logo seputarnusantara.com

Rutan Kelas IIB Purworejo- Jawa Tengah Selenggarakan Kegiatan Pembuatan Handicraft Berupa Tempat Tissue, Tempat Pakaian, dan Tempat Hantaran Pernikahan Untuk Bekali WBP Mahir di Dunia Usaha

1 - Des - 2025 | 13:00 | kategori:Headline

Keterangan foto : David Saptoaji Putra, Kepala Rutan (Rumah Tahanan Negara) Kelas IIB Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah

Purworejo. Seputar Nusantara. Rutan (Rumah Tahanan Negara) Kelas IIB Purworejo- Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka menyiapkan para WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) agar dapat kembali ke tengah- tengah masyarakat secara normal setelah nantinya bebas dari Rutan. Bekal ini sangat penting mengingat mereka ketika di dalam Rutan banyak waktu yang tersedia untuk dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya dan semaksimal mungkin.

Menurut David Saptoaji Putra, Kepala Rutan (Rumah Tahanan) Kelas IIB Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah sebenarnya untuk pembuatan kerajinan dari bahan baku bambu sudah lama dilaksanakan di Rutan Purworejo. Sudah sejak lama di Rutan ini membuat kerajinan tangan berupa besek yang berbahan dasar dari bambu.

” Namun untuk sekarang ini, kita fokus pada pembuatan kerajinan tangan berupa tempat tissue, tempat pakaian kotor, dan tempat hantaran pernikahan. Tiga kerajinan tangan ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dan produksi 3 kerajinan tangan ini sudah berjalan selama kurang lebih 2 bulan,” ungkap David kepada Media Online seputarnusantara.com saat meninjau pembuatan 3 kerajinan tangan tersebut oleh para WBP, di komplek Rutan Kelas IIB Purworejo, pada Senin 1 Desember 2025.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa untuk pemasarannya, pembeli 3 kerajinan tangan tersebut berasal dari kalangan masyarakat, petugas Rutan maupun pengunjung (keluarga/ kerabat WBP). Antusiasme para WBP dalam mengerjakan kerajinan tangan sangatlah tinggi, mereka senang dan bangga mampu membuat kerajinan tangan walaupun di dalam Rutan.

Keterangan foto : David Saptoaji Putra (berdiri kiri), Kepala Rutan (Rumah Tahanan Negara) Kelas IIB Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah, memegang hasil karya WBP berupa kerajinan tangan

” Purworejo ini kan merupakan wilayah yang memiliki pohon bambu yang cukup melimpah, maka kami membuat kerajinan tangan berbahan baku bambu karena sangat mudah didapat dan harganya juga tergolong murah. Sehingga dengan bahan baku bambu yang mudah dan murah, nilai ekonomisnya menjadi tinggi,” ucap David.

Para WBP yang mengerjakan kerajinan tangan tersebut, imbuhnya, tentu mendapatkan pengalaman dan ketrampilan dalam membuat kerajinan tangan, dan ini merupakan premi bagi para WBP yang ikut dalam kegiatan ini. Program kemandirian bagi para WBP ini menjadi bekal mereka dalam dunia usaha, sehingga diharapkan bisa menjadi modal ketrampilan mereka setelah nantinya bebas dari Rutan.

” Semua WBP bisa mengikuti program kemandirian pembuatan kerajinan tangan ini, yang penting mereka mempunyai minat dan bakat. Jadi bagi WBP yang belum mahir, akan kita latih supaya mahir membuat kerajinan tangan. Tidak ada syarat- syarat khusus untuk mengikuti program kemandirian wirausaha ini, semua WBP bisa ikut. Diharapkan agar para WBP mempunyai ketrampilan dalam wirausaha sehingga akan bermanfaat ketika nantinya kembali ke tengah- tengah masyarakat,” tegas David dengan gamblang.

Untuk pemasaran Handicraft tersebut, paparnya, sudah dilakukan secara pre- order, kemudian menjajaki kerjasama dengan toko- toko dan para pengusaha, serta rencananya akan dijual via online melalui platform- platform penjualan online seperti shoppe dan Tokopedia dll, ini masih dalam proses ke arah sana.

” Selain kerajinan tangan, kita juga sedang mengembangkan budidaya ikan lele melalui media galon bekas. Budidaya ikan lele ini sudah berjalan kurang lebih 2 bulan dan kita ternak sekitar 500 ekor lele. Target ke depannya akan kita pelihara sejumlah 3.000 ekor ikan lele dengan harapan dapat mendukung program Ketahanan Pangan. Dan ke depan kita rencanakan ikan lele ini menjadi produk olahan seperti Frozen dan lain- lain,” jelas David.

” Kemudian, selain budidaya ikan lele di dalam Rutan, kita juga memproduksi telor asin. Bahan dasar telor asin ini dari telor bebek, nilai ekonomisnya juga lumayan tinggi. Dari modal telur bebek Rp 1.800,-/ butir, kita jual menjadi harga Rp 3 Ribu/ butir telor asin,” tambahnya.

Keterangan foto : David Saptoaji Putra (ketiga dari kiri), Kepala Rutan (Rumah Tahanan Negara) Kelas IIB Kabupaten Purworejo- Provinsi Jawa Tengah didampingi oleh Akwila Amadea Pitaka (kedua dari kanan), Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan, saat meninjau pembuatan kerajinan tangan para WBP

Menurutnya, pembinaan itu ada 2 kategori, pertama pembinaan kepribadian dan yang kedua adalah pembinaan kemandirian. Pembinaan kepribadian itu dalam bentuk sikap dan perilaku, sedangkan pembinaan kemandirian itu difokuskan pada pemberian ketrampilan kepada para WBP, sehingga ketika mereka keluar dari Rutan, sudah mempunyai ketrampilan. Karena sebagian dari mereka melakukan tindak pidana karena dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi.

” Setelah mereka kembali ke tengah- tengah masyarakat, harus ada dukungan dari keluarga, masyarakat dan lingkungan. Jangan sampai ada stigmatisasi kepada mereka sehingga mereka kembali melakukan tindak pidana. Justru kita harus mensupport mereka, supaya mereka dapat aktif dan produktif serta ikut dalam pembangunan,” pungkas David Saptoaji Putra di penghujung wawancara dengan Media Online seputarnusantara.com

Sementara itu menurut Akwila Amadea Pitaka, Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan pada Rutan Kelas IIB Purworejo bahwa pertama, Rutan menyediakan pelayanan kesehatan kepada para WBP. Semua WBP boleh berobat di pelayanan kesehatan milik Rutan, apapun penyakitnya selagi mereka tidak alergi obat, maka akan diberikan pengobatan.

” Kita akan berikan obat bagi mereka yang sakit. Namun jika WBP membutuhkan obat- obatan dari luar Rutan, maka ada prosedur tersendiri yang harus dijalani oleh mereka. Jika memang obat tersebut tidak berbahaya, maka boleh digunakan oleh WBP,” ungkap Akwila.

Kemudian kedua, imbuhnya, Rutan menyediakan layanan kunjungan. Jadwal kunjungannya adalah setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, mereka bisa bertemu dan berinteraksi dengan keluarga masing- masing dengan durasi waktu yang telah ditentukan oleh pihak Rutan.

” Selanjutnya ketiga, di dalam Rutan ada layanan jasa laundry supaya pakaian bersih dan rapi. Jadi para WBP yang mengerjakan laundry tentunya memperoleh bekal dalam usaha laundry sehingga bisa dimanfaatkan ketika nantinya bebas dari Rutan. Para WBP yang ingin mengasah dan mengolah kemampuan di bidang jasa laundry, bisa ikut bergabung dalam jenis usaha ini,” terang Akwila dengan jelas.

” Kalau untuk layanan kunjungan WBP, selama ini aman- aman saja, karena pihak Rutan sudah membuat aturan yang sangat ketat apa saja yang boleh dibawa dan apa saja yang tidak boleh dibawa oleh para pengunjung,” tegas Akwila. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | TRACKBACK |

Silakan Mengisi Komentar

You must be logged in to post a comment.

Tulisan dengan Kategori Headline