logo seputarnusantara.com

Azam Azman Natawijaya : Pilpres 2014 Aman dan Damai, DPR Apresiasi SBY

Azam Azman Natawijaya : Pilpres 2014 Aman dan Damai, DPR Apresiasi SBY

Ir. H. Azam Azman Natawijaya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat

11 - Jul - 2014 | 22:17 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Pilpres 2014 sudah berlangsung pada 9 Juli 2014. Pilpres yang diikuti dua pasangan Capres- Cawapres ini, mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Pasangan Capres- Cawapres Prabowo- Hatta dan Jokowi- JK, juga dinilai sebagai sosok negarawan yang mampu meredam emosi massanya ditingkat akar rumput.

Pelaksanaan Pilpres 2014 yang berlangsung aman dan damai ini, juga tidak terlepas dari peran Presiden SBY sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, yang sudah mampu memimpin bangsa Indonesia dalam pelaksanaan Pilpres. Sebab, peranan Presiden SBY sangat besar dalam keamanan dan kenyamanan Pilpres.

Menurut Ir. H. Azam Azman Natawijaya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, bahwa bangsa Indonesia sudah berpengalaman dalam pergantian kepemimpinan nasional sejak tahun 1998, saat pergantian pemimpin orde baru ke pemimpin reformasi. Saat itu di Jakarta terjadi huru- hara, tetapi di daerah tidak begitu tampak. Itu sangat mempengaruhi keamanan dan perekonomian nasional.

” Oleh karena itu, perjalanan panjang bangsa Indonesia tersebut, dijadikan pelajaran untuk memperbaiki diri. Sudah lebih 16 tahun reformasi, pemerintah sudah cukup berpengalaman, sehingga bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan,” ungkap Azam kepada seputarnusantara.com di Gedung Komisi VI DPR RI- Senayan, pada Kamis 10 Juli 2014.

Azam memaparkan bahwa, Presiden SBY selalu menegaskan agar aparat keamanan Polri dan TNI untuk netral dalam Pilpres dan mengamankan seluruh wilayah Republik Indonesia dari gangguan keamanan sebelum, pada saat dan pasca Pilpres.

” Apalagi, Pilpres 2014 ini hanya diikuti oleh dua pasangan Capres- Cawapres. Kalau Pilpres 2004 kan 5 pasangan dan Pilpres 2009 diikuti oleh 3 pasangan. Nah kalau Pilpres 2014 ini diikuti dua pasangan Capres- Cawapres, sehingga Head to Head. Dan dari dua pasangan tersebut sangat berbeda latar- belakangnya,” terang Politisi Partai Demokrat ini.

Tetapi, lanjutnya, pada satu sisi, Jokowi lebih lama tersosialisasi, sedangkan Prabowo belum lama. Namun elektabilitas Prabowo kemudian hampir menyamai Jokowi. Kalau ada perbedaan yang sedikit saja dalam perolehan suara, ini yang diantisapiasi oleh pemerintah, jangan sampai menimbulkan konflik antara yang menang dan yang kalah.

” Maka Presiden SBY melakukan langkah- langkah antisipasi untuk keamanan Pilpres 2014. Tetapi ini belum selesai, karena masih ada tahapan- tahapan berikutnya termasuk penetapan oleh KPU pada tanggal 22 Juli 2014. Pasca 22 Juli 2014 harus diawasi dan keamanan harus lebih ketat lagi,” tegas Azam.

Azam lebih lanjut menjelaskan, Presiden SBY selalu menginginkan agar pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia berlangsung aman dan damai. Pengalaman pemilu legislatif 9 April 2014 kemarin, menjadikan pelajaran yang sangat berharga bagi pemerintah. Pengalaman pemilu legislatif kemarin itu sangat tidak mengenakkan. Money politik begitu terbuka, sehingga dikhawatirkan akan terjadi lagi pada Pilpres.

” Banyak pertimbangan untuk mengantisipasi keadaan, seperti masalah pada saat pemilu legislatif. Untung saja pemilu legislatif tidak menimbulkan konflik fisik di tingkat akar rumput. Hal lain, karena Pilpres ini Head to Head, yang sama- sama mempunyai pendukung besar, Jokowi pendukung besar di akar rumput, sedangkan Prabowo pendukungnya menengah keatas. Maka pemerintah tanggap, sehingga melakukan pengamanan yang ketat pada Pilpres 2014 ini,” pungkas Azam di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline