logo seputarnusantara.com

Hj. Melani Leimena Suharli : Meneladani Sosok RA. Kartini (Bagian Pertama)

Hj. Melani Leimena Suharli : Meneladani Sosok RA. Kartini (Bagian Pertama)

Hj. Melani Leimena Suharli, Wakil Ketua MPR RI

4 - Apr - 2012 | 14:01 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Menurut Hj. Melani Leimena Suharli, Wakil Ketua MPR RI, bahwa kita harus bersyukur dengan lahirnya sosok RA. Kartini, karena dengan perjuangan RA. Kartini, maka perempuan Indonesia bisa mengenyam pendidikan. Walaupun beliau dari keluarga bangsawan, keluarga bangsawan yang masih taat pada tata krama dan adat istiadat yang mengikat perempuan dirumah, tetapi RA. Kartini terus berpikir dan berjuang agar wanita Indonesia tidak hanya terkungkung di rumah saja. Tetapi beliau berpikir dan berjuang agar perempuan Indonesia harus bisa maju, dengan cara mendirikan sekolah- sekolah melalui “Sekolah Kartini”.

” Pada zaman RA. Kartini saja sudah menulis surat ke Belanda, jadi komunikasi itu sangat penting sekali. Apalagi beliau sudah berkomunikasi dengan dunia luar. RA. Kartini juga sebagai salah satu penggagas komunikasi dengan dunia luar, itu sangat luar biasa,” tegas Hj. Melani, Politisi dari partai Demokrat ini.

Hj. Melani lebih lanjut memaparkan bahwa sosok RA. Kartini ini adalah sosok yang sudah berjuang untuk merobohkan sekat- sekat dinding rumah, yang hanya memposisikan perempuan bekerja di dapur saja. Sosok RA. Kartini yang bisa dilihat dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, saat ini sangat relevan dijadikan sebagai teladan bagi perempuan Indonesia.

” Dengan kegemarannya membaca, tiada hari tanpa membaca bagi RA. Kartini. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, beliau selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu,” ungkap Hj. Melani.

Lebih jauh Hj. Melani menerangkan bahwa kemudian RA. Kartni memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

” Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya, Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya,” ungkap Hj. Melani.

” Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-Kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Yang tidak hanya memikirkan dan mementingkan dirinya sendiri. Dengan berjuang untuk kepentingan orang banyak, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan maju,” ucap Hj. Melani dengan mantap. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline