logo seputarnusantara.com

Aria Bima : Impor Kentang, Bukti Sistem Neolib Pemerintahan SBY- Boediono

Aria Bima : Impor Kentang, Bukti Sistem Neolib Pemerintahan SBY- Boediono

Aria Bima, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan

12 - Okt - 2011 | 06:04 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Impor hortikultura terus terjadi selama kurun waktu hampir 5 tahun terakhir. Kentang menjadi salah satu komoditas yang ikut serta di impor dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Harga kentang lokal yang mencapai Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram, namun saat ini harga kentang lokal berkisar Rp 4.000- Rp 4.500 per kilogram.

Harga kentang anjlok di tingkat petani karena gencarnya impor kentang dari China. Kentang impor tersebut harganya hanya Rp 2.300/ Rp 2.500 per kilogram. Padahal selama ini kentang menjadi komoditas hortikultura yang banyak menyumbang devisa negara.

Menurut Aria Bima, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, bahwa kebijakan impor kentang yang sedang ramai diperbincangkan, harus dilihat dari tata niaga impor. Pertama, ada barang yang bebas di impor, kedua, barang impor dalam pengawasan dan ketiga, barang yang dilarang di impor.

WTO (World Trade Organization) membolehkan impor dengan alasan pertama, masalah standar internasional karena kualitas barang dan kedua, kondisi petani, sekarang ini kondisi petani sedang panen (jumlah komoditas kentang sedang melimpah). Sehingga sekarang ini sebenarnya tidak tepat kalau pemerintah membuka kran impor kentang.

” Saya meminta kepada Menteri Pertanian agar segera mengusulkan komoditas- komoditas apa saja yang mampu memenuhi kebutuhan nasional, sehingga tidak perlu melakukan impor. Karena 60% pangan kita sekarang ini impor,” ungkap Aria Bima kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Jakarta pada hari Selasa 11 Oktober 2011.

Aria Bima menjelaskan bahwa petani kita tidak bisa bersaing secara bebas, karena biaya produksi kita tinggi sedangkan infrastruktur kita lemah. Kalau mau melindungi petani, kita tidak bisa bersaing bebas dengan komoditas dari luar negeri. Pemerintah harus memperhatikan masalah ini, karena sekarang ini pemerintah seolah- olah melakukan pembiaran.

Padahal komoditas- komoditas yang di impor, menurut Aria Bima, adalah komoditas yang dapat dipenuhi oleh petani Indonesia. Artinya, sebenarnya petani kita mampu memenuhi kebutuhan nasional terhadap komoditas- komoditas yang di impor tersebut.

” Menurut saya, yang salah bukan pada kebijakan impornya, tetapi mainset pemerintahan SBY- Boediono ini memang neolib. Pemerintah menghadapkan petani pada mekanisme pasar. Sehingga petani harus bersaing dalam pasar bebas dalam sistem neolib dan kapitalisme, karena pengusaha- pengusaha kapital yang menguasai pasar,” tegas Aria Bima dengan lantang.

” Kita harus meningkatkan daya saing di bidang pertanian, pertanian adalah produk negara, jadi dari hulu sampai hilir harus ada andil pemerintah terhadap petani, sehingga petani bisa sejahtera,” pungkasnya. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline