logo seputarnusantara.com

DR. Bahrum Daido : Indonesia Harus Bangkit Bidang Pendidikan dan Ekonomi

DR. Bahrum Daido : Indonesia Harus Bangkit Bidang Pendidikan dan Ekonomi

DR. Ir. H. Bahrum Daido, M. Si., Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat

20 - Mei - 2015 | 23:08 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.

Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH.l Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.

Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.

Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis “Als ik eens Nederlander was” (“Seandainya aku seorang Belanda”), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.

Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena “boleh memilih”, keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda. Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Menurut DR. Ir. H. Bahrum Daido, M. Si., Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, bahwa yang harus dibangkitkan oleh Bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dari negara- negara lain dan dapat maju, yang pertama adalah masalah kebangkitan pendidikan Indonesia. Karena pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan nasional.

Kalau pendidikannya maju, secara otomatis SDM (sumber daya manusia)- nya bagus. SDM yang bagus dapat membangun bangsa menjadi bangsa yang besar dan maju. Kalau bangsa Indonesia maju, secara otomatis bisa membawa rakyat menjadi sejahtera.

” Kemudian yang kedua adalah masalah kebangkitan ekonomi Indonesia. Bangsa Indonesia sekarang ini mengalami kemunduran di bidang ekonomi, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kita mengalami penurunan drastis, dulu era Presiden SBY, pertumbuhan ekonomi kita bisa 6,5%. Sedangkan sekarang pertumbuhan ekonomi hanya 4,5%, ini merupakan kemunduran ekonomi yang sangat luar biasa,” ungkap Bahrum Daido kepada seputarnusantara.com di Gedung Nusantara 1 DPR RI- Senayan, pada Rabu 20 Mei 2015.

Menurut Bahrum Daido, bahwa dengan penurunan pertumbuhan ekonomi dari 6,5% menjadi 4,5% bisa menciptakan banyak pengangguran dan kemiskinan. Sekarang orang miskin bertambah banyak dan pengangguran merajalela. Kalau orang miskin bertambah, otomatis akan lebih jauh dari pembangunan nasional. Ini kemunduran yang sangat luar biasa.

” Kemudian masalah energi dan pertambangan, banyak hal yang tidak sesuai dengan UU. Harga BBM yang diserahkan ke pasar, ini merupakan pelanggaran terhadap UU, kalau Presiden sudah melanggar UU, bisa dilakukan Hak Angket oleh DPR. Dampak BBM diserahkan ke pasar, harga BBM naik turun tidak menentu, sehingga harga- harga kebutuhan pokok melonjak. Dengan harga kebutuhan pokok melonjak, otomatis daya beli masyarakat menjadi sangat lemah,” tegas Bahrum Daido.

Bahrum Daido lebih jauh menjelaskan, sekarang ini sembako melambung tinggi, rupiah melemah dan daya beli rakyat sangat lemah. Dengan kondisi seperti ini, maka pengangguran dan kemiskinan akan semakin banyak. Dengan banyaknya pengangguran dan kemiskinan, maka kriminalitas akan semakin merajalela.

” Kalau solusi dari saya, BBM harus diintervensi oleh pemerintah. BBM harus disubsidi kembali, jangan diserahkan kepada harga pasar. Kalau dikasih subsidi, harga BBM akan turun. Maka rupiah akan menguat dan dollar akan turun. Sehingga eksport kita akan semakin meningkat dan perekonomian nasional akan bangkit kembali. BBM ini kan hajat hidup orang banyak, harus ada intervensi dari pemerintah. Sebab BBM ini merupakan pusat dari segala sektor, kalau BBM mahal akan berdampak ke semua sektor. BBM merupakan inti perekonomian nasional, semua memakai BBM dalam menjalankan roda kehidupannya,” terang Politisi Partai Demokrat ini.

Menurutnya, seorang Presiden harus didampingi oleh staf- staf ahli yang menguasai bidangnya masing- masing. Sehingga bisa membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan maju. Kami lihat, Menteri- Menteri Kabinet Jokowi masih rata- rata, belum menguasai secara penuh bidangnya masing- masing.

” Yang saya soroti juga mengenai jembatan selat sunda. Karena penghentian pembangunan jembatan selat sunda ini sangat berdampak bagi perekonomian. Padahal kalau ada jembatan selat sunda, perpindahan barang dan jasa dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya, akan semakin cepat dan efisien. Arus barang dan jasa yang semakin cepat dan efisien, akan memicu pertumbuhan ekonomi yang pesat khususnya Jawa dan Sumatera. Saya sangat menyayangkan penghentian pembangunan jembatan selat sunda tersebut,” pungkas Bahrum Daido di penghujung wawancara. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline