logo seputarnusantara.com

Okky Asokawati : Sosialisasi Kartu Jakarta Sehat Harus Cepat & Waktu Yang Lama

Okky Asokawati : Sosialisasi Kartu Jakarta Sehat Harus Cepat & Waktu Yang Lama

Dra. Hj. Okky Asokawati, M. Si., Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP

10 - Jan - 2013 | 09:57 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Tepat pada hari pahlawan tanggal 10 November 2012 kemarin, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan KJS ini mulai dibagikan kepada penduduk Jakarta. Walau disebutkan sebagai uji coba, tetapi KJS tersebut sudah bisa digunakan untuk berobat gratis di Puskesmas.

Kartu Jakarta Sehat ini adalah bagian dari program Gubernur Jokowi untuk mengansuransikan seluruh penduduk Jakarta. Untuk sementara ini, klaim dari penggunaan Kartu Jakarta Sehat ini masih menggunakan budget Jamkesda. Peluncuran Kartu Jakarta Sehat ini sempat ditanggapi oleh Badan Anggaran DPRD Propinsi DKI Jakarta karena pagu anggaran dari program tersebut belum ada, dan berbenturan dengan program Kartu Gakin yang telah ada sebelumnya.

Menurut Dra. Hj. Okky Asokawaty, M. Si., Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP (Partai Persatuan Pembangunan), bahwa pertama, perlu diapresiasi program Jokowi karena telah merealisasikan janji- janji saat kampanye dan dengan cepat melaksanakan program yang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Kedua, hanya saja, sesuatu yang dilakukan pertama itu tentu tidak bisa sempurna, masih ada kekuranagn dan tantangan- tantangan yang harus dihadapi. Saat bulan November 2012, pada waktu itu Reses saya kunjungan ke Dapil untuk menemui konstituen, banyak masyarakat yang euforia dan tergagap- gagap berbondong- bondong mendatangi pusat- pusat layanan kesehatan. Jadi mereka pusing- pusing sedikit, gatel- gatel, langsung datang ke pusat layanan kesehatan, karena beranggapan gratis ini..,” terang Okky Asokawati kepada seputarnusantara.com di gedung Nusantara 1 DPR- Senayan, pada Selasa 8 Januari 2013.

Hal tersebut terjadi, menurut Okky, karena sosialisasi KJS belumlah maksimal. Bahkan pada bulan Desember 2012 kemarin, pasien sampai antre panjang di Puskesmas. Hal ini karena kurangnya sosialisasi, karena kelemahan di negara kita itu sosialisasi sangat lemah.

” Sosialisasi KJS ini kurang cepat dan kurang lama, sehingga banyak masyarakat yang belum paham betul dengan program tersebut. Sementara KJS ini belum maksimal sosialisasinya. Dan saya lihat Pak Jokowi sekarang agak kebingungan karena membludaknya KJS. Karena waktu itu menyatakan siapa saja penduduk yang ber- KTP Jakarta, bisa ikut program KJS. Tetapi kemudian, ada wacana bahwa tidak fair kalau orang mampu ikut KJS. Kemudian dikoreksi bahwa KJS diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu. Padahal kriteria tidak mampu sampai sekarang belum jelas,” imbuhnya.

Terlepas dari polemik pemberian Kartu Jakarta Sehat ini, sosialiasi penggunaan Kartu Jakarta Sehat ini merupakan hal yang penting. Karena penggunaan dari Kartu Jakarta Sehat ini ada aturannya. Masyarakat yang mempunyai Kartu Jakarta Sehat ini tidak bisa secara otomatis memilih pelayanan kesehatan yang ada di Jakarta ini. Oleh karena itu, sosialisasi merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang mendapatkan kartu ini.

Pelayanan harus dimulai dari pelayanan primer dalam hal ini di Puskesmas. Pelayanan di RSUD atau RS swasta yang ikut kerja sama ini harus berdasarkan rujukan dari pelayanan kesehatan primer. Kecuali untuk pelayanan kegawat- daruratan, pemegang KJS bisa datang langsung ke RSUD.

Okky memandang bahwa KJS ini adalah miniatur BPJS Kesehatan yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2014. KJS saja yang lingkupnya “sempit” hanya di DKI Jakarta, euforianya seperti ini, apalagi nanti BPJS Kesehatan secara nasional, bisa dibayangkan bagaimana antrean panjang pasien di Puskesmas dan Rumah Sakit. Padahal pemerintah punya keterbatasan dalam hal pendanaan, dan tidak semua penyakit langsung bisa dicover oleh BPJS Kesehatan.

” Saya berharap, pemerintah bisa mengambil pelajaran dari KJS ini. Karena masyarakat menganggap, sakit tidak apa- apa, karena gratis ini. Jadi jangan sampai masyarakat justru tidak menjaga kesehatannya dengan baik, karena berobat gratis,” tegas Politisi PPP ini.

Okky memaparkan bahwa sekarang ini infrastruktur untuk program KJS belum siap. Memang bagus programnya, tetapi kesiapannya belum matang. Kemudian tenaga kesehatannya juga belum siap. KJS ini, pasien harus ke pelayanan kesehatan primer yakni Puskesmas, kalau tidak mampu Puskesmas, maka ke pelayanan kesehatan sekunder yakni RSUD. Kalau RSUD tidak mampu menangani, maka dirujuk ke RS Tersier seperti RSCM.

” Maka pelayanan di Puskesmas harus bagus dulu, sehingga jangan sampai pasien yang seharusnya bisa ditangani oleh Puskesmas, sudah dilimpahkan ke RSUD,” tegasnya.

Yang terpenting juga, menurut Okky, masyarakat harus berpikir promotif dan preventif. Masyarakat harus bisa menjaga kesehatannya dengan baik, jangan sampai justru sebaliknya, masyarakat berpikir sakit tidak masalah karena berobat sudah gratis.

” Agar antara konsepsi dengan implementasi di lapangan sesuai, maka infrastruktur kesehatan harus bagus. Kemudian SDM bidang kesehatan juga harus mumpuni dan piutang dari pusat- pusat layanan kesehatan ini jangan sampai terlalu lama dibayarkan, serta sistem manajemen pusat- pusat layanan kesehatan harus dibenahi,” pungkas Okky Asokawati di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline