logo seputarnusantara.com

H. Muhammad Najib : Industri Strategis Pertahanan Harus Dikembangkan

H. Muhammad Najib : Industri Strategis Pertahanan Harus Dikembangkan

Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

15 - Mar - 2011 | 15:20 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Indonesia harus mampu membangun dan mengembangkan industri strategis pertahanan khususnya industri alutsista (alat utama sistem senjata). Kita sudah cukup lama bergantung kepada negara- negara lain, sehingga Indonesia mengalami kerugian yang sangat luar biasa baik secara materi maupun bargaining position politik pertahanan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc., Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN ( Partai Amanat Nasional ).

Menurut Najib, kerugian yang pertama dari bergantung kepada negara lain adalah semua alutsista kita bisa diketahui oleh luar negeri, kekuatan alutsista kita bisa dihitung dan dibaca oleh mancanegara. Kedua, harga alutsista dari luar negeri tidak ada standarnya sehingga uang APBN Indonesia dihambur- hamburkan.

Ketiga dengan kita membeli alutsista dari negara lain, maka akan terjadi pemborosan yang sangat luar biasa terkait dengan biaya perawatan, karena ada kerusakan sedikit harus mendatangkan teknisi dari luar negeri. Dan yang keempat adalah, Indonesia sangat rentan diembargo, sedikit ada perbedaan sikap politik maka akan diembargo oleh negara produsen, sehingga independensi dan martabat kita terganggu.

” Satu- satunya pilihan adalah Indonesia harus mampu membangun dan mengembangkan industri strategis terkait dengan pertahanan dan keamanan. Kita memang tidak bisa merevitalisasi semua secara sekaligus, tetapi kan bisa dengan bertahap. Kita tidak punya pilihan lain, ini harus segera dilakukan,” ungkap Najib, Politisi PAN ini.

Menurutnya, bicara mengenai industri strategis pertahanan, pasti akan terkait dengan aspek ekonomi dan aspek kemandirian. Dari aspek ekonomi, untuk membangun industri strategis pertahanan memang biayanya sangat besar, namun hal ini untuk jangka panjang 10- 20 mendatang akan terasa keuntungannya. Sedangkan dari aspek kemandirian, Indonesia akan mampu mandiri dalam hal penyediaan alutsista dan tidak mudah dikendalikan oleh negara asing.

” APBN kita setiap tahunnya terekam jelas, bahwa untuk alutsista saja anggarannya mencapai angka puluhan triliun. Anggaran pertahanan kita masih kecil dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia,” tuturnya.

” Kita ingin mengubah paradigma lama : kalau kita bisa beli, mengapa kita buat? Paradigma tersebut harus kita ubah menjadi : kalau kita bisa buat, mengapa kita membeli. Kita harus membangun industri strategis pertahanan untuk kemandirian pertahanan kita dan tentu produk Indonesia ke depan akan lebih baik lagi. Contoh : PT. Pindad sudah bisa membuat Panser, PT. PAL sudah bisa membuat kapal laut, kedepan bagaimana agar bisa membuat kapal perang. PT. DI sudah bisa membuat pesawat, kedepan bagaimana agar bisa memproduksi pesawat tempur,” tambahnya.

Najib menjelaskan bahwa anggaran Kementerian Pertahanan RI pada tahun 2011 ini sekitar 40 Triliun. ” Kita Komisi I DPR ingin menambah sekitar 15 Triliun karena melihat keperluan Kementerian Pertahanan. Ada respon positif dengan sudah ditambah 9 Triliun. Kita berharap agar ke depan Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran yang signifikan agar pertahanan Indonesia menjadi sangat kuat,” pungkas Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc. ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline