logo seputarnusantara.com

Eko Anang : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo Siapkan Anggaran 2023 Dalam Bentuk Bantuan Hibah Untuk Kepentingan Masyarakat

27 - Mar - 2023 | 13:45 | kategori:Headline

Keterangan foto : Ir. Eko Anang S.W., MMA., Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo- Jawa Tengah 

Purworejo. Seputar Nusantara. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah sudah menyiapkan berbagai bentuk bantuan Hibah untuk kepentingan masyarakat pada tahun Anggaran 2023 ini.

Menurut Ir. Eko Anang S.W., MMA., Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo- Jawa Tengah bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo yang terdiri dari Bidang Prasarana dan Penyuluhan Pertanian, Bidang Pangan, Bidang Sarana dan Perlindungan Tanaman, dan Bidang Kesehatan Hewan, tujuan utamanya adalah dalam rangka mendukung visi misi Bupati Purworejo dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

” Tujuan utamanya adalah dalam rangka melestarikan swasembada pangan, khususnya untuk Bidang Prasarana dan Penyuluhan Pertanian, pada tahun 2023 ini ada beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan, dalam rangka mendukung program swasembada pangan,” ungkap Eko Anang kepada seputarnusantara.com di ruang kerjanya, pada Senin 27 Maret 2023.

Eko Anang memaparkan bahwa beberapa program kegiatan tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Purworejo, APBD P.rovinsi Jawa Tengah dan Anggaran dari Pemerintah Pusat. Tujuanganya adalah dalam rangka peningkatan produksi pertanian di wilayah Purworejo.

” Jadi untuk tahun 2023 ini, di Bidang Prasarana dan Penyuluhan Pertanian ada beberapa program kegiatan diantaranya adalah pertama, Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), dimana JUT penerima manfaatnya adalah 50 Kelompok Tani (Poktan). Adapun anggarannya adalah masing- masing kelompok mendapatkan dana sebesar Rp 100.000.000,-” ucap Eko Anang dengan rinci.

Kemudian kedua, lanjutnya, adalah Pembangunan Jaringan Irigasi Usaha Tani (RJIT) penerima manfaatnya adalah 26 kelompok. Masing- masing kelompok mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 75 Juta. Selanjutnya ketiga, Pembangunan Irigasi Air Tanah Dangkal (ATD), penerima manfaatnya ada 2 kelompok dan masing- masing kelompok mendapatkan bantuan senilai Rp 150 Juta.

” Kegiatan tahun 2023 ini nantinya akan kita laksanakan secara swakelola lagi, jadi masyarakat yang mengerjakan. Jadi, masyarakat secara swakelola mengerjakan kegiatan tersebut dan didampingi oleh fasilitator, mulai dari perencanaan, membuat RAB, juga mendampingi sampai selesainya kegiatan. Selain itu, fasilitator juga akan membimbing dan mendampingi pen-SPJ- annya (administrasinya),” urainya.

Disamping itu, imbuhnya, ada kegiatan peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) petani yaitu pertama, IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management of Irigation Project), merupakan kegiatan yang berbentuk sekolah lapang bagi petani, yang mana lokasinya merupakan kelompok- kelompok tani yang mendapatkan daerah irigasi kewenangan Kabupaten. Kelompok- kelompok tani tersebut melaksanakan sekolah lapang dalam rangka penerapan teknologi anjuran.

” Jadi, mulai dari persiapan tanam, kemudian persemaian, pemupukan, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) sampai dengan panen dan pasca panen, nantinya akan dipraktekkan oleh kelompok tani penerima manfaat tersebut,” jelas Eko Anang dengan gamblang.

Selain itu, sambungnya, yang kedua ada kegaiatan SIMURP (Strategic Irigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project). Kegiatan SIMURP ini dalam bentuk sekolah lapang dan penerima manfaatnya adalah mereka yang mendapatkan irigasi yang kewenangannya dari Pemerintah Pusat. Intinya sama, kelompok tani mendapatkan pelatihan atau sekolah lapang, juga praktek, dalam rangka menerapkan CSA (Climate Smart Agriculture), yang mana petani harus cerdas iklim, dan petani harus bisa memilih komoditas yang sesuai dengan kondisi iklim saat itu.

” Misalnya, informasi dari BMKG bahwa musim kemarau akan maju, maka kita sarankan kepada para petani agar memilih varietas- varietas yang berumur pendek. Atau mungkin dengan melakukan sebar pethuk sehingga waktu yang diperlukan dari musim pertama ke musim berikutnya itu lebih pendek. Sehingga ketika memasuki musim kemarau, tanaman tidak banyak membutuhkan air, maka gagal panen karena kekurangan air bisa dikurangi dampaknya, ini manfaat cerdas iklim,” papar Eko Anang.

Dia melanjutkan, dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo memberikan bantuan berbagai alat dan mesin pertanian kepada masyarakat. Alat dan mesin pertanian tersebut antara lain traktor, pompa air, dll, dalam rangka mengatasi kelangkaan tenaga kerja.

” Kita ketahui bersama bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Purworejo sudah mengalami kelangkaan tenaga kerja, khususnya pada saat musim tanam dan musim panen. Wilayah yang mengalami kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian antara lain Kecamatan Purwodadi, Ngombol, dan Banyuurip. Tiga Kecamatan tersebut bersamaan saat musim tanamnya, sehingga kekurangan tenaga kerja. Untuk mengatasinya, maka mereka mendatangkan tenaga kerja dari wilayah lain seperti dari Kecamatan Gebang bahkan dari Kulonprogo- DIY,” paparnya.

Namun dengan adanya bantuan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo berupa alat dan mesin pertanian, tambahnya, maka masalah kelangkaan tenaga kerja ini bisa diatasi. Sebab dengan alat dan mesin pertanian tersebut, para petani bisa mengolah pertaniannya dengan maksimal dengan sedikit tenaga kerja. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline