logo seputarnusantara.com

Paulus Y. Sumino : Ciri Demokrasi Adalah Menghasilkan Pemimpin Berkualitas

Paulus Y. Sumino : Ciri Demokrasi Adalah Menghasilkan Pemimpin Berkualitas

Drs. Paulus Yohanes Sumino, MM., Anggota DPD RI dari Provinsi Papua

14 - Jun - 2013 | 09:27 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Sedikitnya ada tiga dampak besar pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung yang membuat banyak pihak prihatin. Ketiganya adalah, pertama, penggunaan uang yang semakin marak dari waktu ke waktu untuk membeli suara konstituen, kedua, tidak adanya jaminan pasangan calon terbaik akan menang dan ketiga, akibat biaya kampanye yang besar, maka hasil Pilkada sulit dipisahkan dari perilaku koruptif Kepala Daerah terpilih.

Tiga dampak besar Pilkada langsung tersebut, secara kumulatif akan secara otomatis mematikan ekspektasi publik akan hadirnya pemerintahan yang baik di Indonesia. Harapan untuk percepatan kesejahteraan rakyat telah didistorsi oleh sistem Pilkada langsung.

Contohnya, dampak dari besarnya biaya kampanye yang kemudian mengakibatkan Kepala Daerah sulit lepas dari perilaku koruptif tergambar jelas dalam data terakhir yang dilansir Kementerian Dalam Negeri, bahwa ada lebih dari 160 Kepala Daerah yang telah dan akan dibawa ke Pengadilan. Kesemuanya itu terkait dengan korupsi APBD. Perlu dicatat bahwa semua Kepala Daerah yang bermasalah tersebut adalah hasil dari Pilkada langsung.

Menurut Drs. Paulus Yohanes Sumino, MM., Anggota DPD RI dari Provinsi Papua, bahwa sepanjang Pilkada langsung yang menimbulkan kekerasan, itu tanda bahwa demokrasi yang tidak dewasa. Mengapa tidak dewasa? karena kurangnya pendidikan dan status ekonomi yang lemah. Ketika ekonomi lemah, maka akan dengan sangat mudah terbawa pada money politics, jadi pilihannya bukan kepada pemimpin yang baik dan punya program yang bagus, namun karena adanya politik uang.

” Hal tersebutlah yang merusak demokrasi, itu yang akan menimbulkan emosi dan kekerasan. Demikian juga kurangnya pendidikan akan menyebabkan kurangnya pengertian akan demokrasi, kurangnya pengertian akan program, dan kualitas SDM pemimpin yang dipilihnya akan rendah. Mereka akan terjebak pada ikatan primordialisme, sukuisme dan keluargaisme, sehingga calon pemimpin tidak siap kalah. Maka akan timbul emosi yang berakibat pada kerusuhan dan kekerasan,” ungkap Paulus Sumino kepada seputarnusantara.com di Gedung DPD RI- Senayan, Rabu 12 Juni 2013.

Paulus Sumino memaparkan, sebenarnya ciri dari demokrasi itu adalah akan menghasilkan para pemimpin yang berkualitas dan mereka siap menang dan siap kalah. Paulus Sumino mencontohkan bahwa tingkat partisipasi rakyat terhadap Pemilu di Los Angeles, AS, itu hanya 20% dari total jumlah pemilih, itu sangat rendah sekali. Tetapi orang Amerika sana bilang, siapapun menjadi pemimpin di Amerika Serikat itu akan jalan, bahkan orang bodohpun akan jalan pimpin Amerika, karena sistemnya sudah berjalan.

” Jadi orang bodohpun bisa memimpin Amerika Serikat, karena sistem sudah jalan, ekonomi sudah bagus, penegakan hukum sudah berjalan pada relnya, semua sistem sudah jalan. Karena itu rakyat menyatakan bahwa siapapun menjadi pemimpin Amerika akan jalan pemerintahan,” tegas Paulus Sumino.

Lebih lanjut Paulus Sumino menjelaskan bahwa, fakta menunjukkan bahwa banyak para calon pemimpin di Indonesia yang mendapatkan suntikan dana dari para investor politik. Para investor politik tersebut berani menyokong calon pemimpin, dengan harapan akan kembali lebih banyak lagi ketika si calon terpilih menjadi pemimpin.

” Ketika seseorang diburu dengan hutang politik, maka dia akan menghalalkan segala cara untuk mencari uang membayar hutang politiknya. Menurut saya dimana saja di seluruh Indonesia terjadi seperti itu. Sehingga seringkali setelah menjadi pemimpin akan melakukan tindakan- tindakan yang koruptif,” pungkas Paulus Yohanes Sumino dipenghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline