logo seputarnusantara.com

John Pieris : Pancasila Sudah Teruji Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia

John Pieris : Pancasila Sudah Teruji Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia

John Pieris, Anggota DPD/ MPR RI dari Provinsi Maluku

12 - Mei - 2011 | 06:16 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Faktor utama Pancasila mesti dipertahankan sebagai ideologi negara adalah, karena sejak lama konsep Soekarno- Hatta ini telah teruji sebagai faktor pemersatu bangsa. ” Bangsa kita tercinta ini sangat beragam, mulai dari agama, suku, hingga golongan. Salah satu pemersatunya adalah Pancasila itu,” kata John Pieris, Anggota DPD/ MPR RI dari Provinsi Maluku kepada seputarnusantara.com, Rabu 11 Mei 2011 di Gedung DPR RI- Senayan.

John Pieris memahami penghapusan mata pelajaran Pancasila dari kurikulum pendidikan tak lepas dari desakan kepentingan politik yang menyatakan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai kepentingan politik praktis Orde Baru. Akibatnya, Penataran P4 (Penghayatan Pengamalan Pedoman Pancasila) di sekolah pun dihapuskan.

Di tengah ancaman disintegrasi bangsa, John Pieris berharap pemerintah segera mengembalikan mata pelajaran pendidikan dasar Pancasila ke dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi.

Wakil ketua Komite IV DPD RI, John Pieris dengan tegas dan lugas menyampaikan pandangan dan pemikirannya bahwa nilai-nilai Pancasila semakin hilang dari bangsa Indonesia, karena pemimpinnya yang tidak punya visi dan misi yang jelas, tidak tegas dan kurang berani bertindak dan mengambil keputusan.

Dia berpandangan bahwa dari sejak berdiri negeri ini, orde baru dan orde reformasi, tidak ada nilai-nilai Pancasila yang dilaksanakan secara konsekwen dan konsisten.

” Pancasila tidak kemana- mana, tetapi warga negara Indonesia mau kemana? Mau menggunakan ideologi apa? Pancasila ini adalah jalan tengah, sebab teokrasi, kemanusiaan, persatuan nasional, demokrasi dan keadilan sosial semua ada dalam Pancasila. Pancasila tidak ada didunia lainnya, hanya satu- satunya di Indonesia. Yang menjadi pertanyaan adalah pejabat- pejabat negara baik Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif melaksanakan Pancasila tidak? kemudian pemimpin- pemimpin non- formal sudah melaksanakan Pancasila belum?” tanya John Pieris.

Menurutnya, boleh- boleh saja fanatisme beragama, yang tidak boleh adalah menganggap orang lain kafir, radikalisme mengatasnamakan agama, dan melakukan anarkisme dengan payung agama. Harus ada kearifan nasional (national wisdom) yang dijalankan oleh seluruh masyarakat Indonesia baik pejabat maupun rakyat.

John Pieris memaparkan bahwa nilai- nilai luhur Pancasila harus kita rawat, kita hayati dan kita amalkan. Pancasila yang tidak ada embel- embel lainnya harus dilaksanakan secara murni dan konsisten. Intinya : kepatutan, kepantasan dan keteladanan para pejabat untuk menjalankan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari. Nilai- nilai luhur Pancasila sangat tepat dilaksanakan di negara Indonesia yang majemuk ini.

” Bangsa yang majemuk seperti Indonesia ini tidak mungkin dipersatukan dengan selain Pancasila. Karena dengan berbagai ragam agama, suku, adat, budaya, bahasa, dsb…hanya Pancasila yang dapat mempersatukannya,” tegas John Pieris dengan mantap.

Dia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia ini sedang sakit. Kalau satu agama disakiti, langsung bereaksi secara cepat dan keras. Tetapi kalau beda agama yang disakiti, masa bodoh bahkan bertepuk tangan. Padahal sebagai sesama anak bangsa harus saling bahu- membahu dengan tidak melihat latar belakang agama. Memang di Indonesia ada perbedaan- perbedaan, yang tidak boleh adalah pembedaan.

” Saya tekankan, kita harus tanamkan kepatutan, kepantasan dan keteladanan dari para pemimpin. Kalau hulu kotor maka hilirnya juga kotor, artinya kalau pemimpinnya korupsi maka rakyatnya akan mencuri, mencopet dan menjambret. Sangat memalukan, sedang sakit bangsa kita ini. Seorang koruptor dengan bangga dan tersenyum keluar masuk kendaraan tahanan sambil melambaikan tangan di siarkan Televisi, sangat memalukan!” pungkas John Pieris. ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline