logo seputarnusantara.com

RMS Inginkan SBY Ditangkap!

3 - Okt - 2010 | 08:19 | kategori:Pemerintahan

sbyJakarta. Seputar Nusantara. Kalangan Republik Maluku Selatan (RMS) meminta agar Presiden SBY ditangkap saat berkunjung ke Belanda. Pihak istana langsung mencari tahu kebenaran informasi itu ke Kedutaan Besar RI di Belanda. “Namun mereka belum pernah mendengar masalah ini, jadi kami tanya balik, siapa yang memberikan statment seperti ini sehingga bisa muncul. Dan kita telah kroscek malam ini juga ke KBRI di sana (Belanda), Kementerian Luar Negeri menelusuri, tapi kita belum menemukan tentang adanya itu (rencana penangkapan presiden),” ujar Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Julian Aldrin Pasha, Sabtu (2/10/2010).

Informasi ini juga belum dilaporkan kepada presiden. Namun beberapa pihak terkait, seperti Kementerian Luar Negeri, langsung membahasnya.

Julian menegaskan, isu mengenai penangkapan ini tidak membuat kunjungan presiden ke Belanda menjadi terganggu. Presiden, lanjut Julian, akan tetap bertolak ke Belanda.

“Yang pasti, kunjungan kerja ke Belanda akan tetap berlangsung, ini memang agenda formal,” tegasnya.

Pemerintah RI memastikan tidak akan pernah mau berdiskusi soal kedaulatan negara. Perbuatan yang mengganggu keutuhan bangsa, akan dianggap sebagai tindakan makar.

“Ini tidak bisa dibenarkan dan negara tidak toleransi adanya gerakan seperti ini,” tandasnya.

Diketahui kalangan RMS yang bermukim di Belanda meminta agar presiden SBY Yudhoyono ditangkap saat kunjungan kenegaraan ke Negeri Belanda pekan depan.

Tuntutan penangkapan itu disampaikan melalui kort geding (prosedur dipercepat) ke pengadilan, demikian Presiden RMS John Wattilete yang juga seorang advokat dalam pernyataan di Teletext televisi publik NOS, Sabtu ini.

Lebih lanjut, Wattilete meminta Perdana Menteri (demisioner) JP Balkenende agar mengimbau SBY  supaya mengakhiri apa yang disebutnya sebagai pemenjaraan dan penyiksaan para pengikut RMS. (dtc/Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Pemerintahan | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.