logo seputarnusantara.com

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo : El Nino Sedang Melanda, Sebaiknya Petani Menggunakan Teknologi Hemat Air dan Petani Harus Smart Agriculture

27 - Sep - 2023 | 17:00 | kategori:Headline

Keterangan foto : Hadi Sadsila, SP., MM., Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah

Purworejo. Seputar Nusantara. Dampak El Nino diprediksi akan melanda sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. El Nino meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Menurut Hadi Sadsila, SP., MM., Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah bahwa El Nino itu identik dengan suhu yang panas dan kekeringan. Kalau menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) bahwa kita itu penyuplai uap, karena uap kita itu disedot ke Samudera Pasifik.

” Sedangkan anginnya itu masih angin timuran. Angin timuran itu adalah angin timur, jadi kemaraunya memang agak panjang,” ungkap Hadi Sadsila kepada Media Online seputarnusantara.com di kantornya, pada Rabu 27 September 2023.

Di Kabupaten Purworejo, lanjutnya, sekarang ini masih ada petani yang melakukan MT 3 (Musim Tanam ke- 3). Jadi masih ada petani yang bertahan dengan kondisi El Nino sekarang ini dengan tetap melakukan MT 3.

” Kalau memang tetap bertahap melakukan MT 3, maka kita himbau untuk mengoptimalkan penggunaan sumur air dangkal. Ini merupakan salah satu solusi ketika petani tetap bertahan di kondisi El Nino seperti sekarang ini,” ucapnya.

Dengan kondisi El Nino sekarang ini, paparnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sudah koordinasi dengan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang). Namun ternyata kondisi sumber irigasi juga sudah mengalami kekeringan. Sehingga areal persawahan tidak mendapatkan pasokan air dari jaringan irigasi.

” Nah, kita apresiasi buat temen- temen petani yang tetap berjuang dengan tidak mengenal lelah dalam situasi kondisi kekeringan sekarang ini. Smoga mereka tetap semangat dalam mengelola pertaniannya,” tegas Hadi Sadsila sambil memberikan semangat kepada para petani.

Kemudian, sambungnya, terkait dengan antisipasi kekeringan, karena diprediksi oleh BMKG bahwa hujan akan mulai turun di awal bulan November 2023. Dengan asumsi tingkat kebasahan areal pertanian selama 20 hari, maka diperkirakan minggu ke- 3 bulan November baru bisa masuk musim tanam.

” Dan dihimbau kepada para petani untuk tanam serentak sesuai jadwal. Mengapa harus tanam serentak ? Karena dapat memudahkan dalam pelayanan irigasi. Karena areal persawahan di Kabupaten Purworejo ini sangat luas, maka dengan tanam serentak akan memudahkan bagi temen- temen di Dinas PUPR dalam pengaturan air,” terang Hadi Sadsila dengan gamblang.

Kemudian, lanjutnya, dihimbau kepada para petani untuk menggunakan teknologi hemat air. Teknologi hemat air ini artinya adalah teknologi yang menerapkan supaya areal persawahan itu tidak berlebihan dalam menggunakan air. Teknologi ini merupakan salah satu teknologi untuk menghemat penggunaan air tanpa mengurangi produktifitas tanaman padi.

” Sebab, pada bulan November 2023 nanti, diprediksi curah hujan belum tinggi. Puncak curah hujan tertinggi diprediksi akan turun pada bulan Januari 2024 mendatang. Namun bulan November kan sudah mulai turun hujan, jadi November sudah bisa mulai musim tanam,” terangnya.

Hal- hal tersebut, sambungnya, sudah kita sosialisasikan ke Kelompok- Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

” Kembali ke Teknologi Hemat Air, ini sebenarnya bukan hal yang baru. Karena pada dasarnya kan padi itu butuh air saja, tidak harus tergenang air yang berlebihan. Jadi saat awal masa tumbuh padi itu harus full air, kemudian berikutnya saat pertengahan itu dikurangi volume airnya dan di masa pembungaan di full air lagi. Pengaturan seperti ini jelas tidak akan mempengaruhi produksi padi,” papar Hadi Sadsila.

” Petani itu harus Smart Agriculture. Smart Agriculture adalah sistem pertanian cerdas atau disebut juga sebagai Smart Farming. Sistem ini memanfaatkan teknologi dan inovasi sehingga kegiatan bertani menjadi lebih efektif dan efisien. Smart Agriculture membantu petani untuk meningkatkan produksi sekaligus mencapai ketahanan pangan melalui teknologi,” pungkas Hadi Sadsila di penghujung Wawancara dengan Media Online seputarnusantara.com (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline