logo seputarnusantara.com

Menelusuri Jejak Pelacur di Purworejo – Jawa Tengah ( Bagian Pertama )

11 - Jan - 2010 | 14:24 | kategori:Kriminal

Gunung Tugel PurworejoPurworejo. Seputar Nusantara.  Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya.

Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti oral seks atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).

Dalam pengertian yang lebih luas, seseorang yang menjual jasanya untuk hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri, misalnya seorang musisi yang bertalenta tinggi namun lebih banyak memainkan lagu-lagu komersil. Di Indonesia pelacur sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban.

Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku seks bebas tanpa pengaman bernama kondom.

Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat.

Di Purworejo Propinsi Jawa Tengah, Pelacur banyak dijumpai di kawasan Gunung Tugel- Kutoarjo. Para Pelacur di kawasan ini mematok tarif murah antara Rp 30.000,- s.d. Rp 100.000,-. Para Pelacur biasa beroperasi pada malam hingga dini hari. Namun tak jarang mereka melayani nafsu lelaki hidung belang pada siang dan sore hari. Para Pelacur di Gunung Tugel Kutoarjo beroperasi di rumah- rumah di kawasan tersebut.

Kawasan Gunung Tugel- Kutoarjo menjadi tempat Pelacuran sudah bertahun- tahun lamanya. Para Pelacur dengan leluasa menjajakan tubuh mereka tanpa rasa takut sama sekali. Para Pelacur bebas beroperasi di kawasan Gunung Tugel- Kutoarjo karena tidak adanya tindakan tegas dari pihak Polres Purworejo. Sehingga Pelacuran di kawasan tersebut selalu ramai pengunjung dan aman- aman saja.

Rata- rata umur para Pelacur di kawasan Gunung Tugel- Kutoarjo berkisar antara 20 – 40 tahun. Mereka ada yang asli Purworejo, juga tidak sedikit yang datang dari kota- kota di sekitar Purworejo, seperti Kebumen, Purwokerto, Magelang dan Cilacap.

Suburnya Pelacuran di kawasan Gunung Tugel- Kutoarjo Kabupaten Purworejo, karena menurut beberapa sumber yang tidak mau disebut identitasnya, disebabkan karena Polres Purworejo tidak pernah menindak dengan tegas kemaksiatan di kawasan tersebut. Pembiaran kegiatan Pelacuran yang jelas- jelas melanggar Syari’ah Islam dan KUHP tersebut tanggung- jawab siapa? Bukankah Polisi yang berwenang memberantas Pelacuran? Kenapa Polres Purworejo diam seribu bahasa? ( Aziz )

BERANDA | RSS 2.0 | KATEGORI: Kriminal | Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.