logo seputarnusantara.com

Totok Daryanto : Jangan Sampai Terjadi Kelangkaan BBM, Karena BBM = Pangan

Totok Daryanto : Jangan Sampai Terjadi Kelangkaan BBM, Karena BBM = Pangan

Totok Daryanto, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

15 - Jun - 2012 | 01:45 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Pemerintah dan DPR RI telah menetapkan kuota BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi pada tahun 2012 ini sebanyak 40 Juta KL (Kilo Liter). Namun realisasi hingga bulan Mei 2012 ini sudah mencapai 17,52 Juta KL atau 43,8 persen dari kuota. Sedangkan untuk kuota per- bulan hingga Mei, sudah over kuota sebanyak 108 persen.

Pemerintah mengakui kuota BBM bersubsdi yang ditentukan dalam APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara- Perubahan) tahun 2012 sebesar 40 Juta KL tidak realistis. Alasannya, karena realisasi kuota BBM bersubsidi tahun lalu sudah mencapai 41,2 Juta KL.

Menurut Totok Daryanto, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional), bahwa kuota BBM bersubsidi itu realistisnya harus ditambah, istilahnya kalau hanya 40 Juta KL tidak realistis. Ini kendala pertama adalah masalah kuota BBM bersubsidi, karena kuotanya hanya 40 Juta KL, dengan perkembangan masyarakat yang sangat cepat, maka akan bisa terjadi over kuota.

Kedua, masalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat sekali, itu bisa menjadi penyebab terjadinya kelangkaan BBM. Sebab dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat, kalau tidak diimbangi dengan kebijakan lain yang bisa menekan penggunaan BBM, maka ini bisa menyebabkan kelangkaan BBM,” ungkap Totok Daryanto kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Jakarta, pada hari Kamis, 14 Juni 2012.

Ketiga, menurut Politisi dari PAN ini, ketidak-siapan dari kalangan pengusaha untuk mengantisipasi masalah kelangkaan BBM ini. Mestinya, dengan BBM bersubsidi yang kuotanya terbatas, seharusnya BBM non- subsidi harus disediakan dengan cukup dan pendistribusiannya dilakukan secara bagus. Soal harga sebenarnya tidak masalah, dengan BBM yang langka di beberapa daerah, harga mencapai Rp 10-15 ribu tidak jadi soal bagi masyarakat setempat, walaupun harga keekonomian Rp 8.500,- itu tidak masalah.

” Yang penting adalah, jangan sampai terjadi kelangkaan BBM disetiap daerah. Karena BBM itu sama dengan pangan, kalau langka kan jadi masalah. Pemerintah dituntut untuk melakukan kebijakan yang tegas, jelas dan terukur serta sistematis. Sehingga tidak terjadi kelangkaan BBM yang bisa menyebabkan dampak buruk terhadap roda kehidupan masyarakat,” tegas Totok Daryanto.

” Konversi BBM ke Gas juga bisa bermasalah, karena kalau infrastrukturnya kurang bagus, maka akan jadi persoalan. Kemudian masalah transportasi massal juga harus diperhatikan dan dikembangkan oleh pemerintah, sehingga orang tidak berbondong- bondong menggunakan mobil pribadi,” pungkasnya dipenghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline