logo seputarnusantara.com

Ir. Soepriyatno : Rakyat Tidak Melakukan Revolusi Karena Demam Batu Akik

Ir. Soepriyatno : Rakyat Tidak Melakukan Revolusi Karena Demam Batu Akik

Ir. H. Soepriyatno, Anggota Komisi XI DP RI dari Fraksi Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya)

15 - Jun - 2015 | 15:55 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Menteri Keuangan Republik Indonesia Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, target pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercantum dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016, yakni sebesar 5,8 hingga 6,2%, cukup realistis.

Ekonomi tahun depan akan tumbuh oleh aktivitas ekonomi yang menguat. Bambang menuturkan, perekonomian global pada tahun depan diproyeksikan membaik, sehingga bisa membantu kinerja ekonomi Nasional. Pertumbuhan ekonomi 2016 akan banyak tergantung pada aktivitas ekonomi domestik, berupa konsumsi rumah tangga dan investasi yang meningkat.

Sedangkan menurut Ir. H. Soepriyatno, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), bahwa target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 yang telah dicanangkan oleh pemerintah terlalu tinggi.

” Suatu target itu bisa dilihat dari evaluasi tahun sebelumnya. Nah, kalau pemerintah mentargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016, maka harus dilihat kondisi perekonomian pada tahun 2014 dan 2015 ini. Pertama, kita lihat situasi ekonomi Nasional yang sedang goyang. Kedua, nilai dollar Amerika Serikat yang melambung tinggi, sekarang saja 1 dollar AS sudah mencapai Rp 13.475,- Padahal menjelang puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, harga kebutuhan pokok naik tajam,” ungkap Soepriyatno kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Senayan, pada Senin 15 Juni 2015.

Menurut Soepriyatno, kalau nilai dollar bertahan di kisaran Rp 14.000,- saja menjelang puasa dan Idul Fitri, maka dipastikan situasi perekonomian akan semakin gawat dan akan banyak pengusaha yang rontok. Apalagi, lanjutnya, sekarang ini para pengusaha harus menyiapkan uang THR (tunjangan hari raya) bagi para pekerjanya.

” Nilai ekspor- ekspor kita banyak yang turun. Batubara, minyak, CPO, harga timah semua menurun, ini kacau. Ini yang menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kerugian, apalagi ditambah dengan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak),” terang Politisi Partai Gerindra ini.

Dengan harga BBM naik, tegasnya, maka semua harga kebutuhan pokok juga mengalami kenaikan. Kalau harga kebutuhan pokok sudah naik, untuk turun lagi agak berat. Apalagi memasuki bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, kenaikan harga barang sudah tidak bisa terbendung lagi.

” Untuk itulah, pemerintah harus melihat kondisi perekonomian Nasional yang sedang goyah. Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8-6,2% di tahun 2016 itu sangat berat. Pertumbuhan ekonomi 2016 menurut saya, maksimal hanya bisa 5,5%, itu kalau kondisinya membaik. Tetapi, untuk kondisi sekarang ini, pertumbuhan ekonomi yang realistis hanya 5,2%,” ucap Soepriyatno.

Untuk itu, pemerintah harus segera menstabilkan kondisi yang terjadi sekarang ini. Karena sangat berhubungan antara kondisi politik Nasional, ekonomi, dan pemerataan keadilan sosial. Kondisi politik Nasional yang sedang gonjang ganjing sangat memperngaruhi perekonomian. Perekonomian yang sedang kacau ini juga mempengaruhi pemerataan keadilan sosial.

” Rakyat tidak melakukan Revolusi karena ada batu akik saja. Kalau gak ada demam batu akik, mungkin rakyat sudah melakukan Revolusi. Nah, karena teralihkan oleh demam batu akik, maka rakyat tidak melakukan Revolusi,” tegas Politisi Partai Gerindra yang dekat dengan Prabowo ini.

Kondisi daya beli rakyat lemah, itu karena faktor perekonomian yang sedang kacau, harga- harga mahal. Barang- barang merangkak naik, tetapi penghasilan tetap, kemudian perusahaan banyak yang mengalami kebangkrutan karena nilai jual turun, sedangkan biaya produksi dan distribusi mengalami kenaikan.

” Ditambah lagi, perusahaan harus membayar THR dan membayar dengan dollar yang tinggi, ini yang menyebabkan situasi semakin kacau. Imbas kenaikan harga BBM saja sampai sekarang masih terasa. Apalagi ditambah dengan menjelang puasa dan Idul Fitri, maka harga- harga barang semakin melambung tinggi,” ungkapnya.

Itu baru situasi ekonomi. Belum lagi situasi politik, kalau sampai nanti Partai Golkar dan PPP tidak bisa ikut Pilkada serentak, maka akan semakin kacau situasi perpolitikan Nasional. Dunia perpolitikan akan goyang kedepannya. Kalau perpolitikan dan ekonomi goyang, maka akan berimbas pada stabilitas keamanan.

” Oleh karena itu, pemerintah harus segera bersikap dan bisa memprediksi situasi dan kondisi pada tahun yang akan datang. Kalau pemerintah sudah bisa memprediksi, maka akan bisa memberikan solusi dengan cepat. Jadi, pemerintah jangan mengarang masalah pertumbuhan ekonomi ini,” imbuh Politisi Partai Gerindra ini.

” Zaman Pak Harto dulu, ada tiga komponen yang diprioritaskan, yakni stabilitas politik keamanan, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan keadilan sosial. Pertumbuhan ekonomi sangat penting, karena bisa menambah lapangan kerja yang pada akhirnya akan memberikan pemerataan kesejahteraan. Keadilan sosial juga penting, karena itu akan menopang persatuan dan kesatuan Nasional. Sedangkan stabilitas politik keamanan merupakan komponen dasar untuk pembangunan,” pungkas Soepriyatno di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline