logo seputarnusantara.com

Dewie Yasin Limpo : Perempuan Harus Berada Dalam Segala Lini Pembangunan

Dewie Yasin Limpo : Perempuan Harus Berada Dalam Segala Lini Pembangunan

Hj. Dewie Yasin Limpo, SE., Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR RI Periode 2014- 2019/ Ketua FPPI (Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia)

21 - Apr - 2015 | 16:07 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Diharapkan, peringatan Hari Kartini bisa jadi titik tolak aksi nyata untuk kebangkitan perempuan Indonesia.

Menurut Hj. Dewie Yasin Limpo, SE., Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR RI, bahwa harapan R.A. Kartini pada saat itu adalah agar kaum perempuan bisa setara dengan kaum laki- laki, dengan tidak melupakan kodratnya. Harapan Kartini lainnya adalah perempuan bisa berada dalam segala lini pembangunan, dengan catatan tidak melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu dari anak- anaknya.

” Namun, kenyataannya, saat ini masih terjadi tarik- menarik kepentingan laki- laki sehingga perempuan masih tereliminasi pada saat event- event tertentu. Misalnya pada saat Pemilu, semua partai menarik perempuan untuk memenuhi quota minimal 30%. Tetapi setelah Pemilu, belum tentu perempuan menjadi prioritas, tidak semua partai melakukan hal itu,” ungkap Dewie Yasin Limpo kepada seputarnusantara.co di Gedung Nusantara 1 lantai 16 DPR RI- Senayan, pada Selasa 21 April 2015.

Dewie Yasin Limpo lebih jauh menerangkan, bahwa di DPR RI sekarang ini hanya 19% Anggotanya yang perempuan, padahal quotanya minimal 30%. Maka, ini yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan kalau tidak tercapai quota tersebut. Harus ada support yang lebih kuat lagi khususnya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan dari organisasi- organisasi perempuan yang ada di Indonesia.

” Harus ada pelatihan- pelatihan bagi perempuan Indonesia seperti pelatihan politik agar perempuan Indonesia bisa masuk semua lini. Saya yakin, perempuan Indonesia ini cerdas- cerdas, tetapi sayangnya cenderung kurang mempunyai daya juang yang tingi. Mengapa bisa terjadi? Karena sesama perempuan saja kurang saling mendukung. Lihat saja, andaikan sesama perempuan saling mendukung dan memilih perempuan saat Pemilu, maka akan lebih banyak perempuan daripada laki- laki di Parlemen, karena pemilih perempuan lebih banyak jumlahnya,” tegas Politisi Partai Hanura ini.

Lebih tegas, Dewie Yasin Limpo memaparkan, perempuan masih banyak yang belum menyadari hal ini. Kalau mereka menyadari hal ini, maka wakil mereka di Parlemen akan semakin banyak. Ini yang harus disadari oleh para perempuan di Indonesia.

” PR kita bersama adalah bagaimana mengurangi human trafficking. Saya sebagai Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI), menganjurkan kepada para Ketua DPD dan DPC di daerah untuk memonitoring para perempuan yang dipekerjakan, seperti TKI dan pekerja perempuan yang diiming- imingi pekerjaan, tetapi ternyata diperdagangkan. Tolong, pengurus FPPI di daerah mendirikan posko dan sebagai informan mengenai perdagangan perempuan,” ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, sekarang ini perdagangan perempuan tidak hanya di hotel- hotel, tetapi sudah melalui media sosial (medsos). Seperti kasus pembunuhan di Tebet belum lama ini, justru si perempuan tersebut menjual dirinya melalui medsos, ini sangat menyedihkan dan memprihatinkan.

” Mulai sekarang, perempuan jangan hanya menjadi objek saja, tetapi harus menjadi subjek. Perempuan harus berada dalam segala lini pembangunan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia, menjaga anak- anaknya dan bisa menjaga martabat perempuan itu sendiri. Perjuangan R.A. Kartini harus dicontoh perempuan Indonesia. Kartini yang dulu suka surat- menyurat, harus menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia di era teknologi dan informasi ini,” tegas Dewie Yasin Limpo.

” Para Perempuan harus berada dalam segala lini pembangunan di Indonesia. Para perempuan jangan pernah menyerah, never give up. Ayo kita berusaha untuk lebih baik dan lebih baik lagi. Ada pepatah saya mengatakan bahwa ” Apabila kita ingin meraih pulau harapan di balik fatamorgana, maka kita harus berani melepas tambang perahu dari dermaga.” Ayo kita capai bersama untuk mewujudkan perempuan- perempuan Indonesia yang tangguh. Jangan lagi menjadi objek, tetapi menjadi subjek dalam pembangunan,” pungkas Dewie Yasin Limpo di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline