MOS Hanya Jadi Ajang Perpeloncoan
13 - Jul - 2010 | 01:20 | kategori:PendidikanJakarta. Seputar Nusantara. Anggota Komisi X DPR Herlini Amran mewanti-wanti dampak negatif pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS). Sekolah diimbau untuk meniadakan MOS jika hanya jadi ajang perploncoan. “Kegiatan MOS saat ini sudah tidak diperlukan lagi jika hanya melahirkan budaya kekerasan dan dendam antara senior dan yunior,” ujarnya dalam rilis, Selasa (13/7/2010). MOS atau yang biasa disebut ospek ini lumrah dilakukan di setiap tingkatan sekolah. MOS biasanya berlangsung selama sepekan yang merupakan bagian dari perkenalan siswa dengan sekolahnya yang baru. Menurut Herlini, jika MOS hanya sekedar pengenalan sekolah saja dan tidak melahirkan dampak positif dan malah menimbulkan korban, maka wajib hukumnya bagi sekolah meniadakan kegiatan tersebut. Namun demmikian bukan berarti MOS tidak bisa dilakukan. Menurut dia bila sekolah tetap ingin mengadakan MOS, maka formatnya harus diubah dengan format yang lebih mengedepankan subtansi yang bisa memperkuat moral siswa. “Memberikan dampak kemudahan beradaptasi bagi siswa baik dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya, dan bisa membangun karakter kebangsaan yang lebih baik tentunya,” saran politisi PKS dari dapi Kepulauan Riau ini. Herlini mengingatkan, sebaiknya Dinas Pendidikan di seluruh Provinsi dan kepala sekolah melakukan pengawasan terkait dengan diselenggarakannya MOS di tiap-tiap sekolah. Menurutnya, imbauan Mendiknas mengenai pelaksanaan MOS harus dicamkan oleh tiap-tiap sekolah. (dtc/Aziz)
BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Pendidikan | Both comments and pings are currently closed.
Tulisan dengan Kategori Pendidikan
- Venna Melinda, SE. ( Komisi X DPR RI ) : Pendidikan Yang Bermutu, Murah dan Merata Harus Segera Terwujud
- Drs.Parlindungan Hutabarat ( DPR RI ) : Sekolah Bertaraf Internasional Harus Mampu Mengembangkan Daya Kreasi, Inovasi dan Eksperimentasi
- Ideal : 40% APBN Untuk Pendidikan
- MOS Hanya Jadi Ajang Perpeloncoan
- Beasiswa SD-Perguruan Tinggi Rp 3,3 T