logo seputarnusantara.com

Ir. Muhammad Najib : Implikasi Gejolak di Timur Tengah Terhadap Indonesia

Ir. Muhammad Najib : Implikasi Gejolak di Timur Tengah Terhadap Indonesia

Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc.,Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)

10 - Nov - 2011 | 12:41 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Unjuk rasa dan kerusuhan yang menuntut perubahan di Tunisia, Mesir, Libya, serta beberapa negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki dampak negatif. Hal itu ternyata bukan saja pukulan berat bagi bidang ekonomi, tatanan keamanan, sosial, serta kualitas hidup warga di negara-negara yang bergolak tersebut. Namun, ekonomi dunia pun juga dipertaruhkan. Seperti diwartakan Kantor Berita Xinhua, ketidakstabilan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara, wilayah utama penghasil minyak dunia, membuat kebimbangan atas spekulan internasional. Akibatnya, harga minyak dan emas meroket cukup tajam. Harga minyak di pasar London melampaui 105 dolar per barel, tertinggi sejak September 2008. Sedangkan harga emas lebih dari 1.400 dolar per ons.

Badan Staistik Mesir melaporkan, kerusuhan di negaranya menyebabkan kerugian sebesar US $ 1,7 miliar. Kerugian itu termasuk konstruksi manufaktur negara dan industri wisata. Sementara itu di Tunisia, kerugian ekonomi mencapai US $ 2,14 miliar. Sekitar 40 persen dari pabrik-pabrik di negara tersebut berhenti atau terdapat pemotongan operasi. Bahkan pabrik dijarah atau dibakar oleh massa.

Menurut Ir. H. Muhammad Najib, M. Sc.,Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional), bahwa krisis politik dan gejolak yang terjadi di negara- negara Timur Tengah berimplikasi bagi Indonesia. Setidaknya ada tiga hal pokok implikasi gejolak di Timur Tengah bagi Indonesia, pertama terkait dengan perlindungan terhadap WNI (Warga negara Indonesia) yang berada di Timur Tengah seperti di Mesir, Tunisia dan Libya. Jumlah WNI di Mesir sekitar 6- 7 ribu. Tentu dengan jumlah WNI yang sangat banyak di Mesir berimplikasi pada masalah evakuasi, pemulangan ke tanah air dan pengurusan- pengurusan lainnya.

Sedangkan jumlah WNI di Tunisia tidak terlalu banyak dan gejolaknnya- pun tidak besar. Tetapi untuk masalah gejolak di Libya, Dubes kita di Tunisia cepat bergerak dengan melakukan evakuasi terhadap WNI yang berada disana dan sebagian dipulangkan ke tanah air.

” Sekarang ini kita sedang memantau kondisi gejolak di Syria dan Yaman. Kalau terjadi perang terbuka di negara Yaman, hal itu sangat mengkhawatirkan. Disamping karena WNI kita banyak, juga karena warga Yaman bebas memiliki senjata api. Ini sangat mengkhawatirkan kita semua. Kita harus mengantisipasi kemungkinan buruknya,” ungkap Muhammad Najib kepada seputarnusantara.com di gedung Nusantara I DPR RI, pada hari Kamis 10 November 2011.

Kedua, persoalan politik, yang berkaitan dengan reformasi yang terjadi di Timur Tengah, baik secara terbuka maupun tidak. ” Saya melihat, respon pemerintah RI sangat lamban. Contoh respons terhadap NTC (Komite Transisi Nasional, red) di Libya sebelum ada pemerintahan yang Legitimate hasil Pemilu, dalam hal ini pemerintah RI banyak dikritik oleh berbagai kalangan karena dinilai sangat lamban,” tegas Najib.

Menurut Politisi PAN ini, Indonesia perlu mengikuti perkembangan secara intensif terhadap kondisi perpolitikan dan gejolak yang terjadi di Timur Tengah serta menghitung kalkulasi- kalkulasi politik dan jangan hanya menunggu saja.

Ketiga, masalah hubungan Indonesia dengan banyak pihak di Timur Tengah khususnya Israel. Israel akhir- akhir ini hubungannya dengan Palestina cenderung tegang, sejak Palestina mengajukan ke PBB sebagai anggota penuh PBB. Hal tersebut menimbulkan banyak implikasi baik dari Israel yang menentang, maupun dari negara- negara Arab yang mendukung Palestina.

” Sidang PBB terus menunda masalah keanggotaan penuh Palestina. Padahal UNESCO di palestina sudah mengakui, dan Palestina terus melakukan lobbi- lobbi politik. Ini berimplikasi bagi Indonesia agar bersikap, negara- negara ASEAN sudah banyak yang mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Seharusnya Indonesia menggunakan pengaruhnya sebagai Ketua ASEAN. Hal ini tentunya ketika Palestima Merdeka, sudah barang tentu ada implikasi- implikasi bagi Indonesia jika tidak bersikap tegas,” pungkas Muhammad Najib di penghujung wawancara. ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline