Ultah DPR ke- 65, Sistem dan Kinerja DPR Masih Banyak Yang Perlu Dievaluasi
31 - Agu - 2010 | 03:18 | kategori:Politik
Jakarta. Seputar Nusantara. Tepat pada tanggal 29 Agustus 2010, lembaga DPR genap berusia 65 tahun. Di umur yang seharusnya sudah sangat matang ini, ternyata baik dari segi sistem maupun kinerja, DPR masih banyak perlu dievaluasi. Kondisi DPR yang tidak sesuai dengan umurnya ini, ternyata cukup disadari oleh salah satu Wakil Ketua DPR, Pramono Anung. Pram, begitu biasanya dia disapa, sadar betul DPR belum maksimal. Karena itu, DPR tetap butuh masukan dari publik. “Terkait kinerja, DPR belum bisa bekerja maksimal, tapi masukan dari publik itu jadi masukan bagi Dewan,” kata Pram di Gedung DPR, Jl Gatot Subroto, Senin (30/8/2010).
Pekerjaan rumah DPR yang paling utama saat ini adalah penyelesaian 70 RUU yang masuk dalam program legislasi nasional (prolegnas) prioritas 2010.
Di tengah waktu yang sangat sempit ini, sebenarnya kecil kemungkinan semua RUU ini akan selesai dibahas.
“Dan untuk target seperti anggaran dan legislasi belum terpenuhi, maka itu anggota Dewan perlu lebih giat lagi,” tambah politisi PDIP ini.
Selain masalah legislasi, kedisiplinan anggota dewan untuk menghadiri rapat-rapat di DPR juga merupakan pekerjaan utama yang harus terus dibenahi. Apalagi saat ini masalah kehadiran tersebut sudah menjadi sorotan publik dalam beberapa bulan terakhir ini.
560 Anggota dewan yang saat ini duduk di DPR sempat mendapat cap ‘malas’ dari masyarakat. Dilihat dari masa jabatan yang baru akan mencapai setahun, mereka sudah berani membolos dengan berbagai alasan mulai dari sakit sampai badan urusan fraksi.
Padahal jika anggota Dewan lebih rajin datang terutama pada rapat yang membahas tentang legislasi, pastinya RUU yang menjadi prolegnas tersebut bisa cepat diselesaikan. Namun dengan dalih ada tugas di fraksi dan tugas-tugas lainnya akhirnya RUU itu menjadi lamban diselesaikan.
Hal yang membuat DPR tahun ini menjadi sorotan adalah pengajuan berbagai usulan yang mengatasnamakan masyarakat, bahkan yang lebih parah dana usulan itu juga dibiayai negara. Usulan-usulan itu antara lain dana aspirasi, dana pembangunan desa, dan rumah aspirasi, yang kesemuanya dalam jumlah yang tak sedikit.
“Tapi munculnya dana aspirasi, dan lain-lain ke depan pengaturan anggaran harus terbuka,” jelas Pram. (dtc/Aziz)
BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Politik | Both comments and pings are currently closed.
Tulisan dengan Kategori Politik
- KPK vs Tersangka Kasus Korupsi e-KTP Tannos Saling Serang di Pengadilan
- MKD Sidangkan 5 Anggota DPR RI
- Menteri UMKM Keluhkan Oknum Bea Cukai
- Presiden Prabowo Subianto Ungkap Pidatonya di Sidang Umum PBB Diterima Positif
- BEM SI dan Cipayung Plus Minta Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Dugaan Makar
- Megawati Lantik Hasto Jadi Sekjen PDI P
- Miliaran Ponsel Dapat Peringatan Gempa
- Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan Temui Presiden RI ke- 7 Jokowi
- KPK Tangkap Kontraktor di Sumatera Utara
- Madinah Kota Kedua Yang Dianggap Suci
- 121 Guru Besar FK UI Sampaikan Keprihatinan Sistem Pendidikan Kedokteran & Kesehatan
- Pegawai BIN (Badan Intelijen Negara) Secara Bertahap Pindah ke Ibu Kota Nusantara
- Presiden Prabowo Apresiasi TNI- Polri
- Kapolri Tinjau Pos Terpadu Mudik 2025
- Retret Kepala Daerah Gelombang 2 di Jakarta
- Budiman Ingin Megawati & Prabowo Bertemu
- Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Gerindra Abdul Wachid : Jika Pelaksanaan Ibadah Haji Cuma 30 Hari, Maka Bisa Memangkas Biaya/ Hemat Rp 30 Juta
- Dugaan Rp 150 Miliar Dikorupsi Saat Dinas Kebudayaan Jakarta Digeledah Kejaksaan
- Profil Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Komjen Pol. Setyo Budiyanto
- Gibran Tinjau Makan Gizi Gratis