logo seputarnusantara.com

Rully Chairul Azwar : Mutu Pendidikan Didorong Untuk Mendukung Prestasi

Rully Chairul Azwar : Mutu Pendidikan Didorong Untuk Mendukung Prestasi

Rully Chairul Azwar, Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar

5 - Jul - 2011 | 15:33 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sebuah jenjang sekolah nasional di Indonesia dengan standar mutu internasional. Proses belajar mengajar di sekolah ini menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang belum pernah ada. Pengembangan SBI di Indonesia didasari oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 Ayat 3. Dalam ketentuan ini, pemerintah didorong untuk mengembangkan satuan pendidikan yang bertaraf internasional.

Standar internasional yang dituntut dalam SBI adalah Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, SDM, Fasilitas, Manajemen, Pembiayaan, dan Penilaian standar internasional. Dalam SBI, proses belajar mengajar disampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Rully Chairul Azwar, Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR- Jakarta pada Selasa, 5 Juli 2011.

Menurutnya yang terpenting adalah bahwa ide diadakannya SBI adalah untuk memberikan motivasi meningkatkan mutunya. Pilihan sampai ke mutu mana, ya tergantung sekolah tersebut. Tetapi jika akibat dari peningkatan mutu kemudian ada peningkatan tarif, maka hal itu perlu disadari.

” Karena untuk memelihara mutu, tentu memerlukan gaji guru yang baik, kesejahteraan karyawan, dan fasilitas yang memadai serta canggih. Kita harus mendidik masyarakat agar memahami kondisi sekolah tersebut, tentu menentukan tarifnya,” ungkap Rully.

Persoalannya menurut Rully adalah, apakah lembaga yang menilai mutu sebuah SBI itu sudah sesuai dengan standar yang baik. Kesan kastanisasi harus dihapus, jangan ada kesan masyarakat yang tidak mampu tidak bisa sekolah di SBI. Kalau berprestasi tentu bisa sekolah di SBI dengan dukungan dan subsidi dari pemerintah.

” Menilai apakah sekolah tersebut bertaraf internasional atau tidak itu memang sulit. Ini kesalahan kriterianya atau lembaga yang menilai yang salah. Praktek di lapangan sangat sarat dengan permainan untuk mendapatkan anggaran,” imbuhnya.

Menurutnya, yang terbaik bukan kelasnya, tetapi yang terbaik adalah sekolahnya. SBI bukan barang haram, SBI adalah barang halal. Yang penting adalah dalam satu sekolah harus satu model. SBI kita evaluasi bukan pada konsepnya, tetapi pada prakteknya termasuk kriterianya dan lembaga yang meng- akreditasinya.

” Penekanan saya pertama, Lulusan SBI harus bisa berkomunikai dengan bahasa ilmiah dan internasional. Kedua, kita harus membuat masyarakat yang berprestasi dan ingin sekolah di SBI jadi tidak terhambat. Jadi ada orang kaya tetapi tidak mampu secara intelektual ya jangan dipaksakan, tetapi jika ada orang yang tidak mampu tetapi berprestasi, maka harus didorong supaya bisa sekolah disana. Saya setuju kalau mutu didorong untuk mendukung prestasi,” pungkasnya. ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline