logo seputarnusantara.com

H. Muchtar Amma : Ingin Manfaatkan Sisa Hidup Untuk Kepentingan Rakyat

H. Muchtar Amma : Ingin Manfaatkan Sisa Hidup Untuk Kepentingan Rakyat

Drs. H. Muchtar Amma, MM., Anggota Fraksi Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat) DPR RI

5 - Mar - 2014 | 12:19 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Pertarungan Caleg DPR RI periode 2014- 2019 untuk lolos menuju Senayan turut diramaikan oleh Caleg incumbent yaitu sekitar 90 persen yang maju lagi. Para Caleg yang sekarang masih menjabat sebagai anggota DPR RI tentu punya tujuan masing- masing mengapa diriya kembali mencalonkan diri menjadi Anggota DPR RI untuk periode berikutnya.

Salah satu Caleg incumbent adalah Drs. H. Muchtar Amma, MM., Anggota Fraksi Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat) DPR RI. Pada Pemilu 2014 nanti, Muchtar Amma maju dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan 3 yang meliputi : Kota Sidendrang Rapang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Luwu, Kabupaten Tanah Toraja, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Pinrang, dan Kota Palopo.

Muchtar Amma lahir di Rappang pada tanggal 24 Juli 1950. Pria ini pada Pemilu 2014 nanti berada pada posisi nomor urut 1 daerah pemilihan Sulawesi Selatan 3. Muchtar Amma dikaruniai 3 orang anak dan 1 orang istri bernama Hj. Hasniah Kamil. Sebagai anggota DPR RI periode 2009- 2014 dari Fraksi Partai Hanura, sudah barang tentu tokoh yang satu ini sudah sangat dikenal di daerah pemilihannya.

Motivasinya kembali maju menjadi Anggota DPR RI periode 2014- 2019 adalah pertama, karena permintaan Partai Hanura untuk mencalonkan kembali dirinya menjadi Caleg DPR RI, kedua, karena jiwanya adalah pekerja maka ketika hanya satu periode menjadi anggota DPR, berarti harus berhenti bekerja. Padahal, niat awal menjadi anggota DPR setelah dia pensiun dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) adalah bagaimana supaya bisa berbuat untuk kepentingan rakyat.

” Niat awal saya menjadi anggota DPR adalah bagaimana memanfaatkan sisa umur saya untuk berbuat bagi kepentingan orang banyak, hanya itu cita- cita saya. Jadi saya tidak pernah berpikir bagaimana saya mencari rejeki di DPR apalagi dengan cara- cara yang tidak halal, itu tidak akan mungkin saya lakukan. Karena saya yakin dan percaya bahwa rejeki itu sudah diatur dan ditentukan oleh Sang Maha Kuasa,” ungkap Muchtar Amma kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Senayan, pada Selasa 4 Maret 2014.

Menurutnya, mengapa selama ini banyak anggota DPR yang bermasalah? Karena orang- orang tersebut melihat kesilauan- kesilauan akan harta, sehingga mereka memanfaatkan segala sesuatu yang sebetulnya bukan rejeki/ hak dia. Dengan kekuasaan, kemampuan dan kesempatan yang mereka miliki, dilakukanlah perbuatan yang melanggar hukum tanpa memikirkan akibatnya.

” Saya mohon maaf kepada adik- adik yang masih muda, kalau dilihat, dari sekian banyak orang yang bermasalah hukum justru umurnya relatif muda. Juga termasuk di institusi saya dulu di Direktorat Pajak, justru yang bermasalah umurnya rata- rata dibawah 40 tahun. Di politikpun juga seperti itu, politisi yang bermasalah kebanyakan berumur muda, jarang yang berusia lanjut. Apakah karena memang yang berusia lanjut ini tidak punya niat melakukan, atau memang tidak diberi keempatan untuk melakukan, saya tidak tahu,” tegas Politisi Partai Hanura ini.

Karena, lanjutnya, di dalam korupsi itu memang ada beberapa kategori. Baru bisa dikatakan orang itu bersih, kalau tidak terpengaruh terhadap kekuasaannya dan ketika diberi kesempatan berkuasa ternyata tetap tidak melakukan korupsi. Ada kategori orang yang korupsi tetapi tidak ketahuan, sehingga dia selamat. Kemudian ada orang yang melakukan korupsi dan ketahuan, maka celaka dia. Tetapi memang ada orang yang belum diberi kesempatan.

” Ini pengalaman di lapangan dan kenyataan, banyak orang ketika belum diberi kesempatan berkuasa, dia berkoar- koar bahwa tidak ada satupun orang lain yang benar, sepertinya dia saja yang benar. Tetapi ketika diberi kesempatan berkuasa, dia tidak bisa melakukan apa- apa, bahkan cenderung melakukan pelanggaran hukum, sehingga bermasalah, ini kenyataan dan banyak sekali terjadi. Tidak peduli dia akademisi atau bahkan agamais, bisa saja terjadi karena memang baru diberi kesempatan,” terang Muchtar Amma.

” Saya tidak mengatakan bahwa diri saya bersih, namun saya sudah teruji semenjak menjadi pegawai Pajak lebih dari 30 tahun. Padahal banyak sekali godaan- godaan ketika bekerja di Pajak. Tetapi Alhamdulillah sampai saya pensiun, tidak meninggalkan masalah. Bukan berarti tidak punya kesalahan, tetapi saya tidak meninggalkan pekerjaan saya yang bermasalah. Lebih- lebih setelah saya masuk di DPR ini, godaannya lebih besar dan sebenarnya kita punya kesempatan untuk melakukan hal- hal itu. Karena DPR ini dianggapnya super, seakan- akan kalau kita ngomong orang takut, padahal tidak seperti itu. Kalau saya tidak akan tergoda hal- hal seperti itu,” tambahnya.

Muchtar Amma menceritakan, kalau dirinya sedang tidak butuh sopir, maka dia akan menyetir sendiri mobilnya. Rata- rata anggota DPR kalau keluar daerah menggunakan ajudan, kalau dirinya tidak pernah menggunakan fasilitas pengawalan. Pengalaman dirinya, kalau seseorang sudah terbiasa menggunakan fasilitas negara berkaitan dengan jabatannnya itu, tetapi setelah tidak menjabat akan banyak mengalami kendala, seperti sakit dan sebagainya. Karena mereka biasa dilayani, kemudian setelah tidak menjabat tidak dilayani.

” Kalau dulu saya di PNS, memang fasilitas- fasilitas banyak, tetapi saya tidak terlampau memanfaatkan kecuali dalam hal- hal tertentu saja, kenapa? Karena saya berpikir jangka panjang, pasti suatu saat saya akan meninggalkan jabatan itu. Jadi ketika saya pensiun tidak berpengaruh sama sekali, karena sudah terbiasa membawa mobil sendiri, dan tidak pernah dilayani secara berlebihan, maka ketika saya tidak dapat fasilitas itu ya tidak masalah, sehingga tidak ada post power syndrome dalam diri saya,” ungkap Muchtar Amma.

Di DPR, menurutnya, kalau mau memanfaatkan fasilitas negara juga banyak. Ketika mau jalan tinggal telpon Polisi minta pengawalan, padahal fasilitas itu dibayar dengan uang negara yang merupakan uang rakyat. Kalau anggota DPR tidak menggunakan fasilitas pengawalan yang dibayar negara, sudah barang tentu bisa melakukan penghematan keuangan negara.

” Kalau saya justru tidak merasa bebas ketika dikawal Polisi. Karena menjadi terbatas gerakan saya, seperti ketika mau singgah ataupun ketemu masyarakat menjadi terbatas. Apalagi kalau kita mau kunjungan ke daerah, belum tentu Polisinya siap, justru bisa jadi menakut- nakuti bahwa daerah tersebut tidak aman, berarti saya tidak bebas ketemu konstituen saya di daerah tersebut. Saya kira sederhana saja, kalau memang nanti terpilih lagi, saya cuma ingin memanfaatkan sisa hidup saya ini untuk kepentingan orang banyak, hanya itu tujuan saya. Dan itu keluarga saya sudah paham betul, sehingga mereka tidak mengharapkan sesuatu yang lebih ketika saya menjadi anggota DPR lagi, jadi biasa saja keluarga saya,” pungkas Muchtar Amma di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline