logo seputarnusantara.com

Waspada! Penipuan Melalui Chatting

31 - Agu - 2010 | 03:26 | kategori:Kriminal

willyJakarta. Seputar Nusantara. Jangan gampang percaya dengan orang, apalagi yang baru saja dikenal. Pesan itu mungkin cocok untuk Jenice, bukan nama sebenarnya. Gadis itu harus kehilangan Rp 14 juta karena jatuh hati terhadap pria bule bernama Williams Jones. Kepada Jenice, pria yang mengaku tinggal di Manchaster, Inggris, itu berprofesi sebagai insinyur. Willy, demikian pria itu ingin disapa, merupakan duda dengan satu anak.
“Dia itu mengaku duda satu anak. Dia bilang, sangat sayang sama anak-anak,” kata Jenice, Selasa (31/8/2010). Jenice mengatakan, perkenalannya dengan Willy dimulai saat dirinya bergabung ke jejaring sosial Tagged.com, Juli lalu. Saat itu, Willy mengiriminya sebuah email dan mengajak berkenalan.

“Setelah aku gabung di Tagged, banyak email yang masuk mengajak kenalan.
Semuanya sudah kubalas, tapi Si Willy ini kok terus menerus reply emailnya.
Akhirnya kami saling berbalas email, termasuk tukar menukar foto,” cerita
Jenice.

Setelah kurang lebih seminggu saling berbalas surat elektronik, Jenice dan Willy pun saling bertukar ID Yahoo Messenger (YM). Melalui chatting ini, Willy semakin gencar merayu Jenice. Sementara, Jenice yang memang single, membuka hatinya untuk Willy.

“Dia itu manggil aku honey, dia juga cerita soal kehidupan cintanya yang disakiti perempuan. Aku jadi terharu dengernya,” kata Jenice.

Kurang lebih dua minggu keduanya intensif berchatting ria, Willy mulai melancarkan aksinya. Willy mengatakan akan berbelanja untuk Jenice, perempuan yang selalu disebutnya sebagai orang spesial di hidupnya.

“Dia bilang, katanya mau belanja sama ibunya. Dia juga bilang mau sekalian
belanja buat aku,” katanya.

Jenice mengaku sempat menolak apa yang akan diberikan Willy itu. Namun dengan kata-kata romantis, Jenice akhirnya tak kuasa menolaknya.

“Saya kan tanya, buat apa barang-barang itu? Nggak usah. Tapi dia bilang, kamu kan orang spesialku, jadi nggak apa-apa. Terus aku mikir, ya kan dia yang mau ngasih, aku nggak minta,” kata Jenice.

Keesokan harinya, Willy mengatakan paket untuk Jenice yang berisi perhiasan,
laptop, bunga, dan uang segera dikirim. Willy mengatakan, uang yang diselipkan di laptop itu akan digunakannya saat berlibur ke Indonesia akhir tahun nanti.

Jenice hanya diam saja saat Willy mengatakan soal paket itu. Jenice mengaku
tidak silau oleh barang-barang yang disebutkan Willy. “Saya sama sekali tidak tertarik dengan barang-barang itu, tapi saya sudah percaya sama dia,” katanya.

Sekitar 3 hari setelah Willy mengatakan mengirim paketnya, Jenice ditelepon oleh seorang perempuan yang mengaku bernama Zarina. Perempuan berlogat melayu kental itu mengaku dari perusahaan kargo, tempat Willy mengirim paketnya.

“Dia bilang, paket untuk saya itu berisi barang mewah, jadi perlu pajak agar
barangnya bisa dikirimkan. Pajaknya Rp 14 juta,” kata Jenice menirukan Zarina.

Mendengar jumlah yang tidak sedikit itu, Jenice terbelalak. Di dalam
rekeningnya, tidak ada uang sebesar itu. Namun Zarina berusaha meyakinkan Jenice agar mencari uang Rp 14 juta agar paket itu sampai kepadanya.

“Aku cerita sama teman, dan dia langsung bilang, ya sudah, ambil saja,” kata
Jenice. Teman inilah yang meminjamkan uang kepada Jenice untuk diberikan kepada Zarina.

Jenice mengatakan, uang Rp 14 juta itu dikirim melalaui Western Union (WU),
ditujukan kepada Siti Mustika, pimpinan kargo. Saat mengirim, Zarina tidak
memberitahu alamat lengkap Siti Mustika atau perusahaan kargo tersebut.

“Dia cuma bilang Siti Mustika di Kuala Lumpur,” kata Jenice.

Tak lama setelah Jenice mengirim uang, Zarina kembali menelepon Jenice. Zarina meminta kode dari WU yang akan digunakan Siti Mustika untuk mengambil uang kiriman Jenice. Zarina juga mengatakan, paket saya kini berada di tangan Mr. Robinson yang akan segera dikirimkan ke Indonesia.

Keesokan harinya, seseorang yang mengaku bermana Robinson memang menghubungi
Jenice. Namun Robinson bukannya ingin mengirimkan paket Jenice. Robinson malah meminta uang sekitar Rp 17 juta kepada Jenice.

“Dia bilang, paket saya itu ada uang sangat banyak, jadi dia minta saya bayar agar paket itu bisa dikirim. Menurut Robinson, jika tidak dibayar, paket itu tidak bisa masuk ke Indonesia karena bisa dikira sebagai dana teroris,” cerita Jenice.

Kepada Robinson, Jenice mengaku tidak memiliki uang lagi. Bahkan Jenice meminta agar Robinson menghubungi Willy untuk urusan pembayaran itu. “Saya bilang, telepon Pak Willy saja,” kata Jenice.

Jenice pun berusaha menghubungi Willy. Namun Willy malah memintanya untuk
mencari uang untuk membayar biaya tersebut. “Dia malah bilang, coba ditawar saja minta diturunkan,” cerita Jenice.

Saat itulah, Jenice menyadari dirinya sedang menjadi target penipuan. Apalagi seorang temannya memberitahu soal adanya penipuan yang modusnya mirip seperti yang dilakukan Willy. “Dia itu teman yang waktu itu bilang ambil saja paketnya,” kata Jenice.

Selama ini, Jenice tidak menaruh curiga sedikitpun. Perbincangan dengan Willy berjalan sangat normal dan tidak ada yang mencurigakan. Lagipula, perilaku Willy saat chatting juga terlihat seperti orang yang memiliki kesibukan. Willy juga sempat menghubunginya melalui telepon dengan kode negara Inggris. Semua itu membuat Jenice percaya pada pria itu.

“Waktu chatting, dia itu kelihatan sibuk kerja. Misalnya dia bilang, sorry ya, lagi ada tamu sebentar. Baru nanti balik lagi untuk chatting. Ngomong bahasa Inggrisnya juga british banget,” kata Jenice.

Namun saat itu, uang Rp 14 juta yang dipinjamnya dari seorang teman sudah
melayang. Jenice mengaku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jenice hanya berharap, tidak ada lagi perempuan yang tertipu oleh orang-orang seperti Willy. (dtc/Aziz)

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Kriminal | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.