Sa’aduddin, Bupati Yang Sederhana
15 - Apr - 2010 | 14:36 | kategori:TokohJakarta. Seputar Nusantara. Sederhana. Itulah prinsip utama Sa’aduddin. Orang nomor satu di Kabupaten Bekasi ini ke mana-mana kerap tampil seadanya. Kedua kakinya sangat jarang berbalut sepatu kulit mengkilat. Ditambah lagi, sikap cueknya terhadap aturan protokoler yang serba formil.
Banyak peristiwa unik dari sikap santai serta jauh dari protokoler yang dilakoni Sa’aduddin. Salah satunya ketika melakukan kunjungan kerja ke salah satu kecamatan. Dia diam-diam duduk di sebuah warung kopi tak jauh dari lokasi acara tujuannya. Dia tersenyum geli saat mendengar obrolan beberapa pengunjung warung kopi itu.
“Mereka bertanya-tanya, kok bupatinya nggak datang-datang ya,” ungkap Sa’aduddin saat berbicara dengan detikcom, Kamis (15/4/2010).
Bapak dari 8 anak ini mengaku dirinya tidak anti protokoler yang serba resmi. Dia hanya ingin tidak terlalu formil saat bertemu warganya. Sebab dengan demikian, dia bisa mendengar dan melihat lebih dekat kondisi warganya.
“Kalau kita jauh, warga tentunya ya juga jauh. Ukuran sukses juga tidak dinilai dari harta atau jabatan, tapi bagaimana saya bisa siap melayani dan memberikan yang terbaik bagi warga masyarakat sepanjang jabatan saya ini,” ujar Sa’aduddin.
Sejak memimpin Kabupaten Bekasi, penyandang gelar doktor ini telah melakukan berbagai terobosan. Untuk urusan pendidikan, dia menggratiskan biaya pendidikan mulai tingkat SD hingga SMP. Tunjangan bagi kesejahteraan para guru pun tak luput diberikan.
Layanan kesehatan masyarakat pun menjadi perhatiannya. Termasuk di antaranya mengupayakan peningkatan pelayanan rumah sakit di Kabupaten Bekasi dengan meningkatkan kelas plus ketersediaan peralatan.
Demikian pula dengan sektor ekonomi. Sa’adudin tengah gencar melakukan optimalisasi sumber penerimaan serta merevisi beberapa regulasi terkait retribusi daerah. Dia juga menggiring pihak swasta agar terlibat dalam proses pembangunan.
“Keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan sangat strategis. Terlebih jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Bekasi mencapai lebih dari 143 ribu orang,” tutur Sa’aduddin.
Diakui Sa’aduddin, menarik minat swasta untuk melakukan investasi di wilayahnya bukan perkara sepele. Sebab, para investor butuh kepastian hukum dan iklim yang kondusif. Terutama masalah birokrasi dan perizinan usaha yang berbelit-belit. Untuk itulah, Pemkab Bekasi berniat menerapkan pelayanan perizinan satu atap.
“Ke depan, layanan perizinan ini akan kita tingkatkan statusnya menjadi sebuah badan,” terang Sa’duddin.
Di akhir cerita, Sa’aduddin mengaku mempunyai 3 doa utama yang selalu dilafalkan setiap hari. Pertama, dirinya selalu berdoa agar bisa menjalani hidup dengan ikhlas. Kedua, dia berdoa agar dirinya selalu istiqomah.
“Yang terakhir adalah bagaimana saya ini nanti dapat meninggal dalam kondisi beriman dan khusnul khotimah,” ungkapnya. ( dtc )
BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Tokoh | Both comments and pings are currently closed.
Tulisan dengan Kategori Tokoh
- Ketua MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) Ahmad Muzani Menjadi Inspektur Upacara Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2024 Diatas KRI Semarang 594
- Presiden Republik Indonesia 2024 – 2029 Prabowo Subianto Akan Mengumpulkan Jajaran Kabinetnya di Akademi Militer (Akmil) Magelang- Jawa Tengah
- Rumah OC Kaligis Dibobol Maling
- Mbah Maridjan, Sosok Yang Religius
- Perpustakaan Mantan Presiden RI BJ. Habibie Lengkap dan Nyaman
- Istri Din Syamsuddin Meninggal Dunia
- Ir. HM. Idris Laena Meluncurkan Buku Tentang ” Membedah UMKM Indonesia “
- Letjen. Kemal Idris Meninggal Dunia
- DR.KH.Idham Chalid Wafat
- Profil H. Agus Sulistiyono, SE. (Anggota DPR RI) : Sebuah Kisah Anak Negeri
- Sa’aduddin, Bupati Yang Sederhana
- Amien Rais : Kelewatan Presiden, Menteri dan Para Pejabat Negara Naik Gaji
- Video Mesum Diduga Ketua DPD Partai Golkar Kukar Dibuat di Bandung
- Gus Dur & Kisah Wartawan Keterlaluan
- Gus Dur Sayang dengan Burung
- Guyonan Gus Dur Sangat Nyentrik
- Bandara Juanda Surabaya Diperketat Jelang Kedatangan Jenazah Gus Dur
- Gus Dur Wafat,Inayah Berduka Saat Ultah