logo seputarnusantara.com

Asmin Amin : Parlemen Kita Akan Diisi Orang Berduit & Antek- Antek Penguasa

Asmin Amin : Parlemen Kita Akan Diisi Orang Berduit & Antek- Antek Penguasa

Asmin Amin, Anggota Komisi VII DPR RI dari PKS

12 - Jun - 2014 | 15:45 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Fenomena partai politik sekarang ini, tidak berbanding lurus dengan pengikutnya. Jadi kadang- kadang tidak relevan lagi. Jumlah pendukung partai politik yang banyak untuk Prabowo- Hatta, belum tentu hasilnya seperti itu. Karena, kalau kita lihat di Indonesia, bahwa bedanya partai politik Islam dengan yang Nasionalis hanya tinggal namanya saja.

Hal tersebut disampaikan oleh Asmin Amin, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Senayan, pada Kamis 12 Juni 2014.

Menurut Asmin Amin, bahwa partai koalisi pendukung Prabowo- Hatta memang mayoritas adalah partai politik yang berbasis Islam. Namun itu semua tidak menjamin bahwa penduduk Indonesia yang mayoritas Islam juga serta merta mendukung Prabowo- Hatta.

” Perbedaan partai politik Islam dengan nasionalis itu tinggal namanya saja. Sebab, yang shalat dan pergi Umroh, itu baik yang di Gerindra, PKS maupun Golkar ya itu- itu saja orangnya. Tidak ada pembeda, kalau kita merujuk ke partai politik, tidak otomatis,” ungkap Asmin Amin.

Menurut Asmin Amin, yang fenomenal sekarang ini adalah bahwa di Indonesia ada 2 kekuatan organisasi Islam yakni NU dan Muhammadiyah. Prabowo- Hatta basicnya adalah Muhammadiyah, tetapi mempunyai Ketua Tim Sukses dari NU yaitu Mahfudz MD, ini sangat menarik. Jadi tokoh NU mau menjadi Tim Sukses orang Muhammadiyah. Salah satu simbol Muhammadiyah itu Hatta Rajasa dan salah satu simbol NU adalah Mahfudz MD. Yang menarik adalah Mahfudz MD, tetapi beliau mau menjadi Ketua Tim Sukses Prabowo- Hatta.

” Jadi sebenarnya, dikotomi antara NU dan Muhammadiyah itu tidak terlalu tajam. Yang tajam hanya soal di politik saja. Mereka suatu saat bisa bermusuhan dan suatu saat bisa bersatu. Fenomena politik di Indonesia ini sangat menarik dan tidak teraba. Jadi tidak ada satu rujukan yang bisa menjelaskan fenomena ini,” terang Asmin Amin.

” Kalau pandangan saya, negeri ini sedang diuji oleh Allah SWT. Kita punya aib sedang dibuka oleh Allah SWT. Seperti Al Quran dikorupsi, dana Haji dikorupsi, ini aib dibuka semua. Juga seperti Pileg (Pemilu Legislatif) kemarin. Pendekatan primordialisme, persaudaraan, dan kekerabatan sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah uang. Sudah tidak ada lagi adab- adab moralitas dan agama, sudah banyak yang melakukan kebohongan. Mulai dari grassroot hingga kalangan atas, semua sudah melakukan kesalahan termasuk penyelenggara Pemilu,” terang Asmin Amin.

Asmin Amin lebih jauh memaparkan bahwa, sudah tidak bisa dikatakan bahwa penyelenggara Pemilu berbuat adil. Semua orang berbohong, semua orang berpolitik “kotor” dan menghalalkan segala cara. Ada guyonan ” hanya Allah yang bisa mengalahkan serangan fajar,” ada lagi guyonan ” hanya Allah yang bisa mengalahkan serangan Dhuha.” Sudah tidak ada lagi hal- hal yang bersifat agama, budaya dan ukhuwah bahkan hilang saat Pileg kemarin.

” Kita lihat fenomena yang terpilih menjadi wakil rakyat. Hanya ada dua katagori yang terpilih menjadi wakil rakyat, duit dan antek- entek penguasa. Kalau ada yang lain dari itu hanya sedikit sekali. Jadi parlemen kita periode yang akan datang akan diisi oleh orang- orang berduit dan antek- antek penguasa. Mereka yang mampu bermain uang dan orang- orang yang dekat dan didukung oleh penguasa, maka akan jadi wakil rakyat,” pungkas Asmin Amin di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline