logo seputarnusantara.com

Hj.Sadarestuwati ( Anggota Komisi V ) : Infrastruktur Jalan Sepanjang Bibir Pantai Sangat Rawan Ambles

29 - Sep - 2010 | 03:27 | kategori:Infrastruktur

Sadarestuwati

Gambar Atas : Hj. Sadarestuwati, Anggota Komisi V DPR RI yang juga Anggota Fraksi PDI Perjuangan

Jakarta. Seputar Nusantara. Para pakar dan aktivis lingkungan mengingatkan ancaman lebih besar lagi terhadap Kota Jakarta, khususnya Jakarta Utara. Menyusul amblasnya jalan RE Martadinata sepanjang 103 meter. Jakarta Utara merupakan peringatan bagi Pemprov DKI Jakarta. Wahana Lingkungan Hidup ( Walhi ) sudah memperingatkan Jakarta akan tenggelam jika Pemprov DKI Jakarta tidak peduli dengan pembangunan yang mengabaikan lingkungan. Peringatan itu disampaikan kepada Pemprov DKI Jakarta sejak awal 2008. Isinya : Sebagian besar Kota Jakarta diprediksi akan tenggelam atau ditelan laut pada 2050. Penyebabnya, permukaan tanah terus menurun, banjir rob atau air laut pasang kerap menerjang, banjir kiriman rutin datang, proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut, serta arus laut yang bersifat merusak ( abrasi ).
Menurut Hj. Sadarestuwati, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, bahwa perkiraan itu bisa terjadi bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak segera mengantisipasi. Apalagi, hampir 50 persen wilayah Jakarta sangat rawan amblas, khususnya Jakarta Utara.

Amblasnya sebagian Jalan raya RE Martadinata di Jakarta Utara, menurut Hj. Sadarestuwati, adalah salah satu pertanda buruk. Tanda buruk lainnya yang sudah pernah terjadi adalah banjir rob besar yang menenggelamkan jalan tol Bandara Soekarno- Hatta pada tahun 2008, jebolnya Situ Gintung setahun kemudian, dan tahun ini banyaknya tanggul jebol. Itu termasuk jebolnya tanggul penahan air sepanjang 115 meter di bantaran saluran Kanal Barat yang terletak di jalan Sultan Agung, Setiabudi, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Hj. Sadarestuwati menjelaskan bahwa amblesnya jalan RE Martadinata kemungkinan terjadi lantaran tiang pancang yang menjadi pondasi berada di tanah dengan kontur lunak sehingga mudah bergeser. Apalagi, ada pengerukan di laut yang menimbulkan abrasi sehingga jalan anjlok.

Dia menambahkan, jika mencermati kembali sejarah dari berita-berita tahun sebelumnya, jalan RE Martadinata yang terletak di pinggiran Jakarta Utara memang tergolong sangat rawan. Jalan ini selalu menjadi langganan banjir saat hujan menerjang Jakarta. Jalan ini juga rutin tergenang ketika banjir rob menghantam dari laut Jawa. Karena itu, setiap awal tahun, saat musim hujan dan musim rob, jalan RE Martadinata sudah langganan rusak dan berlubang.

Ironisnya, dari pantauan seputarnusantara.com, bukan hanya jalan RE Martadinata yang terancam ambrol, dan sekarang sudah terbukti terjadi. Namun, masih ada deretan wilayah lain yang terancam ambrol, seperti Tanjung Priok, Pademangan, Ancol, Kp. Bandan, Jalan Lodan, dan Pasar Ikan Penjaringan di Jakarta Utara.

Itu di Jakarta Utara. Sedangkan, di Jakarta Pusat wilayah yang terancam ambles ada di Jalan Pangeran Jayakarta, Sawah Besar, dan sepanjang jalan protokol Jenderal Sudirman-MH Thamrin. Di Jakarta Timur yakni di Kawasan Industri Pulogadung dan Jalan Raya Bogor. Sedangkan, di Jakarta Barat terletak di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, dan Kamal Muara.

” Infrastruktur jalan sepanjang pantai memang sangat rawan ambles. Untuk mengantisipasi ambles/ ambrolnya jalan atau jembatan, ada sebuah alat kontrol untuk mendeteksi kerusakan infrastruktur baik itu jalan maupun jembatan. Kalau bicara nominal memang sangat mahal, tetapi kita jangan melihat nilainya, tetapi lihatlah fungsinya. Saya ambil contoh Jembatan Suramadu ( Surabaya- Madura ) itu sangat memerlukan dipasang alat ini. Alatnya untuk jembatan namanya SHMS ( Structural Health Monitoring Sistem ), harganya antara Rp 40 – 50 Miliar. Satu alat satu jembatan, dipasang di jembatan untuk selalu memonitoring kondisi jembatan. Alat ini sangat penting dipasang untuk jembatan besar seperti Suramadu,” ungkap Hj. Sadarestuwati kepada seputarnusantara.com dengan gamblang.

” Terakhir menurut saya, system harus diperbaiki dalam pengadaan barang dan jasa. Jangan takut untuk melaksanakan Keppres No. 80 itu. Memang seringkali terjadi ketakutan- ketakutan dari pelaksana proyek. Kita jangan bermimpi mempunyai infrastruktur yang handal jika systemnya tidak diperbaiki secara bagus,” tegas Hj. Sadarestuwati, Anggota Komisi V DPR RI ini. ( Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Infrastruktur | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.