu bagus, tapi harus lihat lokasinya dong. Kalau dipaksakan Ketahanan Pangan Nasional di Jawa, ya kasihan petaninya karena punya lahan sedikit, tidak produktif, dan biaya produksi tinggi. Maka, sebaiknya Ketahanan Pangan Nasional itu difokuskan ke luar Jawa yang masih sangat luas lahan kosongnya,” urainya.

” Jangan sampai bicara Ketahanan Pangan tapi petaninya ‘tombok’ (rugi, red.). Sering dialami oleh para petani, biaya produksi lebih tinggi daripada hasil panen, sehingga petani mengalami kerugian,” ungkapnya.

Fran Suharmaji berharap agar Bendungan di Kecamatan Bener bisa mengairi areal persawahan di wilayah Purworejo, sehingga petani tidak perlu menggunakan mesin pompa yang tentu butuh biaya untuk mendapatkan air.

” Saya juga berharap agar petani bisa tanam dan panen padi 3 kali/ tahun. Dengan 3 kali panen, diharapkan penghasilan petani meningkat dan kesejahteraan petani menjadi lebih baik lagi,” pungkas Fran Suharmaji di penghujung Wawancara dengan seputarnusantara.com (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline