logo seputarnusantara.com

PT. Berdikari Mulai Perbaiki Manajemen, Berharap Dapat Support Pemerintah

PT. Berdikari Mulai Perbaiki Manajemen, Berharap Dapat Support Pemerintah

Eko Taufik, Dirut PT. Berdikari (Persero)

24 - Mar - 2017 | 14:43 | kategori:Headline

Jakarta. Seputar Nusantara. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Berdikari (Persero) ternyata dalam situasi kritis dan terancam colaps karena memiliki utang sekitar Rp 230 Miliar.

Direktur Utama PT. Berdikari (Persero), Eko Taufik, mengatakan seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, pada Rabu 22 Maret 2017, membenarkan kondisi perusahaan yang baru tiga bulan dipimpinnya itu.

“ Akumulasi utang perusahaan hingga kini mencapai sekitar Rp 230 Miliar. Terbesar (utang) ya sejak 2014 (hingga 2016). Kita lakukan pendekatan dan kesepakatan untuk minta keringanan penundaan pembayaran, seperti diangsur pokoknya. Ada beberapa Bank sudah ada kesepakatan seperti itu. Kalau tidak, ya bisa colaps,” ujar Eko Taufik, Dirut PT. Berdikari.

Ia mengakui permasalahan yang membuat kerugian terbesar pada perusahaan sehingga sampai terlilit utang ratusan miliar karena ada kesalahan dalam perdagangan sapi.

“ Ya, pada perdagangan sapi,” ujarnya.

Dirut PT. Berdikari, Eko Taufik dalam keterangannya di depan Anggota Komisi VI DPR RI juga mengakui, PT. Berdikari memiliki peternakan dengan lahan seluas 6.623 hektar di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, yang dulu memiliki sapi hingga sampai 6.000 ekor.

“ Tetapi, kini hanya tinggal ratusan sapi saja,” ujarnya.

Ia tidak menjabarkan langkah manajemen sebelumnya yang membuat kuantitas peternakan sapi terbesar di Sulawesi tersebut melorot tajam, di tengah melonjaknya harga daging sapi hingga mencekik para konsumen.

“ Ada mismanajemen,” ujarnya.

Lebih lanjut Eko Taufik memaparkan, kerugian terbesar pada perdagangan sapi tersebut karena salah perhitungan.

“ Itu masalah harga, sementara sumber pembiayaan dari utang. Ketika masuk Indonesia (sapi impor), harga ternyata turun,” ujarnya.

Ia mengatakan, selama tiga bulan setelah ditunjuk menjadi Dirut PT. Berdikari, dirinya mulai menata perdagangan sapi tersebut. Apabila harga daging tidak terkontrol, ia menjual sapi (hidup).

Dengan pola itu, PT. Berdikari meraih untung. Tetapi, tambahnya, karena keuntungan tipis dan permodalan terbatas sehingga bila diakumulasi dengan pembayaran atau angsuran beban utang, maka masih merugi.

“ Meski riilnya itu untung. Karena beban utang, ya akumulasinya jadi tetap rugi,” ujarnya.

Eko Taufik mengakui, selama menjalani sebagai Dirut, maka perdagangan sapi itu merupakan inisiasif sendiri.

“ Kita tidak dapat kuota dari Bulog. Kita berharap pemerintah memberi support, minimal konsisten. Bila ada penugasan ya disupport, misal kemudahan pendanaan agar bisa recovery lagi. Kalau saya punya duit banyak, kan, bisa dagang banyak,” ujarnya.

Ia setuju bila harga sapi terus mendapat pantauan hingga hilir, sehingga PT. Berdikari sebagai BUMN bisa mendapat kepastian pasar.

“ Contoh pasar tradisional mengambil daging dari kita, pasti untung meski tipis, tetapi subsidi sudah mengcover. Sekarang kan tidak, dan BUMN tidak mungkin menjual dengan mengikuti harga pasar,” kata Eko Taufik.

Sementara, tambah Eko Taufik, pasar sudah dipenuhi oleh para pemain lama yang selama ini mengontrol perdagangan sapi.

“ Jadi sulit kita masuk dengan kondisi seperti ini. Padahal daging kita bisa lebih murah,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan harga daging sapi sebenarnya masih di bawah Rp 90.000 per-kg. Permasalahannya, kata dia, karena daging terlalu lama disimpan sehingga membebani, sementara harga jual tidak mungkin lebih.

“ Tetapi kalau harga pasti, dan pasar menyerap, itu lebih enak kalau ada kontrol seperti itu. Keuntungannya, pasar bisa terkontrol. Ini tadi ada kebijakan dari Kemenhub, dalam empat bulan ke depan ada jatah (pengangkutan sapi) untuk PT. Berdikari dan Darma Jaya saja. Insya Allah bisa terkontrol,” tuturnya.

Selain memiliki anak perusahaan di sektor peternakan, PT. Berdikari (Persero) juga memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Pergudangan dan Meubel. (Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Headline | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.

Tulisan dengan Kategori Headline