logo seputarnusantara.com

Muhammad Najib : Jangan Kaitkan SSJ 100 & Pesawat Tempur Sukhoi

Muhammad Najib : Jangan Kaitkan SSJ 100 & Pesawat Tempur Sukhoi

Ir. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

22 - Mei - 2012 | 15:15 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak- Bogor, terjadi pada tanggal 9 Mei 2012. Ketika itu sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 menghilang dalam penerbangan demonstrasi yang berangkat dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pada tanggal 10 Mei, reruntuhan Superjet Sukhoi terlihat di tebing di Gunung Salak, sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Barat. Karena bidang yang luas di mana puing-puing pesawat menabrak gunung, penyelamat menyimpulkan bahwa pesawat langsung menabrak sisi berbatu gunung dan bahwa “tidak ada peluang untuk hidup.

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah SSJ-100, dengan nomor pendaftaran 97004, msn 95004. Pesawat ini diproduksi pada tahun 2009 dan telah mengumpulkan lebih dari 800 jam terbang pada saat hilang. Superjet 100 adalah pesawat penumpang produksi pertama yang diproduksi di Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Pesawat yang jatuh telah melakukan perjalanan demonstrasi dan dijuluki “Selamat datang ke Asia!” di seluruh Asia Tengah dan Asia Tenggara, setelah sebelumnya mengunjungi Kazakhstan, Pakistan, dan Myanmar. Pesawat ini juga akan melanjutkan perjalanan ke Laos dan Vietnam. Pada saat kecelakaan terjadi, Sukhoi telah menerima 42 pesanan untuk jenis ini dari Indonesia, 170 secara keseluruhan, dan berencana untuk memproduksi hingga 1.000 pesawat.

Menurut Ir. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional), bahwa negara Rusia memang sudah mempunyai pengalaman yang panjang dalam membuat peralatan perang, termasuk pesawat tempur militer, seperti pesawat tempur jenis Sukhoi dan itu sudah teruji kualitasnya. Pesawat tempur jenis Sukhoi sudah dipakai di beberapa negara termasuk Indonesia. Itu tidak pernah ada persoalan.

” Mengenai pesawat yang jatuh, pertama, bahwa pesawat Sukhoi jenis SSJ 100, itu adalah pesawat jenis baru buatan Rusia dan ini baru dalam tahap uji coba, ini belum teruji karena merupakan produk awal. Kedua, dalam memproduksi pesawat sipil, memang negara Rusia tidak mempunyai pengalaman. Dan memang tidak banyak negara yang menggunakan produk Rusia yang non- militer,” ungkap Muhammad Najib kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara I DPR RI- Jakarta pada hari Senin, 21 Mei 2012.

” Tetapi, sangat terlalu dini jika mengkaitkan antara pesawat sipil SSJ 100 yang jatuh tersebut dengan pesawat tempur Sukhoi, walaupun keduanya sama- sama produksi Rusia,” imbuh Politisi dari PAN ini.

Najib menjelaskan bahwa hubungan antara Indonesia dengan Rusia terkait dengan pesawat tempur jenis Sukhoi adalah G to G, yakni antar negara. Jadi hubungannya sangat jelas, antar negara dalam kerjasama pengadaan pesawat tempur jenis Sukhoi produk dari negara Rusia itu.

Tetapi, Najib lebih lanjut memaparkan, kalau masalah pengadaan pesawat sipil Sukhoi SSJ 100, mungkin secara teknis ada agen resmi pesawat sipil Rusia tersebut di Indonesia dan itu boleh- boleh saja. Yang terpenting adalah tidak ada kaitan antara pesawat sipil SSJ 100 dengan pesawat tempur Sukhoi.

” Saya berharap agar masyarakat tidak mengkaitkan antara pesawat yang jatuh di Gunung Salak tersebut dengan pesawat tempur Sukhoi produk Rusia. Bukan suatu hal yang mustahil ada intelijen pihak kompetitor yang ikut bermain, sehingga SSJ 100 yang pasarnya di Indonesia sangat potensial, menjadi kurang diminati. Dan hal ini yang sangat mengkhawatirkan. Tetapi kalau bicara masalah ini, serahkanlah pada tim investigator baik dari Indonesia maupun Rusia untuk mencari penyebab kecelakaan SSJ 100,” tegas Muhammad Najib.

” Kita harus percayakan kepada tim investigator yang sudah dilengkapi dengan alat- alat yang canggih untuk menyelesaikan masalah tersebut. Memang semua serba mungkin, tetapi kita semua harus bersabar untuk menunggu hasil dari Tim Investigasi yang sudah dibentuk,” pungkas Muhammad Najib dengan tegas. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline