logo seputarnusantara.com

Dr. Anthon Sihombing : Banyak Importir Sapi Hidup Australia Tidak Profesional

Dr. Anthon Sihombing : Banyak Importir Sapi Hidup Australia Tidak Profesional

Dr. Capt. Anthon Sihombing, M. Sc. (baju putih), Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar

26 - Jul - 2011 | 03:27 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk kembali membuka kran impor sapi Australia, sebanyak 180 ribu ekor. Keputusan ini disambut baik oleh pemerintah Australia, namun merupakan kabar buruk bagi peternak sapi lokal.

Meskipun demikian, dibukanya kembali impor sapi hidup Australia merupakan kabar buruk bagi peternak sapi lokal, apalagi  sejak pemerintah memberlakukan bea masuk 0 persen. Sebelumnya, pemerintah mencatat populasi sapi sekitar 13 juta ekor sehingga masih harus mengimpor.

Belakangan, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan sensus sapi pasca larangan impor diberlakukan. Hasilnya, BPS mencatat populasi sapi lokal sekitar 16,2 juta ekor dan jumlah ini sebetulnya memenuhi kebutuhan sapi potong dalam negeri.

Menurut Dr. Capt. Anthon Sihombing, M. Sc., Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, bahwa harga daging sapi sekarang ini sudah naik puluhan ribu/ kg. Tetapi ironisnya, justru Australia membuka RPH (Rumah Pemotongan Hewan) di Palembang,  ini sebagai bukti bahwa Australia sudah menggurui Indonesia. Dan Banyak Importir Sapi Hidup Australia Yang Tidak Profesional.

” Masalah impor sapi hidup dari Australia, Pemerintah sudah mengambil keputusan secara sepihak tanpa musyawarah dengan DPR. Seharusnya pemerintah minta persetujuan DPR terlebih dahulu mengenai masalah impor sapi bakalan dari Australia ini,” ungkap Anthon Sihombing kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Jakarta, pada Senin 25 Juli 2011.

” Importir sapi bakalan Australia ada sekitar 51 perusahaan, tetapi dari 51 perusahaan importir tersebut hanya dimiliki oleh 15 orang saja. Importir tersebut tidak punya gudang dan tempat yang layak. Ada indikasi manipulasi data dan permainan dokumen. Masalah impor sapi bakalan ini jangan lagi ditutup- tutupi, jangan ada lagi permainan- permainan dokumen,” imbuh Politisi Partai Golkar ini.

Menurutnya, sekarang ini ada pesanan- pesanan dari luar negeri. Walaupun harus diadakan impor sapi bakalan dari Australia, tetapi jangan sampai kepentingan nasional dan bangsa Indonesia hilang.

” Sentra- sentra sapi di Indonesia ada di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Aceh dan Nusa Tenggara Timur. Importir sapi bakalan Australia harus menyertakan sapi- sapi unggulan yang dikombain dengan sapi lokal sebagai pembibitan. Ini agar sapi Indonesia mempunyai perkembangan yang bagus dengan bibit unggul,” tegas Anthon Sihombing.

Anthon Sihombing memaparkan, kalau hanya sebatas karena mau Puasa Ramadhan dan Lebaran, mungkin tidak masalah. Tetapi mengapa pemerintah tidak bisa mengendalikan masalah daging sapi tersebut. Kementerian pertanian jangan hanya mengurusi sapi saja, karena masalah daging sapi itu merupakan bagian kecil dari tugas dan kerja Kementerian Pertanian.

Disamping itu, lanjut Anthon Sihombing, Kementerian Pertanian juga harus mengambil langkah- langkah yang kongkrit. Katanya stok beras nasional sudah cukup, tetapi ternyata masih impor. Presiden juga harus mampu mengendalikan kenaikan harga- harga pangan, apalagi menjelang Puasa Ramadhan dan Lebaran. Pemerintah jangan hanya melihat kalangan atas saja, tetapi lihatlah rakyat kalangan bawah.

” Menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik), sekarang ini rakyat miskin di Indonesia berkurang. Tapi menurut saya, rakyat miskin di Indonesia itu berkurang hanya di kota- kota saja, tetapi di pedesaan dan pelosok- pelosok tanah air, rakyat miskin justru bertambah dan meningkat,” pungkas Dr. Capt. Anthon Sihombing, M. Sc., dipenghujung wawancara. ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline