logo seputarnusantara.com

Muhammad Najib : Memilukan Sekaligus Memalukan, Hentikan Pengiriman TKW !

Muhammad Najib : Memilukan Sekaligus Memalukan, Hentikan Pengiriman TKW !

Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc.,Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

15 - Nov - 2011 | 01:04 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Setelah Sumiati, Darsem, kini Tuti Tursilawati asal Majalengka mendapatkan giliran ancaman hukuman pancung di Saudi Arabia. Tuti bukanlah yang terakhir karena puluhan nama lainnya sudah antre menanti. Kapan sedih dan pilu keluarga korban bisa dihentikan? sekaligus berhentinya peristiwa yang mengiris-iris harga diri dan martabat bangsa ini?

Hal tersebut diungkapkan oleh Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc.,Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional).

” Dalam berbagai kesempatan saya suka menggunakan istilah “memilukan sekaligus memalukan” menerima kenyataan seorang warganegara RI dipancung di negeri orang apapun penyebabnya, tanpa daya kita menolongnya. Menurut data-data yang sering digunakan pejabat di Kemenakertrans dan BNP2TKI, jumlahTenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri yang bermasalah tidak sampai satu persen. Tapi barangkali kita lupa satu persen dari sekian juta tentu jumlah yang tidak kecil. Di Saudi Arabia saja ada lebih dari satu juta orang, dan satu persen dari satu juta sudah mencapai sepuluh ribu,” tegas Najib.

Najib memaparkan bahwa alasan devisa yang disumbangkan mereka (TKW, red.) yang mempertaruhkan harga diri sekaligus nyawanya, sering digunakan sebagai alasan oleh mereka yang berwenang enggan untuk menghentikannya, bahkan sekedar melakukan moratorium saja sulitnya setengah mati.

” Bahkan setelah moratorium berhasil dilakukan karena tekanan publik yang luar biasa, dicari-cari alasan untuk segera mumbukanya kembali. Padahal moratorium diperlukan untuk memberikan tekanan kepada negara tujuan agar lebih memperhatikan hak-hak tenaga kerja sekaligus memberikan jaminan keamanan, kehormatan serta keselamatannya,” terang Politisi PAN ini.

Padahal, lanjut Najib, menurut Duta Besar Indonesia di Yordania Zainul Bahar Noor, bila dihitung secara cermat jumlah devisa yang disumbangkan dibanding uang yang harus dikeluarkan negara untuk berbagai hal terkait dengan TKW bermasalah sebenarnya kita rugi.

” Tentu kalkulasi Pak Zainul perlu diuji. Tapi yang pasti kita kehilangan kesempatan (lost opportunity) untuk memanfaatkan peluang mengisi kekosongan atau peluang mengirim tenaga kerja skill atau profesional yang bisa menyumbangkan puluhan lipat devisa dibanding pembantu rumah tangga,” kata Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab M Wahid Supriadi.

” Hal ini disebabkan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) lebih tertarik mengirim Pembantu Rumah Tangga yang barangkali karena gampang dalam rekrutmennya dan cepat menjadi duit, Wallahua’lam.” pungkas Muhammad Najib. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline