logo seputarnusantara.com

Solusi Atasi Musim Kemarau, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo Beri Bantuan Pompa Air Kepada Para Petani

25 - Jul - 2024 | 13:45 | kategori:Headline

Keterangan foto : Ir. Siti Lestari, MM., Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah

Purworejo. Seputar Nusantara. Musim kemarau sudah tiba, wilayah di Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah mulai kekurangan air. Keterbatasan ketersediaan air di musim kemarau ini, sangat berdampak kepada lahan pertanian.

Menurut Ir. Siti Lestari, MM., Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah bahwa musim kemarau sudah mulai pada bulan April hingga Oktober 2024. Kemudian, terkait dengan lahan pangan, kita mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

” Bantuan dari Kementerian Pertanian RI berupa pompa air yang jumlahnya mencapai 115 unit. Pompa air tersebut didistribusikan kepada 74 Kelompok Tani, kemudian 11 pompa air untuk Brigade di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo, dan 30 pompa air untuk Brigade di Kodim 0708 Purworejo,” ungkap Siti Lestari kepada Media Online seputarnusantara.com di Kantor DKPP Purworejo, pada Kamis 25 Juli 2024.

Mengapa sebagian pompa air didistribusikan ke Kodim? Siti Lestari menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian Republik Indonesia bekerjasama dengan TNI (Tentara Nasional Indonesia).

” Kita juga punya target untuk perluasan areal pertanian di Kabupaten Purworejo. Target perluasan areal pertanian mencapai 688 Hektar pada MT 2 (Musim Tanam ke- 2) ini. Dan sekarang baru terealisasi seluas 631 Hektar, jadi sudah mencapai target sebesar 91,7 %,” terangnya.

Memang pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI, lanjutnya, sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kekurangan air dengan memberikan bantuan pompa air. Namun kendalanya adalah apakah ada sumber air yang akan dipompa tersebut? Ini menjadi bahan pemikiran kita bersama.

” Jangan sampai warga membuat sumur- sumur pantek yang pada akhirnya akan menjadikan sumber air tanah menjadi turun. Ini menjadi dilema, kalau dengan pompanisasi yang tidak diimbangi oleh pengelolaan sumber daya air, maka akan terjadi ketimpangan,” papar Siti Lestari.

Padahal, imbuhnya, penyelamatan SDA (Sumber Daya Air) itu bersifat jangka panjang dan dari hulu ke hilir, tidak bisa hanya hilir saja. Sehingga penyelamatan SDA ini tidak bisa secara parsial, harus terintegrasi dari hulu ke hilir.

” Sebenarnya padi itu bukan tanaman air, namun membutuhkan air. Semua tanaman membutuhkan air. Jadi pemahaman ini yang harus kita sosialisasikan kepada para petani. Tanaman padi tidak perlu terlalu banyak air, yang penting ada airnya,” papar Sekretaris DKPP Purworejo ini.

Menurutnya, petani perlu merubah pola tanam, yang biasanya padi- padi- padi, dirubah menjadi padi- padi- palawija. Jadi sebaiknya MT 1 menanam padi, MT 2 menanam padi lagi, dan MT 3 dirubah tanaman palawija.

” Pola tanam padi- padi- palawija ini juga berfungsi untuk memutus mata rantai penyebaran hama dan penyakit. Ketika MT 1 dan MT 2 padi, kemudian MT 3 palawija, ketika peralihan dari MT 2 ke MT 3, bisa memutus mata rantai hama dan penyakit,” pungkas Siti Lestari di penghujung Wawancara dengan Media Online seputarnusantara.com (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline