logo seputarnusantara.com

H. Raihan Iskandar : Hasil Ujian Nasional Tidak Cerminkan Mutu Pendidikan

H. Raihan Iskandar : Hasil Ujian Nasional Tidak Cerminkan Mutu Pendidikan

H. Raihan Iskandar, Lc.,MM.,Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS

29 - Mei - 2011 | 08:46 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Hasil UN (Ujian Nasional) tahun 2011 untuk tingkat SMA/MA yang mencapai angka 99,22% angka kelulusan secara nasional, tidak otomatis menggambarkan kualitas pendidikan yang sesungguhnya. Berbagai faktor, seperti mekanisme pengawasan yang lemah, kebijakan untuk menaikkan citra daerah lewat angka-angka UN, terindikasi bersifat sistematis.

Hal tersebut disampaikan oleh H. Raihan Iskandar, Lc.,MM.,Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Raihan memaparkan bahwa adanya tim sukses UN, kecurangan aparat, dan sebagainya berkontribusi adanya distorsi hasil UN. Faktor ini memperlihatkan bahwa angka-angka yang ditampilkan menjadi bersifat semu. Ini juga bisa disimpulkan bahwa nilai UN, terutama untuk tingkat SMA belum bisa dijadikan ukuran untuk seleksi jenjang berikutnya.

” Nilai UN pun tidak bisa dijadikan sebagai ukuran tunggal untuk melakukan intervensi kebijakan bagi daerah-daerah yang dianggap nilai UN-nya rendah. Kenyataannya, ada daerah-daerah tertentu yang kondisi sarana dan prasarananya parah, ternyata angka kelulusannya tinggi. Jawa Barat, yang menurut Kementerian Pendidikan Nasional termasuk daerah yang sarana pendidikannya cukup parah, ternyata angka kelulusannya mencapai 99,92% dan menempati peringkat ke-2 setelah Bali,” tegas Raihan.

Ironisnya, menurut Raihan, DKI Jakarta, sebagai pusat pemerintahan Negara, justru prosentase kelulusannya mencapai 99,52% dan menempati peringkat ke-14. Padahal, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), DKI adalah provinsi yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Indonesia. Dari IPM dapat terlihat angka melek huruf (Literacy Rate) dan rata-rata lama sekolah (Mean Years School). Sebaliknya, peringkat IPM Provinsi Bali dan Jawa Barat berada pada posisi ke-15 dan 16.

Raihan menjelaskan, dari hasil UN tingkat SMA/MA tahun 2011 ini pun terlihat bahwa tingginya prosentase kelulusan suatu daerah tidak sepenuhnya mencerminkan kualitas lulusannya.  Provinsi SULUT dalam kelulusan UN 2011 berada di peringkat 3 (99,91), sedangkan berdasarkan rerata UN berada di peringkat ke-13 (7,66). Bandingkan dengan Maluku yang menempati peringkat ke 21 kelulusan UN (99,20), tetapi memiliki rerata UN lebih baik dari SULUT, yaitu dengan rerata 7,69.

Dari hasil UN tahun 2011 ini juga terlihat adanya fakta kontradiktif antara nilai rerata suatu provinsi yang rendah dan nilai rerata sekolah yang tinggi di provinsi tersebut. Misalnya, meski NAD secara nasional memiliki rerata UN 6,95, tetapi justru dua sekolah di NAD, yaitu SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh dan SMA 2 Modal Bangsa tercatat sebagai sekolah ber-rerata 10 tertinggi secara nasional.

” Fakta ini menunjukkan, kualitas pendidikan tidak tersebar secara merata atau kebijakan untuk peningkatan kualitas pendidikan belum dilakukan secara menyeluruh,” ungkap Raihan.

” Oleh karena itu, kami melihat, hasil UN  bukanlah ukuran tunggal untuk memetakan kondisi pendidikan di suatu daerah. Hasil UN tidak mencerminkan kualitas pendidikan yang sesungguhnya, karena banyak faktor yang  membuatnya menjadi tidak akurat,” pungkasnya. ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline